Motif seseorang curhat dengan satu atau beberapa orang teman bermacam-macam. Ada yang ingin mendapatkan solusi, ingin meluapkan emosi, atau cuma mau bercerita dan didengarkan.
Selain hal yang diceritakan seseorang ketika curhat bisa beragam, respons yang diberikan oleh teman curhat juga berbeda-beda. Mulai dari respons yang menyenangkan, menenangkan, sampai menjengkelkan. Tergantung teman yang diajak curhat.
Berikut tipe-tipe respons sekaligus saran yang biasa diberikan seseorang, ketika temannya curhat.
Tipe menanggapi curhat #1 Judging
Tipe yang seperti ini harus diwaspadai setiap saran dan masukannya. Bukannya memberi solusi, malah bikin keki dan seenaknya menghakimi. Sering kali saran yang diberi tidak tepat sasaran, ngalor-ngidul. Sebab, harus disadari, terkadang fokusnya adalah pengin memperkeruh suasana aja gitu.
Teman yang seperti ini, bukan berarti harus kita hindari atau dijauhi. Nggak apa-apa. Tiap orang kan punya karakter yang berbeda-beda. Paling penting, sebagai pelaku curhat, kita harus bisa memilah, mana saran yang baik untuk dilakukan, mana yang tidak perlu dilakukan.
Tipe menanggapi curhat #2 Pasif
Perlu diketahui, tipe pasif dalam menanggapi curhatan seorang teman biasanya hanya memberi respons, “Hmmm… gitu” atau “Ya, ya, ya”. Kadang dia malah hanya mendengarkan tanpa merespons sama sekali.
Ada beberapa faktor kenapa seseorang pasif dalam memberi tanggapan atau saran ketika temannya curhat. Pertama, bisa jadi ingin memahami tanpa menghakimi. Kedua, khawatir salah atau kurang tepat dalam memberikan saran. Ketiga, karena memang sedang malas mendengarkan curhatan seorang teman.
Jika kalian sedang curhat dan berhadapan dengan teman yang seperti ini, tetap lanjutkan bercerita, boleh lihat situasi dan kondisi, juga tidak perlu menghakimi pendengar curhat.
Tipe menanggapi curhat #3 Konfirmatif
Tipe ini sering kali dianggapi antusias karena selalu melakukan probing atau memberi konfirmasi pada setiap cerita yang ia dengar.
Biasanya, setiap jeda cerita, ada beberapa pertanyaan yang diajukan. Seperti, “Oh, ya? Terus, gimana kondisi kamu sama dia sekarang?” atau malah memberi saran yang bijak, “Coba, deh, tempatkan dirimu di posisi dia juga, apa yang kamu rasain. Terus, apa yang akan kamu lakukan?”
Orang dengan tipe ini biasanya dianggap menyenangkan karena interaksi curhat menjadi dua arah. Komunikatif dan meminimalisir kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Tipe menanggapi curhat #4 Investigatif
Bersiaplah untuk menyiapkan argumen terbaikmu ketika curhat dengan tipe teman yang investigatif. Apalagi jika ada keanehan atau kejanggalan dalam curhatan yang disampaikan. Setiap cerita kalian tidak menutup kemungkinan akan disanggah dan dipertanyakan secara mendalam kebenarannya, hingga hal yang detail. Seperti kapan hal yang diceritakan terjadi, di mana, seperti apa kejadiannya, siapa yang memicu lebih awal, dan lain sebagainya.
Sebagian orang merasa capek ketika harus curhat dengan seorang teman tipe investigatif. Di satu sisi memang menyebalkan, tapi di sisi lain, jika brainstorming bisa menghasilkan insight, justru akan baik. Sesi curhat bisa jadi akan menghasilkan solusi yang mumpuni.
Tipe menanggapi curhat #5 Sepakat untuk tidak sepakat
Ketika kita curhat, tidak semua teman curhat kita akan mengiyakan atau sependapat dengan saran seperti apa yang disampaikan. Perbedaan saran, pendapat, juga sudut pandang, tentu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Pengalaman pribadi, lingkungan, referensi cerita, dan lain sebagainya. Jadi, jangan selalu berharap opini antara satu dengan yang lainnya akan selalu seragam. Tanpa disadari, terkadang perbedaan opini pun dapat menyatukan.
Harus disadari juga bahwa, saat curhat, seseorang harus siap untuk menerima perbedaan pendapat. Karena alasan seseorang curhat pastinya beragam. Ada yang agar bisa merasa tenang, ada juga yang ingin mendapat solusi. Jika ingin selalu dibela saat curhat, coba renungkan kembali, tujuan bercerita kepada orang lain, untuk mendapatkan solusi atau hanya sekadar mencari pembelaan.
Saran saya, dengan siapa pun proses curhat dilakukan, titipkan cerita personal kalian kepada seseorang yang paling dipercaya. Jangan sembarang cerita. Apalagi cerita kalian diketahui oleh orang yang diragukan komitmennya. Pokoknya, jangan. Nanti malah dijadikan utas di Twitter. Duh.
BACA JUGA Curhat di Medsos Muluk, Nggak Punya Teman, ya? dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.