Lima karakter Upin Ipin ini mengajarkan saya untuk tidak mudah percaya apa yang tampak di permukaan.
Green flag dan red flag jadi bahasa kekinian untuk menggambarkan sifat atau karakter dari seseorang atau suatu hal. Green flag untuk menandakan sesuatu atau seseorang yang baik, “sehat”, atau aman. Sementara red flag, istilah untuk menggambarkan sesuatu atau seseorang itu buruk, berbahaya, “tidak sehat”. Singkatnya, green flag istilah untuk menggambarkan sesuatu yang positif, sementara red flag untuk hal-hal negatif.
Persoalannya banyak hal di dunia ini sebenarnya red flag, tapi tampak green flag. Tidak kecuali tokoh-tokoh dalam serial anak-anak Upin Ipin. Sebagai penonton duo kembar itu, saya merasa ada tokoh-tokoh yang sebenarnya punya banyak sisi red flag, tapi ditampilkan sebagai sosok green flag oleh penulis cerita.
#1 Abang Iz pemuda paling toxic di Kampung Durian Runtuh
Abang Iz diceritakan sebagai sosok pemuda kampung yang tampan, ramah, dan senang membantu siapa saja. Itu mengapa banyak warga Durian Runtuh yang terpana dengan sosoknya, tidak terkecuali Kak Ros dan Cik Bidadari. Sepertinya, Abang Iz menyadari pesona yang dimilikinya, itu mengapa dia terkesan “bermain-main” dengan hubungannya dengan Kak Ros dan Cik Bidadari. Benar-benar playboy yang bersembunyi di balik topeng soft boy.
Abang Iz juga kurang jujur. Saya tahu sebagai pemuda yang merintis warung di kampung, dia perlu melakukan banyak hal agar dagangannya laku. Namun, itu bukan berarti dia harus berbohong kepada para pelanggannya kan? Itulah yang dilakukan kakaknya Mail ini ketika menjual pompa filter air. Katanya, produk ini bagus, murah, dan aman. Namun, kenyataannya jauh dari itu.
#2 Tok Dalang yang punya banyak konflik kepentingan
Isnin bin Khamis alias Tok Dalang adalah pemimpin Kampung Durian Runtuh yang disegani. Selain serba bisa, sosok yang satu ini digambarkan sangat mengayomi warganya. Terlebih keluarganya Upin dan Ipin. Sekilas, Tok Dalang adalah karakter green flag dalam cerita. Namun, kalau mau mengulik lebih dalam, pria kelahiran 1935 itu tidak selamanya bersih dari dosa.
Diceritakan, Tok Dalang punya banyak harta walau digambarkan sosok yang sederhana. Terminal Mojok pernah membahasnya dalam tulisan berjudul Menghitung Penghasilan Tok Dalang Upin Ipin yang Membuatnya Jadi Crazy Rich Kampung Durian Runtuh. Dia punya bisnis penginapan, mengelola banyak kebun, dan beternak ayam dan angsa. Seolah tidak cukup, dia masih mengambil job takmir masjid dan dalang.
Mungkin kalian akan mengapresiasi Tok Dalang sebagai sosok pekerja keras sekalipun usia sudah tua. Itu memang jadi poin sendiri, tapi melihat banyaknya usaha dan pekerjaan yang dijalankan di Kampung Durian Runtuh, saya justru melihat dia sosok yang maruk. Apalagi, di kampung dia menjabat sebagai pemimpin, ada banyak konflik kepentingan bisa terjadi.
Lebih disayangkan lagi, kekuasaan yang ditancapkan di kampung membuatnya haus hormat. Dia suka membanggakan diri sendiri dan menganggap tidak ada orang yang bisa mengalahkannya. Bisa dibilang adalah dia itu yang paling superior. Dia juga selalu merasa tidak suka kalau ada orang yang mampu mengimbangi atau melampaui dirinya.
Baca halaman selanjutnya: #3 Kak Ros bukan sekadar galak, dia juga toxic…