Banyak lauk yang dapat kita padu-padankan dengan gudeg, salah satunya telur. Dosa terbesar dari penjual yang mengaku asli Jogja adalah menggunakan telur rebus biasa. Semacam tidak mau effort untuk mengolah telur rebus menjadi telur hitam.
Padahal, proses pembuatan telur hitam untuk gudeg tidak begitu rumit. Pedagang hanya membutuhkan beberapa bumbu dasar dan tambahan kecap dan teh celup agar telur menjadi hitam. Telur hitam memiliki rasa yang lebih manis apabila dibandingkan telur rebus biasa.
#4 Dijual sepaket dengan gorengan tepung
Umumnya, gudeg Jogja dapat disantap dengan kerupuk guna menimbulkan efek kriuk-kriuk. Penyimpangan lain yang sering ditemukan adalah menyantap gudeg dengan gorengan tepung. Gorengan tepung yang disediakan penjual ada bermacam-macam, ada tempe tepung, tahu tepung, hingga bakwan jagung.
#5 Menggunakan daun singkong
Sering saya menjumpai daun singkong di tengah-tengah nangka muda. Di Jogja, penjual gudeg tidak menambahkan daun singkong. Penambahan daun singkong ini kita temui di luar saja. Usut punya usut, adanya daun singkong di gudeg dipercaya dapat meningkatkan nilai gizi dikarenakan daun singkong memiliki protein dan karbohidrat yang tinggi.
#6 Menggunakan plastik dalam kendil
Layaknya Yu Djum, bahan baku gudeg ditempatkan di berbagai macam kendil. Bahan-bahan tersebut tidak langsung ditaruh didalam kendil, namun diberi pembatas daun pisang.
Penggunaan daun pisang di kendil sering disubtitusi dengan penggunaan plastik lembaran. Jelas-jelas penggunaan plastik lembaran sangat bahaya sebagai tempat penyimpanan makanan. Plastik dapat mengeluarkan bahan beracun kimia yang dapat tercampur ke makanan.
Itulah dosa penjual gudeg yang ngaku asli Jogja versi saya. Walaupun sudah dimodifikasi, setidaknya keberadaan gudeg di luar Jogja dapat mengobati rasa kangen akan Kota Pelajar.
Penulis: Arief Nur Hidayat
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 7 Dosa dan Larangan Saat Makan Gudeg