Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Destinasi Wisata Sejarah yang Memesona di Semarang, Wajib Dikunjungi bagi Pencinta Romantisme Masa Lalu

Dimas Junian Fadillah oleh Dimas Junian Fadillah
2 Oktober 2025
A A
5 Destinasi Wisata Sejarah yang Memesona di Semarang, Wajib Dikunjungi bagi Pencinta Romantisme Masa Lalu

5 Destinasi Wisata Sejarah yang Memesona di Semarang, Wajib Dikunjungi bagi Pencinta Romantisme Masa Lalu (Mitchell Soeharsono via Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Wisata sejarah Semarang dalam artikel ini wajib kalian kunjungi, terlebih jika kalian adalah pencinta romantisme masa lalu. Wisata Semarang, tak hanya menampilkan keindahan, tapi juga makna

Semarang, sebagai ibu kota Jawa Tengah, bukan hanya dikenal sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan, tapi juga kaya akan warisan sejarah yang memikat. Kota ini menyimpan berbagai situs bersejarah yang tak hanya menawarkan kisah masa lalu, tapi juga menyuguhkan pesona arsitektur yang khas. Dari bangunan kolonial Belanda yang megah hingga peninggalan zaman kerajaan, setiap sudut Semarang menyimpan cerita yang sangat layak untuk dijelajahi.

Khususnya bagi para pecinta sejarah dan budaya, Semarang menawarkan destinasi yang tepat untuk menyelami perjalanan waktu. Mengunjungi situs-situs bersejarah di kota ini bukan sekadar melihat bangunan tua. Melainkan merasakan denyut nadi masa lalu yang masih hidup di tengah kehidupan modern. Dalam artikel ini, saya akan menuliskan lima destinasi wisata sejarah di Semarang yang wajib masuk dalam daftar perjalananmu. Tentu saja dapat menghadirkan pengalaman belajar sekaligus petualangan yang tak terlupakan.

Kota Lama Semarang

Wisata Semarang pertama dalam daftar ini adalah Kota Lama. Kota Lama Semarang adalah gerbang utama untuk menyelami romantisme masa kolonial di jantung ibu kota Jawa Tengah. Dijuluki sebagai “Little Netherlands”, kawasan ini dipenuhi deretan bangunan tua bergaya Eropa yang masih berdiri kokoh meski usianya sudah lebih dari satu abad. Jalan-jalan di sini didesain dengan pola grid yang khas kota pelabuhan kolonial, lengkap dengan trotoar lebar dan lampu jalan klasik.

Salah satu ikon terkenalnya adalah Gereja Blenduk. Bangunan bergaya neoklasik dengan atap kubah besar yang sudah menjadi wajah Kota Lama sejak 1753. Di sekelilingnya, kamu bisa menemukan kafe, galeri seni, hingga bangunan tua yang kini difungsikan sebagai ruang pamer kreatif dan kantor komunitas. Semuanya menyatu dalam atmosfer yang membuat pengunjung seolah berjalan di antara bab-bab sejarah yang masih hidup.

Menjelajahi Kota Lama nggak cuma soal melihat arsitektur peninggalan kolonial. Tapi juga memahami dinamika sosial dan budaya yang pernah berkembang di kawasan ini. Dulu, tempat ini merupakan pusat aktivitas perdagangan antara orang Eropa, Tionghoa, Arab, dan pribumi. Kini, sembari menyusuri jalanan dan gang-gangnya, kamu bisa mengikuti tur sejarah, berburu spot foto bergaya vintage, atau sekadar duduk santai di taman sambil menikmati senja dan mendengarkan alunan musisi jalanan.

Kota Lama bukan sekadar tempat wisata, tapi ruang publik yang mengajak kita merenungi perjalanan panjang sebuah kota pelabuhan yang sudah lama jadi kawasan penting bagi ekonomi Pulau Jawa.

Lawang Sewu

Disebut Lawang Sewu atau “seribu pintu”, karena jumlah daun pintunya yang sangat banyak, meskipun sebenarnya tak sampai seribu. Gedung ini dibangun pada awal abad ke-20 sebagai kantor pusat Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan kereta api swasta Belanda. Dari sinilah jaringan rel di Jawa mulai menyebar, menjadikan Lawang Sewu sebagai saksi bisu geliat modernisasi transportasi di Hindia Belanda.

Baca Juga:

4 Wisata Semarang yang Bisa Bikin Kamu Kapok Jika Salah Momen Berkunjung

4 Alasan Orang Solo Lebih Sering Plesir ke Jogja Dibanding ke Semarang

Yang menarik dari Lawang Sewu bukan hanya arsitekturnya yang fotogenik atau lorong-lorongnya yang penuh aura misterius. Tapi juga transformasinya dari ruang kerja kolonial, menjadi tempat perjuangan kemerdekaan, hingga kini beralih fungsi sebagai museum sejarah perkeretaapian. Di dalamnya, pengunjung bisa melihat koleksi mesin tik tua, peta rel zaman kolonial, hingga diorama pertempuran saat gedung ini sempat dikuasai tentara Jepang.

