Kalau boleh bilang, salah satu penemuan yang paling berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia adalah penemuan kopi instan atau sebut saja kopi sachet. Kemunculan kopi sachet benar-benar mengubah kebiasaan ngopi banyak orang, sekaligus mengubah pasar kopi. Sebagaimana hal-hal instan lainnya, kehadiran kopi sachet harus diakui memudahkan para peminum kopi.
Bayangkan saja, orang zaman dulu harus menjemur biji kopi terlebih dulu kalau mau ngopi, menyangrainya, lalu menumbuknya hingga halus. Itupun hasilnya sebatas kopi hitam (tubruk) biasa. Kalau mau varian lain seperti cappuccino, dsb., kita harus menambahkan sendiri elemen lainnya. Sementara sekarang, dengan adanya kopi sachet, kita bisa minum berbagai macam varian kopi hanya dengan menyobek bungkusnya dan menyeduhnya dengan air panas. Kopi sachet ini benar-benar praktis dan sangat membantu.
Akan tetapi dengan segala kemudahan ini tak membuat semua kopi sachet enak. Ada banyak kopi yang rasanya kurang di lidah. Entah karena kelewat manis, rasa kopinya aneh, dll. Yang jelas, kopi-kopi kayak gini bikin kita sebagai konsumen kapok untuk mencicipinya. Maka dari itu, sebagai seorang penikmat kopi sachet, saya akan membagikan beberapa kopi sachet yang bikin saya kapok mencicipinya, tentu berdasarkan pengalaman pribadi.
#1 Luwak White Coffee, nggak cocok di perut saya
Sejak kemunculannya pertama kali, saya sudah punya feeling bahwa saya nggak akan cocok dengan Luwak White Coffee. Padahal saya ingat betul kopi satu ini sangat mencuri perhatian di awal kemunculannya. Karena penasaran, saya pun mencicipi kopi ini. Benar saja, saya memang nggak cocok dengan kopi instan satu ini.
Saya sudah beberapa kali mencicipi Luwak White Coffee, dan tiap kali meminum kopi ini, experience-nya nggak enak. Mulai dari rasanya yang lebih mirip seduhan gula dengan campuran setetes perisa kopi alias manis banget, hingga bau kencing saya yang jadi bau kopi ini. Selain itu, entah kenapa kopi sachet ini malah bikin perut saya nggak enak, nggak seperti tagline iklannya. Padahal kopi lain nggak sampai bikin perut saya mules, lho. Makanya saya kapok minum kopi ini.
Baca halaman selanjutnya: Bingung sama rasa yang ditawarkan kopi Lokalate Durian…
#2 Bingung sama rasa yang ditawarkan kopi sachet Lokalate Kopi Durian
Kopi dan durian itu sebenarnya paduan yang pas, asal dibiarkan jadi dua entitas tersendiri. Bayangkan kita lagi makan durian yang manis legit, lalu disandingkan dengan kopi hitam pahit yang panas. Nikmat banget itu. Sayangnya, kopi dan durian itu jadi paduan nggak enak kalau dijadikan satu dalam sebuah kemasan. Dan inilah yang terjadi di kopi sachet Lokalate Kopi Durian.
Beruntung saya cuma sekali mencoba Lokalate Kopi Durian ini, sebab saya kapok. Saya nggak tahu arah kopi ini mau ke mana. Rasanya aneh banget di lidah saya.Kopinya ke mana, duriannya ke mana. Seakan produsen bingung apa yang mau ditonjolkan dari kopi ini: kopi atau durian. Sudah gitu manisnya kelewatan pula, bikin kopi ini makin enek buat saya.
#3 TOP Coffee Gula Aren terlalu manis, rasa kopinya tipis
Sepertinya kopi gula aren itu memang hanya cocok dijual dalam bentuk yang non-instan, seperti yang ada di coffee shop itu. Kalau kopi gula aren dijual dalam bentuk instan sachet biasanya akan flop. Antara rasanya kemanisan, atau rasa kopi serta gula arennya aneh. TOP Coffee Gula Aren ini contohnya.
Kalau boleh bilang, TOP Coffee Gula Aren buat saya kopi yang flop. Kopinya kemanisan, rasa kopinya tipis, bahkan rasa gula arennya nggak kayak gula aren. Aneh. Tiap minum TOP Coffee Gula Aren, saya seperti dihantui diabetes. Udah mah kemanisan, rasanya medioker pula.
#4 Cukup sekali mencicipi kopi sachet Pikopi Gula Aren
Pikopi Gula Aren ini kasusnya sama dengan TOP Coffee Gula Aren. Sama-sama kemanisan, sama-sama aneh rasanya. Sepengalaman saya, Pikopi Gula Aren bisa dibilang lebih buruk dari TOP Coffee Gula Aren. Bahkan kopi sachet satu ini nggak hanya aneh dari segi rasa, tapi dari segi kemasan juga. Nggak perlu saya jelaskan, kalian bisa cari tahu sendiri betapa anehnya kemasan kopi ini. Benar-benar bikin orang (setidaknya saya) kapok minum kopi sachet ini.
#5 Rasa ABC Tulus Mix Bubble Gum nyeleneh
Segila apa isi kepala manusia sehingga kepikiran untuk mencampurkan kopi dengan permen karet? Lalu dalam kepala kita, kepala para peminum kopi, apakah kepikiran untuk mencampurkan kopi dengan permen karet? Nggak, kan? Tapi ABC berani melakukannya. Jadilah ABC Tulus Mix Bubble Gum ini, kopi nyeleneh yang sayangnya punya rasa aneh di lidah saya.
Nggak perlu penjelasan panjang, kopi ABC Tulus Mix Bubble Gum ini nggak enak untuk standar lidah saya. Selain terlalu manis, rasa kopinya ini agak terganggu dengan aroma permen karetnya. Aneh lah pokoknya. Kapok saya mencicipi kopi sachet ini.
Itulah setidaknya beberapa kopi sachet yang bikin saya kapok mencicipinya. Dari sudut pandang saya sebagai penikmat kopi sachet kolot, kopi sachet itu mending yang normal-normal saja lah. Kalau nggak kopi hitam, kopi susu, cappuccino, atau moka. Udah, itu saja cukup, kok. Nggak perlu ada campuran rasa-rasa atau aroma-aroma yang nyeleneh.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
