Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

5 Skill Dasar yang Seharusnya Dikuasai Guru, tapi Kurang Diajarkan di Jurusan Pendidikan

Naufalul Ihya Ulumuddin oleh Naufalul Ihya Ulumuddin
15 Agustus 2024
A A
Sisi Gelap Jadi Guru Honorer yang Tidak Diketahui Banyak Orang sekolah swasta

Sisi Gelap Jadi Guru Honorer yang Tidak Diketahui Banyak Orang (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jurusan pendidikan harusnya fokus mengajari guru skills ini, sebab ini begitu penting dan dibutuhkan oleh murid

Guru adalah profesi terpuji. Tapi, status profesi terpuji itu harus diimbangi pula dengan kualitas ciamik dari setiap insan gurunya. Jangan sampai, kualitas gurunya pas-pasan, berlagak sok terpuji di balik ketiak citra profesi yang mulia.

Maka dari itu, setiap guru harus punya skill yang mencerminkan kualitas mulia dan terpuji profesinya. Setiap guru harus sadar untuk terus mengasah skill keguruannya.

Berdasarkan pengalaman saya menjadi guru hampir 3 tahun, ada 5 skill dasar yang seharusnya dikuasai agar menjadi guru berkualitas. Hanya saja, skill-skill ini sering diabaikan atau tidak terlalu serius diajarkan di jurusan pendidikan. Sehingga, tidak sedikit guru yang belum atau bahkan memilih menyerah untuk menguasainya.

Skill komedi 

Kalau kita membaca teori-teori pendidikan, hampir semuanya membahas tentang proses pendidikan yang menyenangkan dan membahagiakan. Paulo Freire misalnya, menjelaskan kalau pendidikan harus berporos pada hati yang bahagia. Sehingga, gerak pikir kita dalam belajar dan mengajar berjalan secara riang. 

Maka dari itu, skill komedi menjadi penting bagi guru. Kemampuan bercanda dan menjadi asik (bukan sok asik) di kalangan siswa adalah poin dasar yang harus dikuasai. Disebut skill, karena mereka harus mampu menerka bagian-bagian candaan yang pas dan tetap beradab.  

Ketika gurunya punya skill komedi yang baik, maka siswa akan respek sendiri dan semangat dalam belajar. Saran saya, segera masukkan mata kuliah khusus pembelajaran yang komedik di kurikulum fakultas pendidikan. Video-video kelas komedi seperti kelas Pecahkan dari perusahaan Comikanya Pandji Pragiwaksono bisa jadi rujukan awal. Kalau mau yang lebih simpel, bisa mulai membangun budaya nonton stand up comedy via YouTube. Saya rasa itu cukup efektif untuk meningkatkan selera komedi. Ehe.  

Skill retorika dan motivasi guru harus ditingkatkan

Berdasarkan perenungan personal yang mendalam, bagi saya guru harus menjadi orator ulung. Orator yang mampu beretorika dengan baik. Retorika dalam artian memberikan penjelasan materi dengan bahasa yang menarik, persuasif, dan menggerakkan. 

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Lebih-lebih, guru bisa menjadi seorang motivator. Sebab, siswa seringkali mengalami kondisi loyo, letih, dan lesu dalam belajar. Apalagi kalau belajar di jam-jam siang menjelang sore. Sudah ambyar itu spirit belajarnya. Pada titik inilah, seorang guru harus mampu memberi motivasi sebelum mulai menjalankan pembelajaran. Nah, memberi motivasi itu memerlukan skill khusus yang harus dipelajari secara mendalam. Agar motivasinya nggak klise dan malah bikin tambah ngantuk.

Skill mengelola ego dan emosi guru

Skill berikutnya adalah mengelola ego dan emosi. Saya yakin, fakultas pendidikan di kampus-kampus pasti mempelajari ini. Hanya saja, berdasarkan informasi dari beberapa kolega guru di sekolah, fokus materi emosi dan psikologi di kampus merujuk pada siswa. Tidak pada pengendalian ego dan emosi guru. 

Padahal, dalam teori psikologinya Erich Fromm, mengendalikan emosi orang lain harus dimulai dari mengendalikan emosi diri sendiri. Maka, untuk bisa baik dalam mengendalikan ego dan emosi siswa, harus dimulai dari mengendalikan ego dan emosi guru. Misalnya, jangan jadi guru yang egois dan selalu ingin didengarkan, tanpa mau mendengarkan siswanya. Lebih-lebih, jangan jadi guru yang gampang marah dan ngambek. Udah nggak jaman serta jelas-jelas nggak mendidik blas itu. 

