Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

6 Jenis Ibu-ibu yang Selalu Ada di Grup WhatsApp PKK Desa

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
31 Agustus 2020
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Keunikan ibu-ibu nyatanya tidak hanya ada di jalan raya. Mereka ada di mana saja, menyebar di seluruh alam raya. Keunikan mereka tidak hanya tersebar secara langsung, namun merambah ke jagad baru bernama media sosial, terutama WhatsApp. Melalui studi mendalam dengan melihat grup WhatsApp PKK Dasawisma ibu saya. Btw saya pernah ditugaskan untuk mengirim sebuah video di grup mereka. Setidaknya saya bisa mengamati, ada beberapa jenis ibu-ibu yang selalu ada dan meriuhkan suasana grup tersebut.

Pertama, jenis ibu-ibu suka berdagang.

Saya sangat apresiasi ibu-ibu jenis ini karena berkat mereka, intensitas ibu saya keluar rumah untuk belanja bisa berkurang. Karena kedekatan jarak, ia bisa melakukan servis antar belanjaan tanpa menambah biaya tambahan. Yang bikin bingung, ketika intensitas barang yang dijual makin banyak, ibu saya jadi nggak tahu cara menolak yang baik. Masa mau belanja terus sih?!

Kedua, jenis ibu-ibu toksik.

Jenis yang ini sungguh menyebalkan. Mungkin dalam pergaulan, sejak kecil orang ini tidak punya teman. Masalahnya sepele, yakni ketika ada ibu-ibu yang berdagang, ibu-ibu jenis ini langsung nimpali begini, “lho harga jambunya 20 ribu, Jeng? Padahal saudara saya jual cuma 15 ribu aja. Kualitasnya bagus, merah ranum pula jambunya. Minat PM, Gan.”

Seriusan, ibu-ibu jenis seperti ini, jika ada di sebuah marketplace Facebook, ia langsung akan dikeluarkan karena price police yang keterlaluan. Untungnya, di grup PKK tidak mengenal apa yang namanya price police, namun sanksi sosial berupa digrenengi ibu-ibu satu kampung. Ibu-ibu seperti ini jumlahnya tidak hanya satu atau dua, namun banyak.

Ada lagi contoh lain, misal ada ibu-ibu yang membagikan foto seputar hobi bercocok tanam. Ibu-ibu toksik bakal nongol lagi dan bilang, “Dua bulan kok belum keluar jeng buahnya? Kan umumnya kangkung bakal panen cepat, kok punya Jeng Ida lama, ya?”  Orang kayak gini biasanya, tidak senang melihat ibu-ibu lain bahagia dan punya hobi. Alias sirik aja lu, Bu.

Ketiga, jenis ibu-ibu penjilat.

Rumah saya belakangan jadi tempat anak-anak dan ibu-ibu bermain. Barangkali karena nyaman dan banyak tanaman. Jadi selama menyiram tanaman, saya mendengar obrolan para ibu-ibu tanpa saya sengaja. Sumpah, kedengeran.

Jadi, ibu-ibu yang satu ini cukup endemik dan nyebelin. Di grup WhatsApp, ketika ada ibu-ibu pamer gelar anak, ibu-ibu jenis yang satu ini bakal jawab, “Wah, selamat ya buat anaknya Ibu Rosida. Semoga menjadi sarjana yang baik dan amanah untuk masyarakat. Mas Adib niku idola saya pokoknya. Di desa baik, jebul pinter pula.”

Ibu-ibu yang sama, omongan di halaman rumah saya pun berbeda. Ia bilangnya begini, “Mas Adib anaknya Bu Rosida itu katanya nyogok dosen lho, Jeng, biar bisa lulus.” Aneh memang, tadinya muji-muji, di kesempatan lain justru mencela. Tapi yang seperti ini nyatanya masih ada. Endemik seperti Harimau Sumatera. Bedanya ibu-ibu jenis ini nggak usah dirawat di penangkaran, biar langka dan menjadi punah sekalian.

Baca Juga:

Alasan Emak-emak Cikarang Memenuhi dan Jadi Raja KRL Tujuan Tanah Abang

4 Siasat Bertahan di Grup WhatsApp Keluarga Besar 

Keempat, jenis ibu-ibu bijak.

Ini yang membuat saya terenyuh sekaligus beruntung bahwa ibu saya masih punya kawan yang sedikit nggenah. Contoh nyatanya ketika ibu-ibu desa saya berdebat mengenai arisan. Satu kubu menyatakan arisan kembali diadakan, satu kubu pun menasehati dengan bijak dan sabar. Begini transkrip chat-nya; “Ditahan dulu ibu-ibu, rasa kangennya. Pandemi belum selesai je soalnya. Takutnya kan ada yang berpotensi membawa pandemi ini. Apalagi kita nggak tahu kegiatan ibu-ibu lain sebelum kumpul-kumpul.”

Jika ada jenis ibu-ibu bijak seperti ini, pasti ada jenis antagonisnya. 

Nah, keenam, lawan dari ibu-ibu bijak adalah jenis ibu-ibu garda terdepan.

Ibu-ibu yang ini nggak mau ikut arus. Ia memaksa untuk tetap mengadakan arisan. Biasanya ia akan menjawab dengan sindiran nyelekit, “Ibu-ibu, mari kita kedepankan rasa solidaritas. Caranya apa? Ya, arisan to~” Biasanya di akhiri dengan emoticon toss sepuluh biji.

Sayangnya ibu-ibu begini memiliki circle yang kuat. Komplotannya, akan mendukung dengan suka cita dan gegap gempita.

BACA JUGA Film Harus Memiliki Muatan Positif dan Negatif sebagai Alat Masturbasi Kelompok Tertentu dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 31 Agustus 2020 oleh

Tags: Emak-Emakgrup whatsapp
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Menerka Obrolan Grup WhatsApp para Princess Disney

17 April 2020
Pengalaman Masuk Grup Kejawen dari Membahas Kundalini hingga Membaca Pertanda Datangnya Pandemi terminal mojok

Pengalaman Masuk Grup Kejawen: dari Membahas Kundalini hingga Membaca Pertanda Datangnya Pandemi

2 Agustus 2021
grup whatsapp sekolah grup wa anggota nyebelin cara mute cara keluar stiker meme jualan online mojok

Menebak Motif Munculnya Grup WhatsApp SMP padahal Sebelumnya Nggak Pernah Ada

21 Juni 2020
Langsung Mute Notifikasi Pas Join Grup WhatsApp Baru Bukan Suatu Dosa terminal mojok.co

Langsung Mute Notifikasi Pas Join Grup WhatsApp Baru Bukan Suatu Dosa

15 Maret 2020
muslik

Melihat Ketulusan Muslik Dalam Bermain Tik Tok

16 Agustus 2019
mahasiswa tua grup whatsapp MOJOK.CO

Mengintip Grup WhatsApp Mahasiswa Tua: Ajang Pamer dan Berbagi Kesedihan karena Surat DO

11 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.