Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

7 Hal Normal di Jakarta tapi Dianggap Tak Biasa di Daerah Lain

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
21 Agustus 2022
A A
7 Hal Normal di Jakarta tapi Dianggap Aneh di Daerah Lain Terminal Mojok

7 Hal Normal di Jakarta tapi Dianggap Aneh di Daerah Lain (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta adalah kota yang sangat “nano-nano”, terutama bagi mereka yang berstatus sebagai pendatang. Banyak hal baru yang akan kita temukan ketika memutuskan untuk menjadi salah satu bagian dari Kota Metropolitan yang satu ini.

Kompleksitas yang ditawarkan oleh Jakarta membuat banyak pendatang kadang begitu gagap dan heran ketika melihat sebuah fenomena atau perilaku di ibu kota yang apabila dilakukan di daerah lainnya terasa tak lazim dan aneh. Padahal itu sebuah hal normal yang sudah menjadi konsensus dari lingkungan Kota Jakarta.

Sebagai insan yang juga berstatus sebagai pendatang, saya melihat setidaknya ada 7 hal normal di Jakarta yang justru dianggap aneh apabila terjadi di daerah lainnya.

#1 Waktu berkendara yang lama dengan jarak tempuh yang sebenarnya dekat

Hal pertama yang membuat seseorang pendatang harus menormalisasi suatu keanehan di Jakarta adalah terkait dengan waktu berkendara yang relatif lama meski sebenarnya jarak tempuhnya sangat dekat.

Jarak 10-15 km bisa ditempuh sekitar 25-35 menit di daerah lain, namun di Jakarta berbeda. Di sini, kita butuh waktu minimal 1 jam untuk menempuh jarak serupa. Faktornya bukan cuma kemacetan, ada juga karena rutenya yang terlalu banyak berbelok-belok dan rambu lalu lintas yang yang menghentikan laju kendaraan rata-rata 5 menit sekali.

Perjalanan akan makin lama ketika kita nggak menghafal jalanan dan berkendara sambil nyawang Google Maps di smartphone. Makin parah ketika lokasi tujuan kita kebablasan dan mengharuskan kita putar balik. Rute untuk memutar saja bisa berjarak 2-3 km. Dan itu tentu hal menyebalkan untuk orang yang baru tinggal di Jakarta.

Oleh karena itu, saat di Jakarta, sangat nggak normal ketika lokasi tujuan kita berjarak 15 km, tapi hanya diestimasi sekitar 30 menit. Apalagi kalau perjalanan kita dilakukan saat pagi atau sore hari di mana volume kendaraan bermotor mencapai kurva tertinggi. Meski sebenarnya estimasi waktu segitu normal-normal saja sih di daerah lain.

#2 Warung bubur ayam buka malam hari

Saya sempat heran ketika pada suatu malam diajak oleh seorang teman untuk nongkrong tapi bukan di angkringan atau kafe, melainkan di warung bubur ayam. Padahal kalau di daerah lain, bubur ayam itu ya dijajakan ketika pagi hari saja. Siang hingga malam eksistensi bubur ayam akan kalah sama makanan lainnya seperti nasi goreng, ayam penyet, sate Madura, atau sate Padang.

Baca Juga:

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

Trotoar Sepanjang Jalan Cikini Raya Harusnya Jadi Standar Seluruh Trotoar di Jakarta agar Berpihak kepada Pejalan Kaki

Di Jakarta, bubur ayam punya dua versi, yaitu bubur versi pagi dan versi malam. Bubur versi malam kebanyakan dijual di warung-warung kecil dengan konsep layaknya warung burjo di Semarang atau Jogja. Warungnya menjual bubur sekaligus sebagai tempat nongkrong.

#3 Ramai dengan starling (Starbucks keliling)

Starling ini sangat banyak sekali kita jumpai keberadaannya di pusat-pusat keramaian Kota Jakarta. Dalam satu lokasi, biasanya ada lebih dari 5 starling yang ngetem dengan membawa dagangan kopi yang ditaruh di atas sepeda. Starling menjadi salah satu profesi yang menurut saya inovatif karena menghadirkan alternatif kopi murah yang bisa dinikmati sambil memandang sudut-sudut kota Jakarta.

Para pedagang starling ini menjadi pilihan bagi kalangan pendatang kelas menengah bawah seperti saya yang ingin sekadar mencicipi kopi sambil nyawang raut wajah orang-orang Jakarta yang tampak jenuh dan penuh akan beban hidup.

Meski di daerah lain mungkin juga ada para penjaja kopi keliling, tapi konsepnya nggak seunik starling Jakarta. Starling menjual kopinya dengan sepeda dan menggunakan keranjang depan sepeda sebagai wadah termos dan kopi. Kemudian di bagian belakang sepeda menggantung satu hingga dua kursi mini untuk diberikan kepada para pembeli yang membutuhkan tempat duduk.

#4 Konter HP dengan konsep PKL

PKL (Pedagang Kaki Lima) biasanya identik dengan para penjual gorengan dan jajanan pasar. Tapi di Jakarta, label PKL juga melekat pada para penjaja HP yang biasanya berbaris-baris di sejumlah kawasan padat di Jakarta.

Kalau di daerah lain, konter HP akan berada di beberapa ruko-ruko kecil di sebuah pasar induk atau di pusat-pusat perbelanjaan modern dengan SPG-nya yang membuat hati jadi plong, hal ini berbeda dengan di Jakarta. Konter HP ala PKL di Jakarta terkesan membuat diri mereka lebih inklusif dengan hadir langsung di terowongan-terowongan kota, pinggiran jalan, atau di area terminal dengan model PKL-nya.

