5 Tokoh Pewayangan yang Bucin Abis

5 Tokoh Pewayangan yang Bucin Abis Terminal mojok

5 Tokoh Pewayangan yang Bucin Abis (Shutterstock.com)

Kisah bucin para tokoh pewayangan. Siapa saja mereka?

Meskipun nggak pernah merayakan Valentine, saya sering penasaran dengan sejarah Valentine. Setelah cari tahu ke sana kemari, Valentine ternyata nama pendeta dari Romawi. Semua bermula pada era Kaisar Claudius II di mana pria dilarang menikah lantaran menurut blio prajurit lebih baik nggak menikah. Namun, Valentine punya pikiran lain. Sebagai pendeta, Valentine menikahkan setiap pasangan yang saling mencintai secara diam-diam. Perbuatan Valentine tersebut kemudian ketahuan dan dia dihukum mati pada tanggal 14 Februari 270 M. Dari sinilah kemudian lahir Valentine’s Day, hari di mana orang-orang merayakan bentuk cintanya kepada pasangan.

Sebenarnya selain kisah Valentine, ada banyak kisah cinta yang tak kalah mengharukan, sebut saja Romeo dan Juliet, Laila dan Majnun, Cleopatra dan Mark Antony, Odysseus and Penelope, dll. Tak mau ketinggalan, ada juga kisah cinta yang dialami tokoh dalam pewayangan, lho. Beberapa tokoh dalam pewayangan memang terkenal bucin. Penasaran dengan kebucinan para ksatria pewayangan? Yuk, kita bahas satu per satu.

#1 Abimanyu, melakukan sumpah palsu demi ayang

Abimanyu adalah putra dari Arjuna. Ia memiliki istri bernama Siti Sundari. Dalam situasi telah memiliki istri, Abimanyu jatuh cinta pada Dewi Utari, putri dari Prabu Maswapati atau lebih dikenal dengan nama Prabu Durgandana.

Kadung bucin dengan Dewi Utari dan ingin memilikinya, Abimanyu nekat melamar Dewi Utari dan mengaku jika dirinya masih perjaka. Awalnya Dewi Utari nggak percaya, lalu Abimanyu melakukan sumpah dan berujar, “Dewi Utari, saya masih perjaka. Jika tidak percaya, saya berani mati ditusuk seribu pisau.”

Percaya dengan sumpah Abimanyu, Dewi Utari pun bersedia dinikahi. Celakanya, saat Dewi Utari hamil, terjadi perang Batarayudha dan Abimanyu meninggal di medan perang dengan seribu tusukan pedang. Sama persis seperti sumpah yang pernah diucapkannya dahulu saat akan meminang Dewi Utari.

Belajarlah dari Abimanyu, Gaes. Cinta dengan ayang boleh, tapi nggak perlu sampai berbohong dan membuat sumpah palsu demi bisa mendapatkan ayang, ya. Lagi pula, cinta tak harus memiliki, layaknya cinta Rahwana kepada Dewi Sinta.

#2 Rahwana, baku hantam dengan Rama demi ayang

Dalam cerita yang umum kita baca dan dengar, Sinta adalah cinta matinya Rama. Rahwana justru muncul sebagai sosok antagonis yang bucinnya berlebihan kepada Sinta, sehingga tega menculik sang dewi untuk dibawa ke Alengka.

Tapi nih ya kalau dipikir-pikir lagi, Rahwana lah yang cintanya tulus kepada Sinta. Buktinya selama Sinta bersamanya, nggak pernah disakiti atau diapa-apain, masih dijaga kesuciannya. Justru Rama yang katanya cinta pada Sinta, tapi harus menunggu bertahun-tahun baru memutuskan menghampiri Sinta di Alengka.

Meskipun sudah berjuang mati-matian dan baku hantam dengan Rama demi mempertahankan Sinta, pada akhirnya Rahwana kalah. Sinta pun kembali bersama Rama. Namun yang menyedihkan, ketika sudah bertemu Sinta, Rama malah meminta Sinta menceburkan diri ke dalam api untuk membuktikan kesucian dirinya. Seriously, Ram? Katanya cinta, tapi kok gitu, sih? Kalau saya jadi Sinta sih mending sama Rahwana. Hehehe.

#3 Ekalaya, bertarung sampai mati demi ayang

Ekalaya atau lebih dikenal dengan nama Palgunadi dalam kisah Mahabharata adalah raja di Paranggelung. Istrinya sangat cantik bernama Dewi Anggraini.

