Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

7 Luka Kota Jogja Warisan Haryadi Suyuti, Eks Wali Kota Pesakitan KPK

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
8 Oktober 2024
A A
7 Luka Kota Jogja Warisan Haryadi Suyuti, Eks Wali Kota Pesakitan KPK

7 Luka Kota Jogja Warisan Haryadi Suyuti, Eks Wali Kota Pesakitan KPK (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Warisan Haryadi Suyuti akan jadi kenangan buruk. Sebuah lembaran tentang Kota Jogja berhati nyaman yang dirusak nafsu penguasa.

Kota Jogja terlihat berantakan. Hotel mewah pencakar langit subur bagaikan jamur di musim hujan. Di sela-sela pilar beton itu, terselip berbagai masalah. Dari jalan rusak, sampah, sampai warga yang terusir kehausan tanpa air tanah. Entah berapa kali warga protes. Meskipun suara mereka makin lirih melawan arus gentrifikasi dan turisme massal.

Kalau ditanya siapa yang bertanggung jawab, saya akan menunjuk satu orang: Haryadi Suyuti! Eks Wali Kota Jogja ini jelas bertanggung jawab penuh pada rusaknya kota budaya. Toh terbukti, OTT KPK berhasil menciduk sosok yang entah kapan mengurus Kota Jogja. Tapi sial, dosanya menorehkan luka.

Kini Pilkada serentak di depan mata. Para calon wali kota kini berebut suara rakyat. Entah siapa yang menang, Wali Kota Jogja yang baru punya tugas berat. Menyembuhkan luka kota yang pernah dilukai Haryadi Suyuti selama 2 periode. Entah berapa banyak luka itu. Namun 7 dosa berikut sepertinya cukup merangkum apa yang diperbuat Haryadi Suyuti pada Jogja.

#1 COVID-19 menampar Jogja

Saya buka dosa sang mantan Wali Kota Jogja dengan pandemi COVID-19. Kota Jogja jelas bertekuk lutut di hadapan pandemi. Tapi yang lebih buruk, tidak ada keputusan strategis untuk ini. Haryadi juga tidak tegas terhadap penanganan pandemi, terutama ketika dibenturkan pariwisata.

Mungkin COVID-19 kini jadi cerita buruk masa lalu. Namun lukanya masih belum kering sepenuhnya. Jika Haryadi Suyuti mengambil tindakan tegas dan tepat, mungkin Jogja tidak harus terpuruk. Mungkin saudara-saudara kita masih hidup dan bersuka cita di kota semrawut ini.

#2 Badai sampah Kota Jogja yang tak kunjung reda

Dosa Haryadi Suyuti berikutnya adalah perkara sampah. Sebagai titik keramaian DIY, Kota Jogja jelas punya andil besar terhadap penuhnya TPST Piyungan. Terutama sampah pariwisata yang tidak ditangani. Apakah Haryadi punya terobosan untuk masalah ini? Sampai diboyong KPK, Haryadi seperti tutup mata (dan hidung) perkara sampah.

Akhirnya Jogja berkubang sampah. Bahkan di pusat keramaian, tumpukan sampah seperti jadi seni instalasi. Beruntung Haryadi Suyuti sudah diciduk KPK. Kalau tidak, dia harus bermuka lebih tebal ketika melewati depo sampah yang sudah terfermentasi.

Baca Juga:

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

#3 Klitih yang menyentuh jantung Kota Jogja

Perkara klitih memang bukan milik Kota Jogja saja. Tapi, bukan berarti Wali Kota Jogja berhak untuk cuek dan budeg mendengar berita. Apalagi klitih makin subur selama 2 periode pemerintahan Haryadi Suyuti. Bukan hanya terjadi di jalan yang gelap, klitih terjadi di jantung Kota Jogja. Salah satunya saya jadi saksi. Ketika klitih terjadi di barat Tugu Jogja.

Seperti dua masalah sebelumnya, Haryadi memang cuek. Tidak ada gebrakan dari Pemkot Jogja selain acara seremonial yang tak jelas. Sisanya, warga diminta mengurus sendiri kejahatan jalanan sendiri. Sudah biasa sih, kan do-it yourself!

#4 PSIM disayang kami, diabaikan Haryadi

Tidak lengkap rasanya mengungkit dosa Haryadi Suyuti tanpa menyebut satu hal: PSIM. Klub kesayangan warga Jogja ini dibiarkan terseok-seok bertahan di Liga 2. Bahkan sempat kekurangan dana termasuk untuk sewa mess pemain. Belum lagi perkara internal yang makin meredupkan prestasi tim warisane simbah ini.

