Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Gara-gara Dukcapil, Saya Pesimis jika Politisi Bicara Soal Teknologi Canggih apalagi Silicon Valley!

Muhammad Ikhsan Firdaus oleh Muhammad Ikhsan Firdaus
12 April 2021
A A
Gara-gara Dukcapil, Saya Pesimis jika Politisi Bicara Soal Teknologi Canggih apalagi Silicon Valley! terminal mojok.co

Gara-gara Dukcapil, Saya Pesimis jika Politisi Bicara Soal Teknologi Canggih apalagi Silicon Valley! terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Semenjak harus berurusan dengan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), saya jadi sangat begah ketika mendengar bapak-bapak politisi berbicara tentang teknologi, apalagi dengan menggunakan jargon sok keren, seperti blockchain, big data, AI, industri 4.0, dan sebagainya.

Begini ceritanya, awal 2021, saya memutuskan untuk ingin memulai berinvestasi reksadana melalui sebuah platform daring. Saya melakukan berbagai tahap pendaftaran secara daring. Nah, sebelum berinvestasi, ternyata saya harus memiliki Single Investor Detector (SID). Permasalahannya adalah, saya tidak dapat membuat SID, lantaran Nomor Induk Kependudukan (NIK) milik saya tidak dapat ditemukan pada database Dukcapil.

Saya merasa aneh, sebelumnya saya bisa mengikuti pemilu, membuat kartu BPJS, dapat registrasi nomor telepon, tapi kok tiba-tiba NIK saya bisa tidak terdaftar pada database Dukcapil?

Tidak punya pilihan, saya harus mengurus masalah NIK ke Dukcapil terlebih dahulu. Setelah mencari informasi melalui Google, saya temukan call center Dukcapil. Layanan call center-nya sudah lumayan bagus lah, bisa dihubungi via pesan elektronik, juga pesan WhatsApp. Jujur, saya awalnya sedikit bahagia akan hal ini. Akhirnya, saya memutuskan untuk menghubungi Dukcapil melalui pesan WhatsApp.

Ternyata saya harus menelan kecewa. Hingga dua minggu, pesan WhatsApp saya ke Dukcapil tidak ditanggapi. Saya juga mencari cara dengan coba melapor kepada Dukcapil daerah sesuai domisili KTP, juga melalui daring—Google Forms. Hasilnya, sama saja tidak ada tanggapan. Hingga akhirnya, saya sudah tidak peduli lagi dengan NIK saya yang penuh masalah, dan saya telah mengurungkan niat untuk berinvestasi reksadana sementara waktu.

Waktu berlalu, HRD di tempat saya bekerja sekarang, menyarankan walau pendapatan saya belum menjadi wajib pajak, tapi agar saya tetap membuat NPWP. Saya mencoba untuk membuat NPWP secara daring, dan ternyata masalah yang saya dapatkan sebelumnya, kembali saya alami. NIK saya masih tetap bermasalah.

Saya memutuskan untuk membeli pulsa dan menghubungi call center Dukcapil. Customer service-nya lumayan sigap untuk menerima laporan. Telepon pertama saya berhasil membuahkan nomor tiket aduan. Saya disuruh menunggu beberapa hari kerja, nantinya Dukcapil akan menyampaikan pesan SMS jika masalah NIK saya telah teratasi.

Seminggu lebih tidak ada kabar, akhirnya saya mencoba kembali menelpon Dukcapil. Saya kembali mendapatkan respons serupa. Saya kembali disuruh menunggu dengan estimasi waktu yang tidak jelas.

Baca Juga:

Pengalaman Saya Bikin Akta Kematian Tanpa Calo: (Dibikin) Ribet, Capek, dan Menyebalkan!

