Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tempat Duduk Saat Tahlilan Bisa Digunakan untuk Memetakan Status Sosial Seseorang

Mohammad Maulana Iqbal oleh Mohammad Maulana Iqbal
28 Februari 2021
A A
Tempat Duduk Saat Tahlilan Bisa Digunakan untuk Memetakan Status Sosial Seseorang terminal mojok.co

Kenapa Tidak Ada Orang dengan Gelar Habib di Muhammadiyah? (Rade Nugroho via Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Semenjak saya mengikuti tahlilan kurang lebih empat tahunan ini di desa, tepatnya semenjak lulus SMA alias lulus dari pondok pesantren, terdapat fakta menarik mengenai status sosial seseorang ketika mengikuti tahlilan.

Untuk kalian yang belum tau tahlilan, saya akan sedikit memberi intro sekilas. Jadi, tahlilan itu secara garis besar merupakan sebuah ritual peribadatan untuk mendoakan kematian seseorang. Biasanya sih, cenderung dilakukan oleh warga NU.

Oke, kita lanjut mengenai fakta menarik yang saya temui ketika mengikuti tahlilan. Entah mengapa, tempat duduk peserta tahlilan itu seolah-olah telah ter-setting sedemikian rupa berdasarkan status sosial yang dimiliki seseorang.

Nah, hebatnya lagi, setting-an ini didasarkan pada kesadaran masing-masing individu. Jadi, nggak berdasarkan paksaan bahwa “kamu harus duduk di sini, kamu harus duduk di sana”, layaknya anak TK yang diatur-atur tempat duduknya.

Setidaknya saya menemui empat kategorisasi tempat duduk tahlilan di desa saya berdasarkan status sosial yang dimiliki seseorang. Keempat kategorisasi tersebut mengacu pada tahlilan yang diadakan di rumah penyelenggaranya.

#1 Ruang tamu

Tempat duduk tahlilan area di dalam rumah ini, biasanya dipenuhi oleh orang-orang yang dianggap “penting” di desa maupun di kegiatan tahlilan itu sendiri. Mulai dari mereka yang berstatus modin, ulama atau kyai desa, ustaz, sesepuh yang dihormati masyarakat bahkan perangkat desa sekalipun.

#2 Teras rumah

Untuk area teras rumah ini menjadi tempat duduk yang bercorak multikultural, atau menjadi perpaduan antara mereka yang seharusnya berada di ruang tamu dan mereka yang berada di halaman rumah.

Jadi, biasanya area teras rumah ini merupakan tempat perkumpulan orang-orang “penting” yang nggak kebagian tempat di ruang tamu dan masyarakat awam yang terlalu rajin untuk datang lebih dulu sehingga status sosial mereka yang berada di teras rumah ini ketika mengikuti tahlilan dapat dikatakan sedikit abstrak, gitu.

Baca Juga:

3 Barang yang Nggak Pernah Terbayangkan Bakal Didapat dari Tahlilan di Madura, Mewah dan Pasti Bermanfaat

Tahlilan Bukan Hanya untuk Tamu. Pihak Keluarga Harusnya Berpartisipasi, Bukan Malah Sibuk Sendiri!

#3 Halaman rumah

Sedangkan untuk area halaman rumah, cenderung dipenuhi oleh mereka yang berstatus masyarakat awam atau masyarakat umum yang nggak menjadi sosok “penting” di desa. Jadi, sebatas warga biasa saja dalam suatu desa tersebut.

Tentunya juga mereka yang berada di halaman rumah ketika mengikuti tahlilan biasanya datangnya nggak begitu rajin, tapi juga nggak begitu molor. Intinya yang standar-standar saja-lah, sesuai SNI yang berlaku.

#4 Halaman rumah bagian pojok

Nah ini nih, area gembong-gembong legend-nya desa, bahkan warok-warok desa. Area yang menjadi tempat duduk berkumpulnya komplotan muda-mudi desa dan mereka yang sedikit beler kalau datang ke acara tahlilan.

Bagian pojoknya sendiri nggak karuan letak pastinya. Terkadang bisa di bagian pojok samping kiri, kanan maupun bagian pojok belakang. Namun, yang pasti biasanya posisi tempat duduknya itu lebih pewe, alias posisi wenak jika dibandingkan dengan tempat duduk tahlilan masyarakat biasa pada umumnya.

Melalui ini setidaknya saya sadar bahwa status sosial seseorang menentukan posisi duduknya ketika mengikuti tahlilan. Bukan berarti ini aturan paksaan yang menjenuhkan. Melainkan ini justru sebuah pembelajaran untuk tau diri dan menghormati mereka yang seharusnya memang dihormati.

Pasalnya, posisi duduk ketika kegiatan tahlilan itu berdasarkan kesadaran masing-masing peserta dalam menempatkan diri dan menyesuaikan sosio kultural yang berlaku. Jadi, dapat dikatakan bahwa budaya posisi duduk tahlilan menggunakan prinsip “menempatkan sesuatu pada tempatnya.”

Kalau nggak sesuai tempatnya, seseorang akan merasa terasing dengan posisi duduknya. Ibarat mereka yang berstatus “beler” dan datangnya telat, kemudian tiba-tiba duduk di ruang tamu, pastinya seluruh peserta tahlilan akan melihat kelakuan orang tersebut. Bahkan bisa dianggap aneh, maupun nggak beradab.

BACA JUGA 5 Lauk yang Secara Misterius Selalu Ada di Berkat Tahlilan dan tulisan Mohammad Maulana Iqbal lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Februari 2021 oleh

Tags: ahli ibadahbudaya masyarakatstatus sosialtahlilan
Mohammad Maulana Iqbal

Mohammad Maulana Iqbal

Terkadang sedikit halu.

ArtikelTerkait

ahli ibadah ustaz kiai MOJOK.CO

Ahli Ibadah yang Sombong, Merasa Lebih Dekat dengan Allah

10 Juli 2020
Ketika Orang Aceh Tahlilan di Jakarta

Tahlilan, Tradisi Pererat Silaturahmi Sekaligus Penggerak Ekonomi

29 Juni 2023
Macam-macam Pribadi Manusia Saat Tradisi Gugur Gunung atau Kerja Bakti di Desa terminal mojok.co

Macam-macam Pribadi Manusia Saat Tradisi Gugur Gunung atau Kerja Bakti di Desa

6 Desember 2020
gotong royong

Gotong Royong yang Masih Lestari di Desa

24 Juli 2019
3 Barang yang Nggak Pernah Terbayangkan Bakal Didapat dari Tahlilan di Madura, Mewah dan Pasti Bermanfaat

3 Barang yang Nggak Pernah Terbayangkan Bakal Didapat dari Tahlilan di Madura, Mewah dan Pasti Bermanfaat

28 Juli 2025
Nasi Berkat Bungkus Daun Jati Terbaik, tapi Mulai Langka Tergerus Zaman

Nasi Berkat Bungkus Daun Jati Terbaik, tapi Mulai Langka Tergerus Zaman

5 Maret 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.