Haryadi, sekali lagi, diam saja. Tidak menjadi jembatan antara klub dan investor. Tidak juga memperbaiki infrastruktur pendukung. Bahkan Stadion Mandala Krida akhirnya jadi ladang korupsi. Memang Haryadi tidak terlibat langsung. Tapi sebagai wali kota, dia tetap diam.

Mungkin Haryadi hanya bisa diam. Karena sibuk membuat dosa di 3 perkara berikutnya.

#5 Tata kota semrawut, Jogja berhenti nyaman

Empat masalah sebelumnya cenderung bersumber dari pembiaran oleh Haryadi Suyuti. Namun tiga masalah ini ada keterlibatan aktif dari sang mantan wali kota. Selama menjabat, Haryadi tidak tegas dalam menegakkan regulasi tata kota. Bahkan terlibat dalam perizinan serampangan. Termasuk perkara pendirian hotel dan apartemen di Kota Jogja.

Hasilnya masih kita rasakan sampai sekarang. Kota Jogja makin semrawut dan berhenti nyaman. Identitas kota budaya yang ngayomi makin luntur. Berganti dengan suburnya dinding beton yang tumbuh berantakan.

#6 Gentrifikasi dan krisis air tanah

Akibat perizinan ugal-ugalan era Haryadi, gentrifikasi jadi masalah serius di Jogja. Warga lokal makin susah mengakses ruang hidup di kotanya sendiri. Bahkan ruang hijau ikut tergusur. Tapi belum cukup investor merebut ruang, air tanah juga ikut tersedot. Krisis air makin parah di pemukiman yang mulai didesak hotel dan apartemen.

Luka Jogja akibat gentrifikasi tidak kunjung sembuh. Jelas, dosa kali ini milik Haryadi. Karena sudah terbukti dengan dosa terakhir di bawah ini.

#7 Suap IMB: dosa besar Haryadi Suyuti

Bagi saya, inilah dosa puncak seorang Wali Kota Jogja. Ketika Jogja selalu mendapat predikat anti-korupsi, sang wali kota malah kena OTT. Suap IMB salah satu hotel dan apartemen di Jogja menjadi pintu masuk Haryadi menuju pesakitan. Banyak warga merayakan ini. Bersuka cita karena sang wali kota paling ra mashok akhirnya masuk penjara.

Saya menyelesaikan tulisan 7 dosa Haryadi Suyuti ini sembari melihat Kota Jogja sekali lagi. Ah, memang kelewat rusak kota ini sepeninggal Haryadi Suyuti. Kasihan juga wali kota baru nantinya. Akan mewarisi dosa-dosa si pesakitan KPK.

Mungkin Kota Jogja nanti akan lebih baik. Mungkin juga makin berantakan. Yang pasti, warisan Haryadi Suyuti akan jadi kenangan buruk. Sebuah lembaran tentang kota berhati nyaman yang dirusak nafsu penguasa.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sisi Lain Perkampungan di Kota Jogja yang Nggak Banyak Diketahui: Kotor, Sanitasi Buruk, serta Banyaknya Anak Putus Sekolah di Kota Pelajar.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2024 oleh

Tags: Haryadi SuyutiJogjakasus suapKota Jogjawali kotawali kota jogja
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Underpass Kentungan Jogja, Pengurai Kemacetan yang Kini Terbukti Tidak Ada Gunanya

Underpass Kentungan Memang Bermasalah, tapi kalau Dibilang Nggak Berguna, Itu Kelewatan

19 Maret 2024
Sewa Tanah Gratis Buruh Jawa: Sejarah Pabrik Gula di Jogja

Sewa Tanah Gratis Buruh Jawa: Sejarah Pabrik Gula di Jogja

15 Juli 2022
Jalan Imogiri Timur: Jalan Panjang Penuh Pesan, Aroma Sate, dan Ujian Kesabaran Nasional

Jalan Imogiri Timur: Jalan Panjang Penuh Pesan, Aroma Sate, dan Ujian Kesabaran

1 Juli 2025
Perempatan Mirota Godean Jogja: Ruwet dan Problematik Sejak Dulu

Perempatan Mirota Godean, Perempatan Penuh Drama dan Paling Problematik di Jogja

22 Maret 2025
Meskipun Upah di Jogja Murah, Saya (Terpaksa) Kuat untuk Bertahan

Meskipun Upah di Jogja Murah, Saya (Terpaksa) Kuat untuk Bertahan

30 November 2022
Flores Nggak Perlu Diromantisasi, Nggak Bakalan Bisa!

Flores Nggak Perlu Diromantisasi, Nggak Bakalan Bisa!

13 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.