Makanya, untuk mengerti itu semua, guru harus punya skill mengelola ego dan emosinya sendiri sebagai pendidik yang bijak nan arif. Asek. 

Skill berinteraksi

Berikutnya masuk ke ranah teknis, yaitu interaktif. Jelas saja guru harus interaktif, agar siswanya nggak ngantuk selama belajar. Nah, untuk interaktif, guru perlu punya skill khusus. Ya skill menjalin interaksi. Belajar menggali topik dari ungkapan siswa. 

Guru nggak boleh jadi orang yang boring. Harus energik dan interaktif. Agar siswanya ikut tergerak dan semangat mengikuti proses pembelajaran. Makanya perlu skill khusus yang seharusnya dipelajari di kampus pendidikan. Minimal, guru harus berlatih membangun topik obrolan yang menyenangkan. Caranya gimana? Ya belajar dan latihan secara mendalam. 

Skill mendengarkan 

Terakhir, saya rasa adalah skill yang sangat diharapkan para siswa atas gurunya. Berdasarkan pengalaman lapangan saya, sering kali siswa capek seharian mendengarkan gurunya ceramah. Sesekali, mereka merasa sangat butuh ruang untuk didengarkan dan bercerita pada gurunya. Hanya saja, banyak guru yang terlalu gila wibawa, sehingga seakan tak sudi mendengar keluh-kesah dan celoteh siswanya. 

Maka dari itu, skill mendengarkan adalah skill dasar yang harus dimiliki guru. Sesekali, guru harus menyediakan ruang di mana dirinya tak menjelaskan apa pun, tapi hanya cukup menyediakan dirinya hadir sebagai pendengar siswanya. Hadir sebagai pendengar hasil tontonan siswanya, bacaan siswanya, gosip siswanya, dan keluhan-keluhan siswanya. Sehingga, siswa akan merasa berada di lingkungan belajar yang terbuka, setara, dan melegakan. Hal tersebut tentu saja menjadi ekosistem segar untuk siswa dapat menimba pengetahuan secara optimal. 

Para kampus-kampus dan jurusan-jurusan pendidikan, agendakanlah rancangan mata kuliah khusus skill pedagogi mendengar untuk para calon pendidik. Sebab, siswa butuh itu. Siswa butuh pendidik yang menyediakan dirinya sebagai pendengar yang baik. 

Penulis: Naufalul Ihya’ Ulumuddin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Derita Guru Kejar Paket: Gaji Menyedihkan, Beban Administrasi Mengerikan, Masih Harus Menghadapi Murid yang Kadang Ajaib

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Agustus 2024 oleh

Tags: gurujurusan pendidikanskill guru
Naufalul Ihya Ulumuddin

Naufalul Ihya Ulumuddin

Pegiat sosiologi asal Madura. Tertarik isu pendidikan, kebijakan sosial, dan keluarga. Cita-cita tertinggi jadi anak yang berbakti dan suami ideal untuk istri.

ArtikelTerkait

5 Dosa Guru pada Murid yang Jarang Disadari, Salah Satunya Korupsi Waktu

5 Dosa Guru pada Murid yang Jarang Disadari, Salah Satunya Korupsi Waktu

29 Agustus 2024
Banting Setir dari Jurusan Manajemen Jadi Guru PAUD, Dianggap Aneh dan Nggak Punya Masa Depan Mojok.co

Banting Setir dari Jurusan Manajemen Jadi Guru PAUD, Dianggap Aneh dan Nggak Punya Masa Depan

9 September 2025
Jurusan Pendidikan Itu Memang Gampang dan Sepele kok, Beneran deh, Serius Guru

Jadi Mahasiswa Jurusan Pendidikan yang Hidup di Desa Itu Berat: Dianggap Calon Guru, Moral Compass, dan Dianggap Serbabisa

10 September 2024
Nasib Guru Honorer Menjelang Idulfitri: THR Nggak Turun, Upah Bulan Lalu Nanti Dulu orang tua guru korea

Belajar dari Konflik Guru dan Orang Tua Siswa di Korea, Sudah Saatnya Orang Tua Juga Mendidik Dirinya Sendiri

12 September 2023
Ironi Mahasiswa Jurusan Pendidikan: Buangan dan Tidak Ingin Menjadi Guru Mojok.co

Kalau Guru Adalah Penentu Peradaban, Lha yang Lain Ngapain?

26 November 2023
4 Drama Korea Unik dengan Bumbu Romansa Guru-Murid terminal mojok.co

4 Drama Korea Unik dengan Bumbu Romansa Guru-Murid

13 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.