Saya heran grup WhatsApp alumni yang biasanya lengang tiba-tiba ramai sekali. Ada sekitar 30 pesan yang belum terbaca. Wah, ada apa ini? Kalau ramai begini biasanya ada hal menarik yang mereka bahas. Saya mulai membaca dari percakapan yang paling atas. Oalah, ini yang menjadikan grup WA heboh. Ternyata seorang teman mengirim link artikel dari media online yang membahas kota tempat tinggal saya, Blora!
Lalu, mengapa jadi bahan gunjingan? Nah, ini yang menarik bagi mereka. Sebagian besar dari mereka menertawakan julukan Blora sebagai kota tersepi se-provinsi Jawa Tengah. Sumber berita tersebut memang tidak mengada-ada sih. Artikel itu mengutip data dari buku Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2021 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng pada 26 Februari 2021 lalu.
Apakah sebagai warga Blora saya malu dengan predikat “negatif” seperti itu? Tidak! Justru sebaliknya, belakangan Blora semakin dikenal luas oleh masyarakat Indonesia karena lima hal ini:
#1 Penghasil kayu jati terbesar di Indonesia
Ini lho, Gaes, yang mungkin menjadi penyebab Blora dikatakan sebagai kota tersepi di Jawa Tengah: 50 persen wilayahnya adalah hutan. Meskipun di sana-sini hutan tetapi ini hutan jati, Bro! Dengan wilayah yang separuhnya adalah hutan maka nggak heran kalau Blora menjadi salah satu penghasil kayu jati terbesar di Indonesia.
Kayu jati Blora mempunyai keunggulan yang khas daripada kayu jati daerah lain. Keunggulannya terletak pada sisi kualitas. Kayu jati asal Blora sangat kokoh dan tahan lama. Nah, inilah yang menjadikan hasil olahannya berharga mahal. Selaras dengan pepatah Jawa yang berbunyi “ana rega ana rupa”. Melansir dari cnbcindonesia.com, Pak Jokowi muda yang saat itu menjadi pengusaha mebel sering berkunjung ke Blora untuk memesan kayu jati. Beliau juga mengajak pembelinya untuk melihat langsung asal bahan bakunya. Pak Jokowi aja sering ke Blora, kamu kapan?
#2 Produsen minyak bumi terbesar di Indonesia
Sering mendengar nama Blok Cepu kan? Kata Cepu diambil dari nama sebuah kecamatan di Kabupaten Blora. Sejak era kolonial, Cepu sudah dikenal sebagai daerah dengan sumber minyak bumi yang melimpah sehingga memicu orang-orang Belanda untuk melakukan eksplorasi di sana.
Seiring dengan berjalannya waktu, Blok Cepu sebagai salah blok eksplorasi minyak terbesar di Indonesia tidak hanya dikembangkan di wilayah Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah saja, tetapi juga melebar ke dua wilayah di Jawa Timur yaitu Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban.
Dilansir dari liputan6.com, pada 2020 produksi minyak Blok Cepu mencapai 210 mbopd atau setara dengan 30 persen produksi minyak nasional. Dengan produksi sebesar itu, maka Blok Cepu menempatkan diri menjadi produsen minyak nasional terbesar di Indonesia.
#3 Bandara Ngloram
Bandara yang terletak di kecamatan Cepu ini dibangun pada 1980. Pada awalnya bandara ini dimiliki oleh PT. Pertamina untuk menunjang operasional perusahaan, khususnya dalam mendukung pengelolaan minyak bumi di Cepu. Sayangnya, Bandara Ngloram hanya beroperasi selama empat tahun. Kemudian, pada 2019-2021 di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan, Bandara Ngloram dibangun kembali.
Setelah peresmian pada 26 November 2021 lalu, maskapai Citilink melayani rute penerbangan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta ke Bandara Ngloram Cepu sebanyak dua kali dalam sepekan yaitu setiap Senin dan Jum’at. Oleh karena adanya revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma maka sejak tanggal 18 Februari 2022 terjadi perubahan rute yaitu dari Cepu ke Surabaya. Rute yang baru ini dapat menghubungkan dengan penerbangan ke kota-kota di Indonesia lainnya, seperti Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin, Bandung, dan lainnya.
#4 Suku Samin
Salah satu ciri khas yang lekat dengan Blora adalah Suku Samin. Nama Samin berasal dari seorang tokoh dari Blora bernama Ki Samin Surosentiko yang lahir pada 1859. Beliau mengembangkan ajaran Sedulur Sikep. Kata “sedulur” berarti saudara sedangkan kata “sikep” memiliki arti senjata. Jadi, ajaran tersebut bermakna mengadakan perlawanan tanpa kekerasan dan senjata. Konon, ajaran Sedulur Sikep inilah yang membuat pusing pemerintah kolonial Belanda karena orang-orang Samin menolak membayar pajak dan aturan-aturan dari penjajah.
Sampai dengan saat ini, pengikut ajaran Samin Surosentiko ini menyebar di beberapa daerah sekitar Blora, antara lain Bojonegoro, Ngawi, Pati, Kudus, Rembang, dan Grobogan. Meskipun hidup dalam jaman modern, tetapi Suku Samin konsisten menjunjung tinggi warisan leluhurnya. Suku Samin mempertahankan sikap jujur, tidak iri dan dengki, selalu berprasangka baik serta sikap apa adanya.
#5 Kota kelahiran tokoh-tokoh nasional
Sebenarnya banyak tokoh nasional yang berasal dari Blora tetapi saya mengangkat dua nama yang saya anggap ikonik. Siapa yang tak kenal Pramoedya Ananta Toer dan Pratama Arhan? Keduanya berhasil mengangkat nama Blora di dalam maupun luar negeri.
Yang pertama, Pramoedya Ananta Toer. Dia adalah salah satu sastrawan besar negeri ini. Pram (sapaan akrab Pramoedya Ananta Toer) lahir di Blora pada 6 Februari 1925 dan wafat di Jakarta 30 April 2006. Sepanjang kiprahnya di dunia sastra, Pram telah menghasilkan lebih dari 50 karya sastra yang diterjemahkan dalam banyak bahasa asing.
Tokoh berikutnya adalah Pratama Arhan. Setelah perhelatan Piala AFF 2020 lalu, nama Pratama Arhan menjadi idola baru masyarakat pecinta bola di Indonesia. Pemain yang berposisi sebagai bek kiri tim nasional Indonesia ini kerap membahayakan gawang lawan lewat tendangan keras kaki kirinya. Berkat aksi gemilangnya itu, klub kasta dua Liga Jepang, Tokyo Verdy, tertarik untuk memboyong kelahiran 21 Desember 2001 ini. Pratama Arhan resmi bergabung dengan Tokyo Verdy sejak diumumkan pada 16 Februari 2022 dan mendapatkan kontrak bermain selama dua tahun.
Itulah lima hal yang belakangan membuat Kabupaten Blora semakin dikenal di negeri ini. Blora (mungkin) memang kota tersepi, tapi di balik itu semua, banyak potensi dan keunggulan yang bikin kota ini amat layak dikunjungi. Penasaran, Gaes? Dolan makane, Lur!
Penulis: Rudy Tri Hermawan
Editor: Rizky Prasetya