Sebenarnya konsep serupa juga ada di Semarang, namun fenomena PKL ini hanya ada di daerah banjir kanal dan nggak setiap hari ada. Ini berbeda dengan konter HP PKL di Jakarta yang berdampingan dengan penjual cilok, gorengan, atau bakso.

#5 Pengamen yang ngasih kembalian

Hal normal di Jakarta namun bakal terasa aneh di daerah lain adalah fenomena pengamen ngasih uang kembalian. Ini pernah terjadi pada saya sendiri. Suatu malam, ketika sedang menunggu seorang teman di kawasan pinggiran Masjid Istiqlal, ada seorang pengamen mendatangi saya dan mulai bernyanyi.

“Maaf, Mas, nggak ada uang kecil,” ujar saya menolak dengan nada halus.

“Oh, uang abangnya berapa? Saya ada kembalian kalau mau, Bang,” balas si pengamen dengan mantap.

Dengan wajah heran saya mengeluarkan uang Rp10 ribu dari kantong dan dikembalikan Rp8 ribu oleh si pengamen. Ketika menceritakan ke teman saya yang asli Jakarta, dia menganggap hal tersebut normal dan banyak yang begitu. Teman saya lalu menyarankan apabila nggak mau memberi kepada si pengamen, lebih baik tolak dari awal.

#6 Bayar gorengan pake QRIS

Konsep cashless benar-benar sudah mulai diamini oleh seluruh kalangan di Jakarta, terutama para pedagang gorengan. Setidaknya sudah 3 kali saya mendapati penjual gorengan yang sudah menyediakan fitur pembayaran melalui QRIS. Satu di daerah Masjid Sunda Kelapa, kemudian di daerah Pasar minggu, dan di daerah Tebet.

Kehadiran barcode QRIS di etalase atau gerobak para penjual gorengan ini sangat normal mengingat orang Jakarta memang jarang membawa uang cash. Tentu saja pedagang gorengan dengan metode pembayaran QRIS ini belum pernah saya temui di daerah lain terutama di Jawa Tengah.

#7 Harga sewa kos per bulan sama dengan cicilan KPR

Khusus poin terakhir ini masih saya pandang sebagai sesuatu hal normal di Jakarta, namun aneh di daerah lain. Banyak kosan dengan harga sewa berkisar 4 hingga 6 juta rupiah per bulan di Jakarta yang kalau kita perhatikan sama dengan biaya angsuran KPR.

Memang sih kos dengan harga sewa segitu punya fasilitas lengkap, tapi kalau dipikir-pikir kenapa nggak sekalian cicil rumah saja, ya?

Itulah beberapa hal normal di Jakarta yang mungkin akan dipandang aneh di daerah lain. Kalaupun bisa terjadi, mungkin butuh proses yang cukup panjang untuk mengubah persepsi dan pola pikir masyarakat agar hal yang dianggap aneh itu bisa jadi sebuah kenormalan.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jangan Jadi Terlalu Baik di Jakarta.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Agustus 2022 oleh

Tags: anehhal normalJakarta
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Halte Walk PGC Cililitan, Contoh Nyata Integrasi Transportasi Umum dengan Pusat Perbelanjaan yang Patut Dicontoh

Halte Walk PGC Cililitan, Contoh Nyata Integrasi Transportasi Umum dengan Pusat Perbelanjaan yang Patut Dicontoh

10 Maret 2024
7 Sisi Terang Jakarta yang Jarang Dibahas, tapi Nyata Adanya: Bikin Saya Betah dan Nggak Jadi Pulang Kampung

7 Sisi Terang Jakarta yang Jarang Dibahas, tapi Nyata Adanya: Bikin Saya Betah dan Nggak Jadi Pulang Kampung

6 November 2025
Argo Parahyangan: Sahabat Setia Perantau Asal Bandung di Ibu Kota

Argo Parahyangan: Sahabat Setia Perantau Asal Bandung di Ibu Kota

26 Juni 2022
Cara Bertahan Hidup di Jakarta Jika Gajimu di Bawah UMR Jakarta 2024 depok heru budi jogja

Bisa Sambat Pakai Bahasa Jawa Adalah Privilege, di Jakarta Nggak Mungkin Bisa!

16 Agustus 2024
Jalan Ciputat Musuh Bebuyutan Mahasiswa UIN Jakarta Mojok.co

Jalan Ciputat Musuh Bebuyutan Mahasiswa UIN Jakarta

2 Desember 2023
Gultik Blok M Saksi Bisu Ingar-bingar Kehidupan Jakarta Selatan (Unsplash)

Gultik Blok M: Saksi Bisu Pergaulan Anak Muda, Perkembangan Musisi, dan Kehidupan Orang di Jakarta Selatan

5 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lidah Jawa Saya Kaget dan Menyerah Ketika Mencoba Dendeng Rusa dari Merauke

Lidah Jawa Saya Kaget dan Menyerah Ketika Mencoba Dendeng Rusa dari Merauke

10 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Jalan Panggung, Sisi Lain Surabaya yang Tidak Pernah Saya Duga Mojok.co

Jalan Panggung, Sisi Lain Surabaya yang Tidak Pernah Saya Duga

9 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet Mojok.co

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet

11 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.