Di artikel saya tentang profesi radiografer yang dimuat Terminal Mojok, saya berpendapat bahwa radiografer memiliki beberapa kesamaan dengan fotografer. Namun di tulisan tersebut, saya lupa memasukkan satu lagi, yaitu perihal jenis alatnya yang sama-sama beragam.
Dalam fotografi tentu terdapat berbagai jenis kamera, yang diklasifikasikan berdasar entah apa (mungkin kebutuhan?). Walau demikian, masyarakat kebanyakan hanya tahu bahwa dalam fotografi kamera ya itu-itu saja.
Begitu pun di radiografi. Di sini terdapat beberapa jenis pesawat atau alat pemeriksaan radiologi. Namun kembali lagi, banyak orang menggebuk rata penyebutannya dengan “alat rontgen”.
Padahal, di radiografi setiap alat memiliki kemampuan pencitraan yang berbeda-beda. Ada yang hanya 2 dimensi, ada pula yang 3 dimensi. Ada yang hanya sekali tangkap gambar, ada juga yang real time atau secara langsung, seperti di video gitu.
Jadi, menurut saya, menyebut semua itu hanya dengan “alat rontgen” itu kurang tepat.
Ditambah lagi, terdapat beberapa pemeriksaan radiologi yang tidak memanfaatkan sinar X. Sementara Wilhelm Conrad Rontgen kan penemu sinar X, bukan penemu pemeriksaan radiologi.
Oh iya, yang saya maksud di sini adalah pemeriksaan radiologi diagnostik, ya. Pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi kondisi dan kelainan dalam tubuh manusia. Bukan radioterapi. Pasalnya, ini hanya mendeteksi, bukan mengobati.
Dan semua itu, saya simpulkan setidaknya terdapat 5 jenis pesawat sebagai berikut:
#1 Pesawat Sinar X Konvensional
Penampakan alat pemeriksaan ini saya kira sudah tidak asing lagi. Jika kamu ke rumah sakit dan mendapat pemeriksaan radiologi seperti thoraks, tulang-belulang, atau organ lainnya, pasti menggunakan alat ini.
Seperti namanya, alat ini memang ditujukan untuk pemeriksaan yang biasa dan sederhana karena hanya menghasilkan gambar 2 dimensi.
Sebenarnya, terdapat pesawat sinar X lain yang termasuk konvensional tapi dikhususkan, antara lain: pesawat panoramic dan chepalometri untuk pemeriksaan kepala dan gigi keseluruhan; pesawat dental untuk memeriksa gigi; dan pesawat mammografi untuk memeriksa payudara.
#2 Pesawat Sinar X Fluoroscopy
Alat ini biasanya oleh beberapa merk dijadikan satu dengan jenis di atas sehingga juga bisa digunakan untuk pemeriksaan konvensional. Namun konsep fluoroscopy sendiri cukup berbeda karena real time, seperti memvideo organ. Jadi sinar X terus memancar selama pemeriksaan. Biasanya, alat ini digunakan pada pemeriksaan intervensional untuk keperluan pemasangan alat seperti selang, pen, atau lainnya ke dalam tubuh.
Ada juga jenis ini yang khusus hanya untuk fluoroscopy, yaitu pesawat C-Arm. Bentuknya seperti huruf “c” yang mengapit meja pemeriksaan. Biasanya digunakan khusus di ruang operasi itu, loh. Tahu, kan?
#3 Pesawat Sinar X CT (Computed Tomography) Scan
Sudah terbayang, kan, dengan alat yang satu ini? Iya, yang kaya terowongan itu.
Nah, CT Scan mampu menghasilkan gambar dalam bentuk 3 dimensi dan berjumlah banyak. Jika yang pertama memotret hanya dengan satu sudut pandang, pesawat ini mampu menggambarkan dari banyak sudut pandang.
Meniru analogi yang dipakai dosen saya, sederhananya pesawat ini mampu menggambarkan timun dari beberapa potongan: 1) axial, yang menampakan depan hingga belakang (sehingga gambar berbentuk lingkaran); 2) horisontal, menampakkan potongan dari atas hingga bawah (berbentuk lonjong); dan 3) vertikal, yang menampakkan potongan dari sisi kanan dan kiri (bentuknya apa, ya? Lonjong juga kayaknya).
Dari semua gambaran yang dihasilkan melalui berbagai sudut pandang itulah, dokter mampu melihat secara lebih jelas letak kelainan pada tubuh pasien.
#4 Pesawat MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Bentuk pesawat ini hampir sama seperti CT scan, tapi sumber radiasi yang digunakan adalah gelombang magnet bukan sinar X. Sebenarnya saya agak lupa konsep pemeriksaan di alat ini.
Yang saya ingat adalah keuntungan pemeriksaan ini yang tidak memiliki efek paparan radiasi seperti pemeriksaan sinar X sehingga aman dilakukan bagi ibu hamil. Selain itu, seingat saya detail gambaran pada pemeriksaan ini juga lebih baik. Namun, biayanya mahal dan dibutuhkan waktu yang lama dalam sekali pemeriksaan.
Maaf ya, saya nggak bisa menjelaskan konsepnya. Sebab, saat mata kuliah MRI dasar saya nggak tertarik sampai tertidur. Ya, soalnya saat saya bekerja kelak, pemeriksaan ini bukanlah kompetensi saya yang hanya lulusan D3. Dan untuk bisa menguasainya, perlu menambah kuliah satu tahun lagi dan mendapat gelar Sarjana Terapan Radiologi.
#5 Pesawat PET (Positron Emission Tomography)
Jika keempat alat di atas memanfaatkan radiasi eksternal, berbeda dengan alat ini yang memanfaatkan radiasi dari radioisotop—anggap saja obat berbahan zat radioaktif –yang dimasukkan ke dalam tubuh.
Nah, radioisotop itu akan mendeteksi letak kanker dalam tubuh setelah radiasi tersebut ditangkap oleh detektor alat ini. Singkatnya, sih, begitu. Soalnya, waktu praktik lapangan di RS Kariadi, saya dalam keadaan ngantuk. Hehehe.
Pemeriksaan dengan alat ini juga merupakan bidang khusus, yaitu nuclear medicine, yang secara aneh diterjemahkan hingga menjadi “kedokteran nuklir”. Aneh, kan?
Sebenarnya, ada satu alat lagi yang pemeriksaannya dikategorikan sebagai pemeriksaan radiologi. Yaitu USG. Namun, saya nggak mau bahas. Selain karena masyarakat nggak menyebutnya sebagai alat rontgen, juga karena belakangan ini USG jadi isu sensitif.
Kok, bisa? Ya, bisa dong. Berkat Lord Terawan gitu loh, melalui Permenkes Nomor 24 Tahun 2020-nya itu. Jangan pura-pura nggak tahu, saya nanti kepancing buat ngomongin beliau lagi. Gimana?
Tapi, sekalimat mungkin boljug lah, ya: Pak Terawan, jangan mentang-mentang USG merupakan pemeriksaan radiologi, sehingga yang dibolehkan melakukannya hanya dokter radiologis, ya. Udah ah, cukup. Gitu aja.
BACA JUGA Keresahan Radiografer yang Suka Dikatain Mandul dan Profesinya Nggak Ada di KBBI dan tulisan Fadlir Rahman lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.