Suatu ketika Arjuna menggoda Dewi Anggraini, namun Dewi Anggraini nggak mau dan mengadukan perbuatan Arjuna kepada suaminya, yaitu Ekalaya. Namanya juga suami yang bucin kepada istrinya, ayang semata wayangnya, Ekalaya tentu saja marah mendengar perbuatan Arjuna. Nggak pakai pikir panjang, Ekalaya bertempur dengan Arjuna demi menjaga harga diri istrinya.

Sayangnya dalam pertempuran tersebut Ekalaya kalah dan meninggal. Meski begitu, setidaknya Ekalaya telah membuktikan cintanya kepada sang istri dan bersedia mati demi ayang Dewi Anggraini.

#4 Petruk, babak belur dihajar Kurawa karena ayang

Prabu Kresna pernah berjanji kepada Petruk akan menikahkan anak perempuannya yang bernama Dewi Prantawati kepadanya. Ketika sang Dewi sudah dewasa, Petruk menagih janji kepada Prabu Kresna, namun mendapatkan jawaban yang pahit, “Dewi Prantawati akan dinikahkan dengan Raden Lesmana.”

Mengetahui kenyataan tersebut, Petruk jelas marah besar dan nggak terima dengan sikap Prabu Kresna. Meskipun berstatus pimpinan, Prabu Kresna nggak boleh sesuka hatinya dan ingkar janji. Namun, sikap Petruk ini justru diangkap lancang oleh para Kurawa, Petruk dianggap nggak mematuhi pimpinan.

Akhirnya, Petruk dihajar oleh Kurawa dan melarikan diri ke hutan Wanapringga. Di sini ia bertemu dengan Gandarwa Raja Swala yang kemudian membantu mengubah wujud Petruk menjadi ksatria Bambang Sukma Ngelembara. Dengan tampang yang gagah, Bambang Sukma mendekati Dewi Prantawati dan berhasil membuatnya jatuh cinta.

Di sisi lain, Kurawa tahu kalau Bambang Sukma sejatinya adalah Petruk yang buruk rupa. Para Kurawa kemudian menghajar Petruk, pertempuran sengit terjadi antara Kurawa dan Bambang Sukma. Dalam pertempuran tersebut, Bambang Sukma yang ganteng berubah wujud menjadi Petruk lagi.

Kurawa kemudian memperlihatkan wajah asli Petruk kepada Dewi Prantawati. Namun bukannya pergi meninggalkan Petruk, Dewi Prantawati justru tetap bersama Petruk. Dewi Prantawati nggak memandang fisik. Blio kemudian memilih Petruk dan menolak Raden Lesmana.

Babak belur dihajar Kurawa nggak masalah, asalkan Petruk bisa bersama ayang Dewi Prantawati. Kebucinan Petruk akhirnya berakhir happy ending.

#5 Wisanggeni, berjuang untuk ayang meski dilarang ayahnya sendiri

Wisanggeni adalah anak dari Arjuna. Wisanggeni jatuh cinta kapada Dewi Mustikawati. Masalahnya, ketika melamar sang Dewi, ternyata ada tiga laki-laki lain yang siap menjadi pesaingnya. Bingung mau memilih suami yang mana, Dewi Mustikawati lalu membuat sayembara, siapa yang berhasil membawa cupu manik gambar jagad akan menikah dengannya.

Karena cintanya yang luar biasa kepada Dewi Mustikawati, Wisanggeni menyanggupi sayembara tersebut dan meminta bantuan kepada ayahnya. Sayangnya, Arjuna menolak dan nggak memberikan restu kepada Wisanggeni.

Kadung cinta, Wisanggeni tetap ingin menikahi Mustikawati meskipun tanpa restu bapaknya. Akhirnya terjadilah pertarungan antara anak dan bapak. Perkelahian tersebut kemudian berhasil dilerai Prabu Kresna.

Kasihan dengan Wisanggeni, Prabu Kresna membantunya mendapatkan cupu manik gambar jagad yang kemudian diserahkan Wisanggeni kepada Dewi Mustikawati sebagai simbol rasa cintanya yang dalam. Uwu banget nggak sih Wisanggeni ini?

Itulah lima cerita bucin dari tokoh pewayangan. Kalau teman-teman punya cerita bucin yang lain, boleh lho ditambahkan di kolom komentar.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version