Bagi yang menyukai atmosfer tempo dulu, Lawang Sewu menawarkan pengalaman yang lengkap: estetika visual, narasi sejarah, dan secuil sensasi mistis yang membuatnya tetap melekat dalam ingatan setiap pengunjung.

Gedung Sarekat Islam Semarang

Gedung Sarekat Islam Semarang mungkin tak seterkenal Lawang Sewu atau semegah bangunan kolonial di Kota Lama. Tapi justru dari sinilah bab penting sejarah pergerakan rakyat Indonesia bermula. Terletak di Jalan Gendong Selatan 1144, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur, bangunan ini dulu menjadi pusat aktivitas Sarekat Islam cabang Semarang, organisasi masa bumiputra yang vokal menyuarakan ketidakadilan di era penjajahan.

Gedung ini selesai dibangun dan mulai difungsikan pada 1920. Bukan hanya sebagai tempat rapat umum, tapi juga sebagai ruang pendidikan lewat pendirian Sekolah Sarekat Islam. Sekolah rakyat yang digagas langsung oleh Tan Malaka, yang kala itu juga menjadi salah satu gurunya, dan ditujukan bagi anak-anak pribumi dari keluarga miskin yang tak mampu mengakses pendidikan formal milik Belanda.

Sejak 2014 bangunan tersebut telah ditetapkan sebagai cagar budaya, tapi keberadaannya masih kerap luput dari perhatian wisatawan hingga sekarang. Tidak ada pameran besar atau arsitektur yang mencolok, tapi nilai historisnya sangat kental dan terasa kuat. Di tempat ini pernah berkumpul gagasan-gagasan revolusioner, lahir kesadaran politik, dan tumbuh semangat kolektif untuk menolak ketimpangan.

Bagi para pencinta sejarah, mengunjungi Gedung Sarekat Islam seperti membuka jendela ke masa ketika perlawanan tidak selalu mengandalkan ketersediaan senjata, tapi lahir dari diskusi, pendidikan, dan solidaritas. Tempat ini layak jadi destinasi, bukan hanya karena bentuk fisiknya, tapi karena ide-ide besar yang pernah lahir dari dalamnya.

Menara Syahbandar Sleko

Di antara deretan bangunan tua di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, berdiri sebuah menara bersejarah yang diam-diam menyimpan kisah panjang tentang kejayaan maritim Kota Semarang, Menara Syahbandar Sleko. Dahulu, menara ini merupakan pos vital dalam sistem navigasi pelabuhan. Tempat para syahbandar memantau lalu lintas kapal yang keluar-masuk jalur laut utara Jawa.

Dibangun pada masa kolonial Belanda, menara ini menjadi bagian penting dari infrastruktur pelabuhan yang mendukung geliat ekspor-impor di abad ke-19. Ketika Semarang berkembang sebagai salah satu pelabuhan utama Hindia Belanda.

Arsitekturnya sederhana tapi fungsional—cerminan khas bangunan utilitarian zaman kolonial. Meski tak semegah gedung-gedung administratif kolonial lainnya, nilai sejarahnya tak kalah besar. Dari ketinggian menara inilah lalu lintas kapal dikontrol, menjadikannya salah satu saksi penting dinamika perdagangan global yang bersinggungan dengan perairan Jawa.

Namun selama bertahun-tahun, keberadaannya sempat terabaikan, nyaris luput dari perhatian publik dan wisatawan.

Beruntung, kesadaran akan pentingnya pelestarian sejarah mulai tumbuh. Menara Syahbandar Sleko mulai dipugar sejak 2022 dan restorasinya rampung pada 2023. Proses ini mengembalikan kejayaan visualnya tanpa menghilangkan karakter asli bangunan. Bangunan bersejarah ini juga sudah resmi ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Menjadikannya tak hanya simbol sejarah maritim, tetapi juga bagian penting dari identitas kota.

Meski belum seramai destinasi lain, Sleko layak menjadi tempat persinggahan bagi siapa pun yang ingin menyusuri jejak pelabuhan kolonial, dan mengenang masa ketika Semarang berdetak mengikuti ritme ombak dan layar kapal dagang.

Klenteng Sam Poo Kong

Jika empat destinasi sebelumnya memperkenalkan kita pada warisan masa kolonial dan perjuangan rakyat, maka Klenteng Sam Poo Kong menawarkan kisah sejarah yang berbeda. Lebih tua, dan berakar pada masa kejayaan pelayaran maritim Asia. Terletak di kawasan Simongan, Semarang, bangunan ini bukan sekadar tempat ibadah umat Konghucu, tetapi juga menjadi simbol akulturasi budaya Tionghoa, Jawa, dan Islam yang telah terjalin sejak lebih dari enam abad lalu.

