Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

7 Tipe Orang yang Selalu Ada Saat Kerja Bakti

Reynalda Kurnia oleh Reynalda Kurnia
7 Juli 2020
A A
kerja bakti MOJOK.CO

kerja bakti MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Konon, kerja bakti adalah sifat otentik bangsa Indonesia. Coba aja cari di negara lain ada nggak yang kerja bakti ngresiki suket kiwo tengen komplek, ngecor jalanan kampung atau sekedar ronda sakampung, raonoh! Karena itu, kerja bakti adalah kelebihan bangsa kita.

Bisa ditandai bila ada proyek di kampung, untuk menekan biaya produksi sekaligus percepatan pekerjaan, solusinya hanya kerja bakti. Biasanya, Pak RT, sejak Sabtu sore sudah memberi halo-halo ke warganya lewat toa masjid setempat bahwa di hari Minggu pagi diadakan kerja bakti.

Lewat pengalaman ikut kerja bakti beberapa chapter, saya berhasil mencatat tipe-tipe orang yang ikut hadir. Inilah 7 di antaranya.

Yang meresa “terpanggil”

Biasanya status ini disandang oleh pria berumur 30 ke atas. Jam terbang, serta terbiasa memegang pacul atau sekadar mengaduk semen membuat kehadiran mereka yang merasa “terpanggil” ini menjadi sangat dinantikan.

Kiprah kuproy wannabe ini sudah terbentang dalam waktu yang lama. Mereka punya pengaruh dan arahannya didengarkan di kancang kerja bakti.

Sesuai passion, tipe ini paling profesional dalam bekerja, juga paling thas-thes dalam menyelesaikan pekerjaan. Tak jarang bikin melongo ketika mereka melakukan atraksi kekuatan yang super sekali. Datang paling awal, pulang paling akhir.

Biasanya para bapak kuli proyek ini memakai outfit paling santai seperti kaos partai dan celana kolor serta topi bermerk Juice Ematic yang selalu melindungi kepalanya dari benturan dan paparan sinar UV matahari. Juga menjadi ciri khasnya adalah rokok klobot atau kemenyan selalu menempel pada mulutnya. Juga aroma kelek yang mbadheg ikut serta kemana saja bapak ini pergi. Mambumu, semangatku.

Tipe banyak makan

Tipe ini hanya punya satu prinsip dalam hidupnya: “Madhang…ra madhang, semaput!” Ketika datang kerja bakti, hanya satu yang menjadi fokusnya. Bukan keprihatinan akan karung semen yang habis atau berapa jumlah personilnya, tapi apa menu makan siangnya juga camilanya. Matanya sudah mulai menjelajah mencari sumber makanan sejak datang.

Baca Juga:

Tips Berwisata ke Kampung Durian Runtuh dalam Serial Upin Ipin

Culture Shock Saya Sebagai Orang Kota Jakarta yang Pindah ke Kampung: Apa-apa Murah, tapi Jadi Orang Nggak Enakan

Kerja paling 5 menit, sisanya ya makan. Itu saja hanya di awal ketika Pak RT dan Pak RW masih ada di lokasi. Setelah terlihat kerja paling berat dan paling capek, mereka lalu menuju ke sumber makanan tersedia.

Setelah makan siang, biasanya pekerjaan masih dilanjut, tapi tipe ini menghilang secara misterius entah masuk ke panci sop atau kecampur adukan semen. Masih menjadi misteri kemana mereka ini setelah jam makan siang?

Cosplay mandor romusha

Hidup memang berat, tapi mbokya jangan ngatur-ngatur. Tipe ini selalu ada di seluruh universe kerja bakti. Tipe ini beda ya dengan Pak RT dan RW. Mereka ini tergolong ke arah “wegah nyambut gawe” karena di saat semuanya bahu membahu mereka bisanya cuman nyacati dan juga nyuruh-nyuruh.

Sedikit-sedikit bilang “Ehh, kae kurang gini,” atau “itu, yang itu selesein.” Ndasmu, ya, Pak. Tapi mereka masih aja nuding-nuding ke arah pekerjaan yang belum selesai.

Ciri utamanya adalah tanganya sedakep di depan dada. Rokok yang menyala berada di tanganya yang siap nuding-nuding ke arah pekerjaan yang belum selesai. Pakaianya tidak “kerja bakti-able” seperti pakai jelana jeans, baju seragam ronda, biasanya tulisanya gini: “ISTRI GELISAH, AKU RONDA MALEM JEMUWAH”. Mereka ini hanya ngobrol sana, ngobrol sini, pindah sana, pindah sini. Suruh sana, suruh sini, bikin semua riweuh.

Pemuda ambisius

Mas-mas yang satu ini memang berbeda dengan yang lain. Biasanya mereka ini adalah anggota organisasi kepemudaan atau karang taruna. Berambut cepak berotot kotak. Kiprahnya selalu membuat para tetua tersenyum dan bangga ketika kerja bakti berlangsung.

Mereka selalu menyelesaikan tugasnya, rajin dan juga terampil dalam menggunakan alat-alat. Berkantung mata, karena semalem mabar saat meronda di kampung. Rokok Sampoerna tersulut ketika sedang beristirahat sejenak setelah bekerja paling banyak.

