Wisata Jogja jadi magnet bagi banyak orang untuk berkunjung ke daerah ini lagi dan lagi. Tidak heran, Kota Pelajar ini memang punya berbagai atraksi wisata. Mulai dari rekreasi yang memacu adrenalin, hingga jelajah kuliner yang sanggup menggoyang lidah .
Akan tetapi, dari sekian banyak aktivitas wisata di Jogja, sebenarnya tidak semua wisatawan akan cocok. Selain harganya yang lumayan, beberapa aktivitas wisata Jogja cukup menantang sehingga para wisatawan patut mempertimbangkan kondisi tubuh maupun kondisi kesehatannya. Daripada menyesal kemudian, sebaiknya berpikir ulang mencoba sederet kegiatan rekreasi di Jogja berikut ini.
#1 Pengidap claustrophobia lebih baik urungkan niat berwisata ke Goa Pindul
Aktivitas wisata susur sungai bawah tanah Goa Pindul merupakan pengalaman wisata yang unik, tapi sangat tidak direkomendasikan bagi mereka yang mempunyai ketakutan terhadap ruang sempit. Sebab, langit-langit goa yang rendah bisa membuat seseorang seolah-olah terkurung dalam kegelapan. Duet maut keadaan sesak sekaligus gelap gulita bukan tidak mungkin bisa memicu serangan panik yang berakibat fatal.
Tidak hanya risiko kesulitan bernapas, nekat menjalani susur sungai Goa Pindul dengan fobia ruang sempit dan gelap akan menimbulkan masalah keselamatan kolektif. Misalnya saja, tersendatnya jalur evakuasi. Maka dari itu, lebih bijak urungkan niat melakukan kegiatan ini jika tidak siap mental.
#2 Foto-foto di spot wisata Kalibiru tidak untuk orang yang takut ketinggian
Tempat wisata Kalibiru tersohor dengan pemandangan alamnya yang memukau. Namun, spot foto ikoniknya yang menjorok ke tebing jelas kurang ramah bagi pemilik acrophobia alias ketakutan berlebih dan tidak wajar terhadap ketinggian. Apalagi, alas kayu yang luasnya terbatas serta pengamanan sederhananya berhasil menciptakan ilusi visual seolah-olah pengunjung sedang melayang di udara.
Bagi orang yang takut ketinggian, ngotot berfoto di tempat tersebut berpotensi menimbulkan vertigo, keringat dingin, bahkan serangan panik. Percayalah, mempertaruhkan gengsi atas nama keberanian tidak sebanding dengan risiko keselamatan. Toh, wisatawan tetap bisa mengagumi pemandangan bak negeri di atas awan tanpa harus menggadaikan nyawa di tepi jurang.
#3 Walang goreng Gunungkidul tidak untuk wisatawan nggak suka tantangan
Banyak orang bilang mencicipi walang atau belalang goreng khas Gunungkidul merupakan pengalaman kuliner yang pantang dilewatkan. Namun, hidangan tidak biasa ini tentu bukan untuk semua orang. Jika tidak menekuni gastronomi atau ikut acara semacam Fear Factor, alangkah baiknya abaikan rasa penasaran terhadap sajian antik tersebut.
Bayangkan saja, rasa renyah akibat proses penggorengan bisa tiba-tiba berubah jadi lengket serta menyisakan aftertaste bau dan rasa tanah. Kejutan ini mungkin akan jadi pengalaman horor bagi orang awam. Sensasi mengunyah makhluk yang biasanya dianggap hama dan terkadang bentuknya masih lengkap dengan antena adalah uji ketangguhan yang sebenarnya.
Baca halaman selanjutnya: #4 Naik jeep …
#4 Naik jeep perlu kondisi fisik prima dan kantong tebal
Wisata Jogja yang satu ini mungkin terdengar sederhana, pengunjung naik jeep menyusuri rute menantang. Jangan salah, walau hanya naik jeep, wisatawan perlu dalam kondisi fisik prima karena operator jeep wisata kerap sengaja membawa pengunjung melintasi medan ekstrem. Misalnya saja, di dekat tebing terjal, jalan berbatu, hingga arus sungai deras. Tentu wisata menantang semacam ini tidak untuk semua orang, apalagi mereka yang punya penyakit bawaan jantung. Gerakan jeep yang kerap tidak terduga benar-benar bisa membuat senam jantung.
Di sisi lain, wisata Jogja yang satu ini tidak cocok untuk kaum mendang-mending. Harganya lumayan menguras kantong, bisa mencapai ratusan ribu untuk sekali trip.
#5 Jangan wisata belanja ke Pasar Beringharjo kalau nggak pandai tawar menawar
Pasar Beringharjo biasanya dikunjungi wisatawan saat mampir kawasan Malioboro. Namun, buat kalian yang tidak punya nyali untuk melakukan tawar-menawar dan baperan, lebih baik jangan ke sana. Jujur saja, harga di pasar ikonik tersebut tidak pernah objektif, terlebih jika para pedagang mengendus wisatawan yang berasal dari luar Jogja. Terkadang, bahkan mereka melontarkan kata-kata kurang sopan dalam bahasa daerah ketika dirasa turis hanya sekadar cuci mata dan tak ada niat berbelanja.
Intinya, mental baja adalah modal utama saat berkelana di Pasar Beringharjo. Wisatawan bertipe mudah tersinggung atau nggak mahir bernegosiasi harga, sebaiknya segera angkat kaki. Bagi turis dengan model demikian, berbelanja di mal dengan harga eksplisit jauh lebih cocok dibanding meratapi kantong bolong sepulang dari Pasar Beringharjo.
Wisata Jogja memang istimewa, tetapi keistimewaannya tidak lantas selalu pas untuk semua orang. Bagi sebagian orang, liburan versi mainstream di Jogja mungkin lebih sesuai demi kewarasan. Yang terpenting, selalu ingat bahwa tujuan piknik adalah untuk memulihkan diri yang lelah, bukan justru mencari masalah.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Kuliner Jogja yang Kurang Cocok di Lidah Wisatawan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