Layanan Adminduk Ribet dan Cuma Bikin Kecewa: Jember Harusnya Belajar dari Surabaya

Ternyata masalah NIK bermasalah ini, bukan hanya dihadapi oleh saya sendiri. Ibu saya juga memiliki masalah serupa. Saat ibu saya sedang ingin membuat sebuah akun dompet digital premium, ibu saya harus mengalami kegagalan karena NIK-nya yang juga bermasalah. Di Twitter, saya juga mendapati banyak orang yang gagal membuat kartu BPJS, gagal membuat NPWP, gagal registrasi nomor telepon lantaran NIK yang bermasalah.

Saya paham, mengurus data kependudukan ratusan juta orang memang tidaklah mudah. Saya bisa memaklumi bila memang ada kesalahan seperti NIK yang tidak terdaftar, atau tidak terverifikasi. Namun, jika sudah ada yang telah melapor melalui daring, prosesnya juga jangan kelamaan. Banyak hal, yang harus saya tunda, lantaran NIK saya yang tidak terdaftar, atau terverifikasi. Atau jangan-jangan saya harus melakukan suatu budaya lokal, yaitu mengunjungi kantor Dukcapil sambil membawa berkas fotokopi KTP, dan KK?

Pengalaman inilah yang membuat saya makin begah jika mendengar para politisi berbicara ketinggian tentang berbagai macam teknologi. Lha, kalau mengurus NIK yang tidak terdaftar, atau tidak terverifikasi saja masih lama dan tidak jelas begini.

Belum lagi, akhir-akhir ini berita tentang Bukit Algoritma di Sukabumi sedang santer dibicarakan. Proyek sebesar Rp18 triliun tersebut katanya akan seperti Silicon Valley, California. Haduh, makin begah saya mendengarnya. Dengan uang segitu mungkin Dukcapil bisa bekerja lebih baik, membangun infrastruktur pengamanan data elektronik, juga bisa membuat internet di Indonesia lebih merata, dan kencang.

Ah, sebetulnya saya capek. Namun, nggak ada pilihan, saya mau telepon Dukcapil lagi.

BACA JUGA Bukit Algoritma: Ide Besar yang Amat Kopong dan tulisan Muhammad Ikhsan Firdaus lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 April 2021 oleh

Tags: bukit algoritmaDukcapilpolitisisilicon valley
Muhammad Ikhsan Firdaus

Muhammad Ikhsan Firdaus

Pemuda yang memiliki cita-cita dapat mengunjungi berbagai negara di Asia.

ArtikelTerkait

daeng

Bolehkah Daeng Bermimpi Menjadi Presiden?

26 Agustus 2019
Tiang listrik

5 Alasan Tiang Listrik Media Kampanye yang Lebih Efektik ketimbang Baliho

29 Oktober 2021
sahabat nabi

Absurdnya Menyamakan Tokoh Politik dengan Sahabat Nabi

20 Mei 2020
Piala Dunia U-20 Batal: Ketika Politisi Sok Jadi Pahlawan, Rakyatlah yang Jadi Korbannya, ganjar, koster

Piala Dunia U-20 Batal: Ketika Politisi Sok Jadi Pahlawan, (Impian) Rakyatlah yang Jadi Korbannya

31 Maret 2023
Memilih Politisi Ganteng: Masih Relevankah bagi Pemilih Muda?

Memilih Politisi Ganteng: Masih Relevankah bagi Pemilih Muda?

2 Desember 2022
jadi presiden selama sehari lambang negara jokowi nasionalisme karya anak bangsa jabatan presiden tiga periode sepak bola indonesia piala menpora 2021 iwan bule indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

Problematika Istilah Karya Anak Bangsa dan Mental Maksa Bangga

30 April 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Iseng Ikut Kelas Menulis Terminal Mojok, TernyataLebih Berbobot daripada Mata Kuliah di Kampus Mojok.co

Iseng Ikut Kelas Menulis Terminal Mojok, TernyataLebih Berbobot daripada Mata Kuliah di Kampus

10 Desember 2025
4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga Mojok

4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga

11 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.