Outfit mas-mas satu ini tetep mbois walau sedang kerja bakti. Biasanya pakai celana pendek, berbaju hitam lengan panjang, sandal gunung, serta topi merk Eiger, tak lupa juga buff yang melindungi muka tampan dan beraninya dari paparan debu. Percaya atau tidak, kiprahnya selalu dinantikan.

Radioman

Ini hanya sekumpulan orang gabut di hari Minggu karena tak ada agenda dan tak ada teman mancing. Mereka datang kerja bakti karena gabut. Bajunya pun kurang lebih sama dengan tipe mandor. Hanya mereka ini “kakean gluduk ora udan”. Ngalor ngidul ngobrol dan membawa minuman serta rokok Surya.

Setiap ada yang istirahat pasti diajak guyon atau sekadar ngobrol. Hanya satu tujuanya: ngobrol. Sesuai namanya, tipe ini menjadi periuh suasana ketika semua istirahat kecapekan. Asek.

Seleb ibu kota

Biasanya mereka hanya setor muka saat kerja bakti. Bajunya nggak terlihat dekil sama sekali, mereka biasanya hanya ngobrol sama radioman atau ndepis di pojokan.

Kebanyakan berkulit bersih dan berambut klimis. Kebanyakan neduh, karena takut hitam juga takut terkena kotoran, karena umunya mereka ini jijikan melihat barang yang tak rupawan serta mambu. Mereka ini hanya seperti bawang goreng di tengah bakso malang. Setelah absen dirasa cukup atau Pak RT dan RW udah balik kanan, mereka ikut cabut. Pencitraan, seperti namanya. Tak lupa foto-foto dulu buat WA dan IG stories.

Manajer proyek

Tipe yang satu ini seperti payung yang teduh. Mukanya teduh, orangnya bijak. Mereka ini adalah kasta tertinggi dalam proyek kerja bakti ini. Biasanya berisikan jajaran petinggi dan priyayi kampung. Mulai dari Kadus, Pak RT, Pak RW, Takmir masjid, serta seluruh jajaran gentho tuo. Menjadi sosok di balik layar kesuksesan kerja bakti. Kemampuan menggerakan massa sudah tak usah ditanyakan lagi.

Pimpinan kerja bakti juga pemimpin dalam doa sebelum memulai proyek. Kantung mata akibat rapat terlalu larut dilanjut ronda menghiasi muka teduhnya. Bajunya pun besus walau dalam gotong royong. Sruntal-sruntul anytime and anywhere acara berlangsung dan selalu ontime.

Biasanya belio-belio ini menggerombol jadi satu ngobrol dan sesekali membantu pekerjaan. Karena tergolong priyayi, mereka jarang ikut andil kerja otot. Mereka hanya menginspeksi bergulirnya kerja bakti, karena mungkin sudah stres mikir anggaran dana juga rapat koordinasi masak sih kalian tega masih nyuruh mereka ini bekerja, jahat.

Ini tipe yang sering saya temui dari pengalaman saya di kerja bakti duniawi. Khususnya di daerah sekitaran tempat tinggal saya di mBantul.

Apakah sudah mencakup semuanya? Barangkali akan beda ketika di sekitar mBantul seperti Gunungkidul, Jogja, Sleman, dan Kulonprogo. Tipe apa saja yang bikin gemes sekaligus kemekelen yang masih kurang, tulis komentar kalian!

BACA JUGA Alur Obrolan Cowok kalo Lagi Nongkrong dan tulisan-tulisan lainny di Terminal Mojok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

 

 

 

 

Terakhir diperbarui pada 7 Juli 2020 oleh

Tags: gotong royongkampungkerja bakti
Reynalda Kurnia

Reynalda Kurnia

Lulusan 20. Suka melek juga suka merem. Membahas tidak tuntas, ngrasani ngati-ati.

ArtikelTerkait

Beratnya Tugas Tukang Undang di Kampung Saya

Beratnya Tugas Tukang Undang di Kampung Saya

20 November 2022
Derita Anak Kampung yang Kuliah, Dikira Master of Everything terminal mojok.co

Sebagai Anak Kampung yang Kuliah, Saya Dianggap Master of Everything

15 Oktober 2020
Kalau Orang Sunda Susah Bilang F, Orang di Kampung Saya Susah Bilang W. Sebuah Contoh Dialek Epik! terminal mojok.co

Tipe-tipe Orang Ketika Mengikuti Ronda Malam

5 Desember 2020
Surabaya Barat Katanya Basecamp para Crazy Rich, tapi Sering Kebanjiran dan Lebih Banyak Perkampungannya

Surabaya Barat Katanya Basecamp para Crazy Rich, tapi Sering Kebanjiran dan Lebih Banyak Perkampungannya

20 November 2023
Kawula Milenial: Menggugat Sistem Kerja Bakti Tanpa Wedang terminal mojok.co

Kawula Milenial: Menggugat Sistem Kerja Bakti Tanpa Wedang

1 Februari 2021
Rekomendasi 8 Ide Usaha di Kampung. Dijamin Laris Manis dan Cepat Balik Modal

Rekomendasi 8 Ide Usaha di Kampung. Dijamin Laris Manis dan Cepat Balik Modal

14 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.