Seolah bukan rahasia umum lagi kalau kualitas sinetron Indonesia semakin memprihatinkan. Ada banyak sekali adegan nggak masuk akal yang terus dilanggengkan dalam kancah persinetronan. Ingatan kalian tentu masih hangat soal viralnya sinetron azab Indosiar yang absurd-nya nggak ada obat. Mulai dari judulnya yang sepanjang dan sekompleks judul skripsi, hingga adegannya yang super khayal.
Kekonyolan itu bahkan jadi lelucon di kalangan masyarakat yang menyebarluaskan potongan-potongan adegan sinetron dalam bentuk meme di media sosial. Sayangnya, kritik yang sering dilontarkan masyarakat yang resah akan kualitas sinetron Indonesia seolah dianggap angin lalu saja. Buktinya, beberapa adegan super khayal dan konyol masih tetap diulang formulanya hingga penonton merasa muak. Berikut 7 adegan sinetron yang paling memuakkan.
#1 Kecelakaan
Rasanya sudah menjadi sebuah konsensus bahwa adegan kecelakaan jadi salah satu ciri khas betapa konyolnya sinetron Indonesia. Gimana nggak konyol, normalnya, orang yang tahu kalau dirinya akan tertabrak kendaraan pasti refleks bergerak untuk menghindar. Tapi, kalau di jagat sinetron sih lain cerita. Pemeran dalam sinetron biasanya malah diam di tempat sambil sibuk teriak-teriak padahal kendaraannya juga masih jauh. Sudah gitu waktu jatuh kelihatan nggak natural banget, seolah-olah posisinya sudah ditata sedemikian rupa agar si pemeran tergolek lemah dengan nyaman di jalanan.
Padahal waktu sekian menit sebelum kendaraan datang bisa digunakan untuk menghindar kalau memang sayang nyawa, sih. Nggak tahu, deh, mungkin kaki si tokoh dalam sinetron sedang kram atau malah nggak sengaja menginjak lem super lengket sehingga dia nggak bisa bergerak dan cuma teriak-teriak kayak orang kesurupan. Sampai sekarang saya nggak paham kenapa para pemeran dalam sinetron lebih memilih teriak-teriak ketimbang menghindari mobil di hadapannya.
#2 Tahu lokasi rumah sakit secara ajaib
Adegan kedua ini kelanjutan dari adegan pertama. Begitu si pemeran tergeletak nggak berdaya setelah tertabrak, biasanya dia dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Kemudian kerabat dekat si korban akan ditelepon oleh pihak rumah sakit yang mengabarkan kondisi korban. Ajaibnya, orang di ujung telepon sana bisa menuju lokasi rumah sakit yang tepat padahal nggak ada dialog yang menyampaikan nama rumah sakitnya.
#3 Dikit-dikit amnesia
Amnesia seolah jadi fenomena favorit di jagat sinetron Indonesia. Benturan apa pun dalam kecelakaan sudah bisa dipastikan kalau sebagian besar berujung pada amnesia. Padahal benturannya pelan banget, lho, satu level lah sama kejedot tembok biasa.
“Aku di mana? Kamu siapa? Aku siapa?” seolah jadi template dialog buat korban amnesia dalam sinetron ini. Tak jarang juga diikuti akting panik dan heboh seolah ingin menegaskan kalau si korban syok karena kehilangan identitasnya.
#4 Adegan bohong yang nggak natural
Saya heran, kenapa sih rata-rata pemeran sinetron itu nggak memanfaatkan mimik wajah dengan maksimal? Contohnya saat adegan berbohong, si pemeran bakal menyampaikan pendapatnya dengan perasaan gugup yang kentara, terbata-bata, tatapan mata ke mana-mana, dan kedipan mata yang cepat. Padahal kalau kayak gitu kan malah kelihatan banget lagi bohong. Mbok poker face saja gitu biar nggak ketebak kalau lagi bohong.
#5 Penggambaran tokoh utama protagonis nggak manusiawi
Tokoh utama protagonis di sinetron Indonesia nggak jarang digambarkan terlalu sempurna dan nggak manusiawi. Mana ada orang yang disakiti dan diinjak-injak sebegitunya, tapi cuma bisa mewek? Masa dia nggak bisa melawan balik sama sekali secara elegan gitu? Kadang tokoh utama yang kayak gini bikin penonton gregetan. Bukannya terkesan sabar, malah jadi kelihatan bego. Saya pikir di dunia nyata sekalipun orang dengan tingkat kesabaran kayak di sinetron langka sekali. Lagi pula bukannya wajar kalau manusia akan membela mati-matian hak dasarnya yang dilanggar?
#6 Zoom in zoom out super lebay
Saya selalu sebel luar biasa dengan adegan zoom in zoom out sinetron yang lebay banget plus musik alay yang mengiringinya. Biasanya adegan seperti ini dimunculkan di akhir episode dan bikin sebagian besar penonton mencak-mencak kecewa lantaran akhir cerita yang gantung.
Ha daripada dosa bikin penonton kecewa, mending sekian menit di akhir episode itu dipakai buat kasih potongan episode selanjutnya saja. Selain bikin durasi terbuang percuma, adegan ini nirfaedah dan hanya bikin mumet karena peralihan gambarnya nggak smooth dan kecepetan.
#7 Adegan monolog yang super mubazir
Satu lagi yang nggak bisa dipisahkan dari sinetron Indonesia adalah adegan monolog. Entah itu suara hati—yang nggak jarang dibarengi dengan ekspresi senyum jahat tokoh antagonis, cengar-cengir pemeran yang salting, dsb.—atau monolog lain yang jelas-jelas diucapkan secara lisan oleh pemeran untuk mengekspresikan suasana hatinya. Ah, rasanya sinetron Indonesia ini penuh sekali dengan dialog yang nggak penting. Padahal alih-alih dijabarkan dengan dialog, suasana hati pelakon seni peran bisa tersampaikan dengan permainan ekspresi.
Pemanfaatan akting yang nggak optimal dan justru menggantinya dengan dialog justru menunjukkan kalau kualitas akting pemerannya buruk. Buktinya, buat memberi tahu penonton bahwa dia sedang sedih atau senang saja harus disampaikan secara eksplisit dengan kata-kata. Selain itu, monolog ini juga buang-buang waktu. Makanya sinetron Indonesia kok rasanya nggak tamat-tamat.
Itulah ketujuh adegan memuakkan yang diadopsi berulang-ulang oleh sinetron Indonesia. Walaupun ceritanya sering kali nggak masuk akal dan kualitasnya semakin anjlok, nyatanya sinetron masih punya tempat di hati penonton setia, bahkan cukup untuk menjadi tulang punggung sebuah stasiun televisi.
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Adegan Meja Makan Sinetron Terbaik Jatuh pada Keluarga Si Doel.