Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Orang Pacaran yang Memacu Motornya Begitu Pelan Itu Dimaklumi Aja, sih!

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
15 Januari 2021
A A
Alasan Kenapa Orang Pacaran Memacu Motornya Begitu Pelan terminal mojok.co

Alasan Kenapa Orang Pacaran Memacu Motornya Begitu Pelan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum pandemi, ketika hendak berangkat kuliah, saya eneg pengin muntah ketika berpapasan dengan muda-mudi yang sedang pacaran di atas motornya. Lajunya pelan, kadang nengah-nengah, dan lupa melihat suasana. Jalanan yang saya lalui itu Jalan Pleret yang setara trek-trekan karena tronjal-tronjol. Sudah berangkat kuliah hampir telat, jalannya sempit, ramai, jalanan berlubang, ada orang pacaran pula, kombinasi yang bajingan tenan.

Pernah suatu ketika saya klakson agar sedikit minggir, jangan nengah-nengah. Bagai pahlawan yang ingin terlihat hebat di depan pacarnya, si laki-laki berteriak kepada saya, “Maburo!” yang artinya ‘terbang saja!’ Saya justru nggak tersinggung, tetapi kemekelen setengah mati. Ha edan po terbang, nyangkut hotel-hotel di Jogja, baliho sampah visual, dan kabel-kabel yang njelimet malah repot.

Walau kurang suka dengan konsep karma, namun akhirnya saya kena batunya. Beberapa waktu ini, ketika membonceng pacar, seakan rasa bersalah saya karena misuhi orang pacaran beberapa waktu lalu menumpuk dengan hebatnya. Biasanya memacu motor rata-rata 60km/jam, ndilalah ketika bersama pacar kok ya bisa-bisanya lho jadi 30 km/jam.

Setidaknya saya menemukan beberapa alasan mengapa orang pacaran yang berboncengan laju motornya pelan dan itu rasional untuk dijelaskan. Pertama, membawa nyawa anak orang. Ini yang terlintas di pikiran saya yang sangat jarang saya gunakan. Mau pacar, teman, atau sanak saudara, ketika ngeboncengin, jelas nyawa tanggungannya. Apalagi pacar, ketika dipasrahi orangtuanya dan itu adalah pegangan kepercayaan.

Menjemput dengan hormat, itu berarti kudu mengantar dengan tak kalah hormat pula. Memacu motor dengan pelan, nggak kesusu, adalah pilihan mutlak. Tapi, ya itu tadi, kalau pelan-pelan harus sesuai protokolnya. Emangnya cuma negara aja yang bisa umuk dengan “protokol kesehatan”, pelan-pelan pun ada “protokol keselamatan”, yakni memacu motor di pinggir jalan, jangan ke tengah-tengah.

Kedua, menikmati suasana. Jogja yang biasa saja, kalau dilewati bersama orang yang spesial kok ya bisa-bisanya jadi menyenangkan. Ternyata yang istimewa bukan Jogja, melainkan dengan siapa kita menghabiskan waktu di tempat ini. Dan membelah Jogja dengan motor, itu sungguh menyenangkan. Apalagi ketika melewati tempat-tempat khusuk di Jogja semisal Sarkem.

Kami bisa pula melihat melihat perbedaan total antara pusat Jogja dengan bagian suburban. Di pusat kota adalah hiruk pikuk wisatawan, di suburban adalah kawasan yang mencekam. Lha gimana, Dab, pas melewati daerah sepi dengan kecepatan pelan, apa nggak takut kena klitih? Apa nggak takut tiba-tiba ada yang mengacungkan celurit? Blas lagunya Adhitia Sofyan nggak related.

Ketiga, ngobrol. Coba bayangkan semisal Dilan memacu motornya dengan ngebut. Yang ada bukannya hal romantis, tetapi nggatheli. “Dilan, cita-cita kamu apa?” tanya Milea. Dilan yang pating semribit karena ngebut pasti nimpali begini, “HA?” Hal ini mempertegas kata-kata Brouwer bahwa bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum. Alasannya tersenyum karena melihat Dilan budek pas Milea ngajak omong. Orang pacaran model apa yang begini?

Baca Juga:

3 Ide Pacaran Unik yang Hanya Ada di Bantul, Dijamin Nggak akan Terlupa

Jangan Jatuh Cinta dengan Orang Kabupaten Semarang, Kamu Nggak Akan Kuat!

Keempat, mendiskusikan masa depan. Jebul naik motor pelan-pelan itu produktif juga. Saya dan pacar bisa sampai dalam tahap membicarakan masa depan. Bukan masalah memberi nama anak atau nikah tahun berapa, melainkan bisa nggak beli rumah di bumi Jogja yang lahir ketika penuh ketimpangan. Ketika ada pangeran umuk rumahnya yang bak istana, kami sebagai rakyat jelata ya hanya bisa begini, prengas-prenges sembari menyapa tabir masa depan yang abu-abu.

Kelima, nggak ada tujuan penting. Kebanyakan orang pacaran itu pengin menghabiskan waktu bersama. Nggak ada momen kejar-kejaran dengan waktu seperti telat berangkat kuliah atau kerja. Alasan inilah yang banyak dipilih muda-mudi pacaran untuk memilih jalan terjal bernama berlama-lama di atas kendaraan bermotor.

Apalagi malam minggu, waktu yang biasanya dihabiskan untuk duduk bersama, ngobrol nggak tahu arahnya ke mana. Pun selama di motor pada perjalanan pulang, banyak kata-kata di kepala dan tiba-tiba saja motor jadi berjalan amat pelan. Memang bukan pilihan, tetapi itulah kenyataan.

Kelima, menghabiskan waktu selama mungkin di atas motor. Menghentikan waktu mungkin memang nggak bisa, namun mengulur waktu bukan hal yang nggak mungkin dilakukan. Karena kebanyakan orang pacaran katanya sih bisa membuat bahagia. Dan berlama-lama di atas motor, menghimpun beberapa alasan di atas, dan ngguya-ngguyu nggak tahu juntrungannya ke mana adalah pilihan yang nggak bisa diganggu gugat.

BACA JUGA 4 Tipe Pemuda Kasmaran yang Boncengan sambil Yang-yangan dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Januari 2021 oleh

Tags: otomojokPacaran
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

ldr

Nggak Maksud Ngomporin yang LDR, Tapi Yakin Nih Pacarmu Itu Nggak Bohongin Kamu?

12 Maret 2020
sahabat perempuan

Sahabat Perempuan Pacar Sudah Biasa Dicemburui

8 Maret 2020
surat cinta

Apa Itu Nembak Lewat Chat, Lewat Surat Cinta Dong Lebih Romantis

21 September 2019
orang jelek cinta pacaran tahu diri Memahami Tweet Jefri Nichol: Ngapain Marah-Marah, kalau Kenyataanya Kita Memang Jelek?

Orang Jelek Emang Berhak Jatuh Cinta, tapi Harus Tahu Diri Dong

9 Juni 2020
budi dan wati

Betapa Berat Hubungan Friendzone ala Budi dan Wati, Terus Ditambah Sistem Zonasi Sisan

20 Juni 2019
Film ‘Tenet’ Cocok untuk Ngajak Pacar yang Hobinya Mesum di Bioskop terminal mojok.co

Film ‘Tenet’ Cocok untuk Ngajak Pacar yang Hobinya Mesum di Bioskop

18 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.