Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

6 Alasan Saya Tidak Jadi Suporter Klub Sepak Bola Indonesia

Ahmad Arief Widodo oleh Ahmad Arief Widodo
23 Februari 2022
A A
6 Alasan Saya Tidak Jadi Suporter Klub Sepak Bola Indonesia terminal mojok.co

6 Alasan Saya Tidak Jadi Suporter Klub Sepak Bola Indonesia (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Liga 1 Indonesia musim depan bakal diisi oleh beberapa tim promosi potensial, seperti RANS Cilegon FC dan Dewa United FC. Namun, yang paling mencuri perhatian saya adalah Persis Solo. Pasalnya, menurut saya, selain manajemen klubnya yang diisi anak-anak muda, komunikasi yang dibangun oleh manajemen klub dengan suporternya juga sangat baik. Hal tersebut, membuat saya sebagai suporter klub sepak bola luar negeri yang pendapatnya belum tentu bisa didengar oleh klub kesayangan, cukup merasa iri.

Saya memang lebih memilih untuk jadi suporter klub luar negeri. Namun, ini bukan karena tidak nasionalis atau sok keren. Toh, saya masih mendukung timnas Indonesia saat bertanding. Ada beberapa alasan yang menjadikan saya lebih memilih jalan ini. Berikut di antaranya.

#1 Saya lahir dan dibesarkan di kota yang tidak punya klub sepak bola yang besar

Biasanya, keputusan seorang suporter klub sepak bola lokal di Indonesia sangat dipengaruhi oleh tempat orang tersebut lahir dan dibesarkan. Sebenarnya, saya lahir dan besar di Kabupaten Bekasi. Kabupaten ini memang punya klub sepak bola Persikasi. Namun, klub tersebut jarang sekali muncul di TV saat saya kecil dan rajin nonton pertandingan sepak bola liga Indonesia. Inilah yang membuat saya kurang punya keterikatan emosional dengan klub tersebut.

#2 Saya tinggal di perbatasan

Tidak adanya klub besar di Kabupaten Bekasi, “memaksa” mayoritas teman saya memilih antara dua klub yaitu Persija Jakarta dan Persib Bandung. Mengapa hanya terbagi dua klub tersebut? Pasalnya, secara geografis Kabupaten Bekasi berada lebih dekat dengan provinsi DKI Jakarta. Akan tetapi, secara administratif ia masuk ke wilayah provinsi Jawa Barat.

Ketika teman-teman saya memilih antara dua pilihan tersebut, saya memilih menjadi manusia bebas yang tidak memilih dua klub tersebut. Sebab, saya tidak menemukan alasan kenapa harus memilihnya.

#3 Di Bekasi sering terjadi gesekan antar suporter

Dengan mayoritas suporter yang terbagi dua (suporter Persija dan Persib) di Kabupaten Bekasi, saya sering menemui gesekan ketika mereka berangkat nonton pertandingan. Sebagai orang yang nonton bola untuk hiburan semata, saya merasa lebih baik undur diri menjadi fans klub sepak bola lokal. Menurut saya, ini lebih baik daripada mendukung langgengnya kekerasan oknum suporter.

#4 Saya sering pindah-pindah domisili

Lantaran sejak kecil saya tidak memiliki antusiasme untuk mendukung klub bola lokal, saya pernah punya keinginan untuk mendukung salah satu klub. Saat saya berdomisili di Semarang, saya pernah tertarik dengan PSIS. Pasalnya, ia adalah klub dengan sejarah yang panjang dan sangat mengakar bagi masyarakat Semarang. Apalagi atmosfer yang saya rasakan setiap ada pertandingan PSIS di kandang, saya agak semangat mendukung klub ini meski masih berlaga di Liga 2.

Namun, semenjak saya tidak lagi berdomisili di Semarang, ketertarikan saya terhadap PSIS mulai menurun. Meskipun klub ini sudah masuk ke Liga 1. Saat ini saya merantau ke Sulawesi dan memberi perhatian pada PSM Makassar. Saya tidak tahu akan mendukung tim ini seberapa lama, tapi yang jelas saya masih belum merasakan antusiasmenya.

Baca Juga:

Manajemen Tolol Penyebab PSS Sleman Degradasi dan Sudah Sepatutnya Mereka Bertanggung Jawab!

Olahraga Lari Adalah Olahraga yang Lebih “Drama” ketimbang Sepak Bola

#5 Saya nggak punya uang untuk taruhan

Saat SMA, teman-teman saya yang mengidolakan klub sepak bola yang berbeda selalu berdebat. Mereka akan kekeuh merasa bahwa klub pilihannya yang terbaik. Selain saling meledek, tak jarang mereka akan saling bertaruh. Dengan kekuatan modal uang saku saat saya sekolah yang terbatas, maka lebih baik saya memilih untuk tidak jadi suporter klub bola lokal. Ya, daripada saya kehilangan uang dengan cuma-cuma dan dapat dosa, sih.

#6 Artis idola saya tidak memiliki klub bola

Raffi Ahmad, Atta Halilintar, Gading Marten, sampai Prilly Latuconsina merupakan nama-nama artis yang akhir-akhir ini berkecimpung di dunia sepak bola nasional. Sayangnya, mereka bukan artis-artis yang saya idolakan. Mungkin, kalau artis idola saya punya klub bola, saya akan mempertimbangkan jadi suporter klub bola milik mereka.

Itulah enam alasan saya memilih untuk nggak jadi suporter klub sepak bola Indonesia. Dilihat dari keenam alasan di atas, saya tidak jadi suporter bukan karena tidak suka dengan pengelolaan liga yang amburadul yang kualitas wasit yang perlu dipertanyakan. Toh, meski kondisinya seperti itu, saya masih memilih menonton dan berlangganan Vidio.com, kok. Namun, untuk jadi suporternya, kayaknya nggak dulu, deh.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Februari 2022 oleh

Tags: klub IndonesiaSepak BolaSuporter
Ahmad Arief Widodo

Ahmad Arief Widodo

Stand like a hero and die bravely.

ArtikelTerkait

5 Alasan Banyak Pemain Asal Jepang Memilih Berkarier di Liga Indonesia

Jepang Cahaya Asia: Alasan Pemain Jepang Sukses Menembus Eropa

8 Januari 2023
Olahraga Lari itu Sederhana, Kamu Sendiri yang Bikin Rumit

Olahraga Lari Adalah Olahraga yang Lebih “Drama” ketimbang Sepak Bola

18 April 2025
Sanksi FIFA dan UEFA pada Rusia: Standar Ganda atau Sekadar Pamer Kekuasaan?

Sanksi FIFA dan UEFA pada Rusia: Standar Ganda atau Sekadar Pamer Kekuasaan?

4 Maret 2022
pemain sepak bola yang ikut mengurangi islamofobia di eropa mojok.co

Wali-wali Sepak Bola Eropa yang Melawan Islamofobia

1 Juni 2020
Sepak Bola Wanita Tak Semembosankan yang Dibayangkan Terminal Mojok.co

Sepak Bola Wanita Tak Semembosankan yang Dibayangkan

29 April 2022
Apa Betul Arsenal Bisa Hidup Tanpa Arsene Wenger? MOJOK.CO

Apa Betul Arsenal Bisa Hidup Tanpa Arsene Wenger?

23 Februari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.