Klenteng ini dibangun pada awal abad ke-15, diperkirakan antara 1400 hingga 1416, menyusul kedatangan Laksamana Zheng He (Cheng Ho), seorang pelaut Muslim asal Tiongkok yang tengah menjalankan ekspedisi damai ke Nusantara.

Cerita bermula ketika juru mudinya, Wang Jing Hong, jatuh sakit dan dirawat di sebuah gua batu yang kemudian dijadikan tempat persinggahan Cheng Ho. Setelah gua itu runtuh, masyarakat setempat membangunnya kembali dalam bentuk gua buatan, yang menjadi cikal bakal Sam Poo Kong yang kita lihat sekarang. Sebuah kompleks megah dengan ornamen merah menyala, patung naga, dan arsitektur khas Tiongkok yang menjulang elegan.

Lebih dari sekadar keindahan visual, Sam Poo Kong membawa pesan sejarah yang kuat: tentang perjumpaan antarbangsa yang terjadi bukan melalui penjajahan, tapi lewat perdagangan dan diplomasi. Setiap tahunnya, kelenteng ini menjadi pusat perayaan budaya seperti Kirab Cheng Ho, yang mempertemukan masyarakat lintas agama dan etnis. Mengunjungi Sam Poo Kong akan membawa kita menelusuri babak awal hubungan Semarang dengan dunia luar. Ketika kota pelabuhan ini sudah lebih dulu terbuka terhadap perbedaan dan keberagaman. Sebuah semangat yang masih terasa hidup hingga sekarang.

Wisata Semarang penuh nilai, tak hanya estetika semata

Itulah beberapa destinasi wisata sejarah yang ada di Kota Semarang. Tapi tunggu dulu, jangan buru-buru melipat peta atau menutup Google Maps. Karena sejarah di kota ini nggak cuma terpajang rapi di museum atau bangunan klasik yang sudah saya tulis sebelumnya. Tapi juga masih ada yang tersembunyi di sudut-sudut kota yang masih kerap luput dari pandangan. Di tembok berlumut, jendela kayu yang berderit, hingga lorong sempit yang menyimpan bisikan masa lampau.

Jadi, kalau suatu hari kamu mampir ke Semarang, jangan cuma cari lumpia dan es conglik saja ya. Sisihkan juga waktu untuk menyusuri jejak sejarahnya. Siapa tahu, dari satu pintu tua atau menara yang nyempil di ujung pelabuhan, kamu justru menemukan cerita yang tak pernah diajarkan di buku pelajaran. Karena sejarah, seperti juga cinta pertama, kadang muncul di tempat tak terduga dan meninggalkan bekas yang nggak gampang untuk dilupakan.

Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Menyambut Kawasan Heritage Semarang Lama, Sajikan Wisata yang Saling Terhubung Antar-Destinasi bikin Wisatawan Betah Berlama-lama

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Oktober 2025 oleh

Tags: lawang sewusam poo kongwisata sejarah semarangwisata semarang
Dimas Junian Fadillah

Dimas Junian Fadillah

Lulusan S1 Ilmu Politik, tertarik dengan tata kelola & politik lokal.

ArtikelTerkait

4 Hal Sederhana yang Bikin Orang Semarang Kesal, Jangan Lakukan di Depan Mereka

4 Hal Sederhana yang Bikin Orang Semarang Kesal, Jangan Lakukan di Depan Mereka!

14 Juli 2025
Jalan Pandanaran, Short Getaway Terbaik di Kota Semarang (Unsplash)

Cuma Punya Waktu Terbatas untuk Menikmati Keindahan Kota Semarang? Ke Jalan Pandanaran Aja!

29 November 2023
Alasan Orang Semarang seperti Saya Berpikir Dua Kali sebelum Jajan ke Es Puter Conglik yang Legendaris Itu Mojok.co

Alasan Orang Semarang seperti Saya Berpikir Dua Kali sebelum Jajan ke Es Puter Conglik yang Legendaris Itu

27 Juli 2025
Pariwisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja (Unsplash)

Wisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja

27 Januari 2023
4 Wisata Semarang yang Bisa Bikin Kamu Kapok Jika Salah Momen Berkunjung

4 Wisata Semarang yang Bisa Bikin Kamu Kapok Jika Salah Momen Berkunjung

16 November 2025
Gedung Birao Tegal, Kembaran Lawang Sewu Semarang yang Bernasib Sial Mojok.co

Gedung Birao Tegal, Kembaran Lawang Sewu Semarang yang Bernasib Sial

8 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.