Apa yang kalian pikirkan kalau mendengar Nusa Tenggara Timur? Komodonya? Daerah yang sering mengalami kekeringan? Pulau Flores? Sumber air su dekat? Orangnya hitam dan berambut keriting semua? Atau hanya sebatas provinsi dengan destinasi wisata pantai yang indah?
Kalau hanya seputar itu-itu saja, wajar kalau kalian sering salah kaprah dan keheranan ketika ada orang yang asalnya NTT tapi bukan dari Flores. Atau, orang NTT yang kulitnya putih dan rambutnya lurus, orang NTT yang jarang lihat pantai. Dan masih banyak lagi yang bikin kalian bingung kalau nggak kenal NTT lebih dekat.
Biar nggak salah kaprah lagi, kalian perlu tahu fakta-fakta soal Nusa Tenggara Timur.
#1 Bukan bagian dari Wilayah Indonesia Timur
Secara geografis, Nusa Tenggara Timur berada di bagian timur kepulauan Nusa Tenggara dengan Kupang sebagai ibu kota. Meski disebut Timur, tapi secara zona wilayah waktu, NTT masuk menjadi bagian dari Indonesia Tengah. Jadi selisih waktunya hanya beda satu jam dengan provinsi-provinsi di wilayah Indonesia Barat.
Jadi jelas yah, Indonesia Tengah, bukan Indonesia Timur. Jadi jangan sering-sering nanya ke orang NTT, “Kalau orang NTT, berarti pernah main ke Papua dong?”. Jelas banyak yang nggak pernah lah. Jaraknya jauh, zona waktunya aja beda.
#2 Muslim bukan minoritas
“Lah, kamu orang NTT kok muslim sih?”
Pertanyaan ini sering banget saya dapat sewaktu merantau. Banyak yang mengira bahwa orang Nusa Tenggara Timur itu pasti bukan muslim. Padahal itu keliru.
Perlu kalian ketahui, Islam menjadi agama ketiga yang banyak dianut dengan total populasinya mencapai hampir 600 ribu orang. Memang yang mendominasi itu agama Kristen, tapi bukan berarti Muslim di sana menjadi agama minoritas. Banyak desa terutama di wilayah pesisir pantai pulau Flores yang penduduknya seluruhnya adalah muslim dengan budayanya yang sangat kental dengan Islam.
#3 Bukan hanya Flores
Banyak orang menganggap bahwa orang NTT sudah pasti orang Flores. Padahal ya nggak. Kalian tahu penyanyi Marion Jola? Dia memang orang NTT, tapi tetap saja dia bukan orang Flores. Dia asli Kupang, yang notabenenya bukan bagian dari Flores. Lah, terus Kupang bagian dari mana dong???
Jadi Nusa Tenggara Timur itu terdiri dari tiga gugusan pulau utama, yaitu Pulau Sumba, Flores, dan Timor. Ada Pulau Sumba di barat, ada Pulau Flores di tengah, dan Pulau Timor yang ada di timur. Nah, Kupang sendiri masuk bagian dari Pulau Timor. Masing-masing pulau itu punya budaya yang berbeda satu sama lain.
#4 Punya banyak bahasa
Ada banyak bahasa yang dipakai di Nusa Tenggara Timur. Total ada 69 bahasa yang digunakan. Jadi jangan ajukan permintaan seperti “coba ngomong bahasa NTT dong”. Permintaan ini abstrak dan bikin kami bingung. Bahasa yang mana dulu nih yang dimaksud?
Meskipun begitu, secara praktikal ada tiga bahasa daerah di NTT yang memiliki penutur paling banyak. Di antaranya, bahasa Dawan di pulau Timor yg meliputi Timor Timur (Negara Timor Leste) dan Timor Barat (wilayah Indonesia), bahasa Manggarai yg meliputi kabupaten Manggarai Barat (Labuan Bajo), Manggarai Tengah (Ruteng), dan Manggarai Timur (Tambun), serta bahasa Lamaholot yang meliputi sebagian kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, dan sebagian kabupaten Alor.
#5 Punya label air mineral sendiri
“Sumber air su dekat, mari bantu mama ambil air untuk kasih mandi adik.”
Rasanya ingin kusiram mulut orang-orang yang setiap kali ketemu orang NTT terus guyon dengan kata-kata seperti itu. Memang benar, ada daerah yang airnya susah, tapi nggak semua daerah kondisinya kayak gitu. Kondisi kekeringan dan akses air bersih yang minim biasanya dialami oleh daerah di Kepulauan Timor, tapi setau saya sih malah udah teratasi masalah tersebut.
Tidak sedikit daerah di NTT yang bahkan punya label air minum sendiri. Misalnya air mineral Ruteng yang dihasilkan oleh daerah Ruteng, Oasa dari Sabu, Farry dari Bajawa, dan Ewiti dari Larantuka. Beberapa label air mineral itu kemudian jadi penyumbang pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat NTT.
#6 Keras tapi ramah
Orang Nusa Tenggara Timur itu memang keras, keras suaranya, keras mentalnya, keras kerjanya. Tapi karena itulah, mereka sering dianggap kasar dan menakutkan. Ditambah dengan mitos bahwa perantau dari pulau ini banyak yang berprofesi sebagai debt collector. Padahal kenyataannya yang berprofesi demikian itu sangat sedikit. Kebanyakan dari mereka kerja di perkebunan dan sektor industrial.
Sebaliknya, kalau kalian perhatikan, pernah nggak sih orang NTT melakukan tindakan rasis? Terutama kepada perantau. Hampir tidak ada. Para perantau, mulai dari orang Jawa, Minang, Buton dan Bugis (Sulawesi), bahkan Cina tidak pernah mendapat sikap rasis dan diskriminasi. Mereka diterima dengan tangan terbuka.
Nggak heran kalau tingkat kerukunan di NTT jadi yang tertinggi di Indonesia dengan poin 81,07 di tahun 2021. Meski angka tersebut mengukur kerukunan melalui sudut pandangan keagamaan, tapi setidaknya dapat menjadi indikator bahwa persoalan primordial seperti agama saja bukan menjadi isu sosial, apalagi cuma persoalan fisik.
Nah setidaknya itu beberapa fakta menarik tentang Nusa Tenggara Timur yang harus kalian tahu. Mudah-mudahan bisa menjadi informasi yang mencerahkan, dan bikin kalian makin terbuka.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Menkominfo Orang Flores, tapi KBM Online di Flores Susah karena Tidak Ada Jaringan