Minggu-minggu ini adalah momen yang sangat krusial bagi semua siswa sekolah. Kalau saya nggak salah baca, dalam kalender akademik tahun 2021 tercantum jadwal Penilaian Akhir Semester (PAS) yang dimulai dari akhir November sampai awal Desember tahun ini. Saya yakin, semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tiap akhir semester ini pasti riweuh. Mulai dari pegawai Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru sekolah, guru bimbel, siswa, sampai orang tua siswa juga ikut-ikutan riweuh.
Sebagai orang tua dari tiga anak yang ketiga-tiganya masih bersekolah, menghadapi anak-anak ujian sekolah bukan perkara gampang. Mulai dari mengkondisikan mood anak yang suka naik-turun, menyiapkan materi pelajaran yang harus dipelajari, sampai menyampaikan berbagai petuah, nasihat, dan motivasi buat anak-anak biar semangat belajar. Dan, melakukan itu semua cukup menguras tenaga—dan air mata—Mylov.
Kalau sudah berada dalam kondisi begini, saya selalu teringat nasihat orang tua dulu ketika anak-anaknya akan menghadapi ujian sekolah. Kata-katanya sederhana, tapi nggak tahu kenapa selalu terngiang-ngiang di telinga. Bahkan, nasihat orang tua lebih mudah diingat daripada materi pelajaran yang sudah dipelajari selama berjam-jam. Aneh memang, tapi begitulah kenyataannya. Kurang lebih seperti ini nih nasihat dari para orang tua.
#1 Jangan lupa berdoa, ya!
Ini adalah nasihat para orang tua yang paling utama ketika anaknya ujian: berdoa. Mau sekeras apa pun belajar dan menghafal materi pelajaran, akan terasa hambar kalau nggak berdoa. Doa adalah sarana permintaan kepada Tuhan supaya ditenangkan hati, diluaskan pikiran, dan dimudahkan dalam mengerjakan soal-soal ujian. Makanya wajar kalau orang tua selalu cerewet mengingatkan supaya anak-anaknya berdoa dulu sebelum mengerjakan soal-soal ujian.
#2 Jangan buru-buru mengerjakan soal!
Nasihat ini juga sering disampaikan para orang tua supaya anak-anaknya mengerjakan soal dengan tenang dan nggak terburu-buru. Ada beberapa tipe soal ujian yang memang perlu dibaca teliti dan berulang-ulang. Kalau terburu-buru malah khawatir terkena jebakan dan pastinya jawabannya salah. Sifat terburu-buru memang nggak bagus, sih.
#3 Kerjakan soal yang mudah dulu, tandai soal yang dilewati!
Ketika orang tua memberi nasihat ini, sebetulnya mereka sedang mengajarkan anak-anaknya tentang manajemen waktu dan skala prioritas. Terpaku pada satu soal yang sulit jelas akan menghabiskan banyak waktu. Akan lebih baik mengerjakan soal-soal yang mudah terlebih dahulu sehingga sisa waktunya bisa dipakai berpikir untuk soal-soal yang sulit dengan leluasa.
#4 Jujur, ya. Jangan nyontek!
Nasihat ini juga sering saya dengar dari orang tua dulu. Katanya, lebih baik dapat nilai jelek tapi jujur daripada nilai bagus dari hasil menyontek. Lebih hebat lagi kalau bisa dapat nilai bagus karena jujur. Terdengar klise, sih, tapi ini jadi semacam doktrin yang ditanamkan oleh para orang tua kepada anak-anaknya. Jujur adalah koentji menuju kesuksesan di masa depan.
#5 Kalau sudah selesai, periksa lagi soal dan jawabannya!
Kalau nasihat yang satu ini mengajarkan supaya kita terbiasa melakukan cek dan ricek. Namanya manusia pasti ada saja salahnya. Makanya perlu memeriksa lagi dan lagi jawaban soal-soal ujian. Saya masih ingat ketika orang tua menyuruh saya untuk cek dan ricek jawaban soal ujian minimal tiga kali. Setelah yakin, barulah dikumpulkan ke meja guru.
Itulah lima nasihat klasik dari orang tua dulu kepada anak-anaknya ketika akan ujian sekolah. Meski sederhana, kata-katanya mereka bisa menenangkan hati sekaligus memacu semangat belajar. Bukan nggak mungkin dari nasihat-nasihat itu akan lahir orang-orang yang sukses di masa depan. Contohnya, ya saya ini. Meski dulu nggak pernah ikut bimbel atau les privat, tapi dari nasihat-nasihat klasik macam tadi bisa membuat saya jadi PNS, desainer grafis, komikus, plus penulis di Terminal Mojok. Uhuk.
Sumber Gambar: Unsplash