Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jangan Hanya Demo Suarakan Hak Petani, Indonesia Juga Krisis Petani Muda!

Wiwi Witana oleh Wiwi Witana
16 Februari 2021
A A
Jangan Hanya Demo Suarakan Hak Petani, Indonesia Juga Krisis Petani Muda! terminal mojok.co

Jangan Hanya Demo Suarakan Hak Petani, Indonesia Juga Krisis Petani Muda! terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya anak petani tulen alias orang tua saya kedua-duanya adalah petani. Mereka memadu kasih di sawah sejak masih muda sampai kini semakin uzur. Setelah lulus dari perguruan tinggi, kesibukan saya sehari-hari adalah membantu kedua orang tua di sawah. Seumur hidup menjadi anak petani, saya baru benar-benar tahu cara mencangkul setelah lulus. Malu-maluin banget, kan?

Di kampung saya—yang notabene masyarakatnya memiliki sawah—sudah tidak ditemukan lagi pemuda yang ikut serta mengolah sawah bersama orang tuanya. Satu-satunya adalah saya. Bukan berlebihan, ini benar-benar nyata adanya. Kalau tidak percaya, silakan berkunjung saja ke sini: Kampung Cerelek, Desa Gunung Sembung, Kec. Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Anak muda di sini kebanyakan bekerja di pabrik-pabrik. Mungkin itu alasan mereka tidak bisa ikut mengurusi sawah atau sekadar mengantarkan orang tua ke sawah di pagi hari. Namun sayangnya, sering saya temukan mereka hanya asyik nongkrong dan main gim di waktu senggang. Ya, itu memang hak mereka dalam memilih jalan ninjanya.

Sementara itu, generasi petani di kampung saya saat ini kalau dari perkiraan saya, usianya rata-rata sekitar lebih dari 50 tahunan. Lantas, siapa kelak yang akan mengolah sawah-sawah tersebut? Atau kelak sawahnya justru akan dijual untuk dibangun pabrik? Terus, siapa yang akan menjaga ketahanan pangan? Mau impor? Aduh jangan, Lur! Negeri agraris, kok, malah impor banyak bahan pangan?

Saya yakin krisis petani muda seperti ini bukan hanya terjadi di kampung saya. Pernyataan saya ini nggak asal, saya punya alasannya.

Pagi itu, untuk yang kesekian kalinya saya ikut ke sawah. Setelah makan dengan sayur oyong yang rasanya amazing banget buatan ibu, ditemani udara sejuk, saya membuka aplikasi Instagram. Ada satu notifikasi DM dari kakak saya yang isinya adalah postingan Ridwan Kamil, Gubernur Provinsi Jawa Barat.

Di postingan tersebut blio menyampaikan—dengan ciri khasnya yang selalu menyelipkan humor di setiap kepsennya—bahwa di awal Februari 2021 Pemprov Jabar akan merekrut 5.000 anak muda yang mau menjadi petani. Gimana? Betul, kan, Indonesia itu butuh para petani muda?

Lantas, Kang Emil menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari revolusi pertanian 4.0 Jawa Barat. Para petani nantinya akan diberi modal oleh Bank BJB dan hasil panennya langsung dibeli oleh PT Agro Jabar. Dengan gagasan ini, saya yakin akan tercipta ekosistem industri pertanian yang baik. Apalagi kalau ini dibarengi manajemen hasil panen yang baik pula, hasilnya akan sangat mengagumkan, bukan?

Baca Juga:

Jika Saya Jadi Menteri Pertanian, Berikut Strategi Peningkatan Regenerasi Petani

Susahnya Jadi Petani di Indonesia: Refleksi dari Seorang Sarjana Pertanian yang Kini Jadi Petani Muda

Tidak ada lagi nanti yang namanya males panen seperti yang dilakukan para petani cabai di Waled, Cirebon pada 2017 lalu karena harga cabai yang tiarap serendah-rendahnya. Tidak ada lagi lulusan IPB garis lurus—sebutan saya untuk mereka yang mengambil jurusan Pertanian—yang tersesat menjadi pegawai bank. Punten, saya tidak bermaksud untuk menjelekkan suatu profesi. Namun, Pakde Jokowi pernah menyindir lulusan IPB dalam pidatonya di Dies Natalis IPB ke-54.

Menurut saya, wajib hukumnya bagi provinsi lain untuk mencontoh program ini. Namun, tentu nggak asal njiplak, ya.

Di video singkat itu, Kang Emil juga menjelaskan bahwa para petani muda ini tidak hanya akan diberi modal dan dijamin hasil panennya, tetapi juga dibimbing untuk menjadi petani modern dengan Sistem Pertanian Infus. Ya, kurang lebih semacam teknik penyiraman tanaman gitu, lah. Untuk pengoptimalan penggunaan tanah, pemerintah juga akan meminjamkan lahan berupa green house (GH) yang terletak di Wanaraja, Kabupaten Garut.

“Kenapa green house? Karena tidak terpengaruh iklim sehingga bercocok-tanam bisa 12 bulan. Konvensional biasanya 9 bulan, 3 bulannya tanah kering karena cuaca ekstrem,” jelasnya.

Hal ini yang kemudian semakin mendorong saya sebagai bagian dari anak muda untuk mantap jadi seorang petani. Jika di dunia One Piece-nya Eichiro Oda membutuhkan para supernova seperti Luffy, Zoro, Kid, Law, dan Killer untuk menciptakan kedamaian pada era bajak laut yang baru. Indonesia justru membutuhkan para milenial untuk menciptakan ketahanan pangan di era 4.0 ini.

Jadi, buat anak muda, khususnya wilayah Jawa Barat dan pernah ikut demo demi memperjuangkan hak para petani, hayu gaskeun! Jadilah masa depan Indonesia. Eaaak ~

BACA JUGA Tips Jadi Petani Pemula bagi Sarjana Pengangguran yang Peduli Agraria

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: petani muda
Wiwi Witana

Wiwi Witana

Petani yang mencangkul dan menulis.

ArtikelTerkait

Jika Saya Jadi Menteri Pertanian, Berikut Strategi Peningkatan Regenerasi Petani

Jika Saya Jadi Menteri Pertanian, Berikut Strategi Peningkatan Regenerasi Petani

29 September 2024
7 Istilah Pertanian yang Hanya Diketahui oleh Petani Madura Mojok.co

Susahnya Jadi Petani di Indonesia: Refleksi dari Seorang Sarjana Pertanian yang Kini Jadi Petani Muda

28 September 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.