Di mana langit dijunjung, di situ bumi dipijak. Peribahasa lawas ini mengingatkan kita untuk pintar-pintar menyesuaikan diri di mana pun kita berada. Tetapi kalau peribahasa ini dikaitkan dengan kehidupan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES), artinya bisa jadi lebih… literal.
Pepatah “di mana langit dijunjung, di situ bumi dipijak” bagi mahasiswa UNNES bukan cuma nasihat, tapi semacam kode. Menjunjung langit berarti siap ditampar angin Gunungpati yang datang dari segala arah, dan memijak bumi artinya kudu tahan naik-turun tanjakan.
Begitulah. UNNES memang punya cara unik untuk menggembleng mahasiswanya. Bukan sekadar lewat kurikulum, tapi juga lewat bentang geografisnya.
Nah, karena bentang geografis di UNNES sudah cukup menantang, ada baiknya mahasiswa UNNES tidak perlu nambah-nambahi beban hidup mereka dengan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Apa saja? Berikut daftarnya.
#1 Mahasiswa UNNES jangan sering pindah kosan
Sekilas, pindah kosan itu terdengar menyenangkan. Kita bisa ganti suasana, bisa punya kesempatan baru untuk mendekor kamar, dan siapa tahu bisa dapat tetangga kos yang lebih baik daripada kosan sebelumnya.
Tetapi percayalah, pindah kosan di sekitar kampus Universitas Negeri Semarang ini bukan perkara mudah. Di balik tiap iklan kos “dekat kampus, aman, nyaman, murah”, ada makelar-makelar yang haus cuan. Makelar ini membuat harga kosan di sekitar kampus jadi nggak masuk akal.
Coba saja cek ke akun base mahasiswa di X. Banyak mahasiswa yang mengeluh betapa nggak ngotaknya harga kosan di sekitar UNNES. Bayangkan, kosan harganya bisa sampai Rp8 juta per tahun padahal kamarnya kecil dan kamar mandi ada di luar. Maka jangan salahkan jika akhirnya ada yang menyimpulkan bahwa semahal-mahalnya kosan di Tembalang, masih lebih digoreng harga kosan disekitar UNNES.
#2 Jangan lewat jalur tanjakan ekstrem di Jalan Bangkong
Jika dibaratkan, Jalan Bangkong Semarang ini semacam shortcut yang bisa memangkas waktu tempuh. Dari yang biasanya harus muter selama 30 menit, kamu cukup melesat selama 10 menit saja lewat jalan ini. Hemat waktu? Jelas. Aman? Belum tentu. Itu dia permasalahannya.
Jangan bayangkan Jalan Bangkong ini serupa jalan tol dengan aspal yang mulus. Jalan Bangkong lebih mirip jalur ninja yang hanya bisa dilalui oleh mereka yang sudah berpengalaman. Tanjakannya? Waduh, jangan ditanya. Ngeri.
Itu sebabnya mahasiswa UNNES sebaiknya tidak melintasi jalur ini. Terutama, jika kamu tidak terbiasa berkendara di medan yang menanjak dan kondisi motor yang tidak layak. Jika dipaksakan, melintas Jalan Bangkong tidak hanya sekadar memotong waktu tempuh, tapi juga memotong kampas rem motor kamu, bahkan lebih ekstrem lagi!
#3 Mahasiswa UNNES jangan berharap terlalu banyak saat ospek
Hal lain yang sebaiknya tidak dilakukan oleh mahasiswa UNNES, terutama maba alias mahasiswa barunya adalah berharap banyak saat ospek. Jangan bayangkan ospek kamu di kampus ini bakalan semeriah dan seheboh kampus-kampus lain yang kamu lihat di story teman-teman lainnya.
Nyatanya, ospek di Universitas Negeri Semarang berlangsung dengan cara yang sederhana. Saking sederhananya, kamu mungkin refleks akan membatin, “Oh, udah?”. Bukan kampusnya yang nggak sayang sama maba ataupun nggak niat bikin sesuatu yang memorable, ya. Namun inilah cara kampus menanamkan kesederhanaan pada mahasiswanya sejak dini. Jadi, nggak usah ngarep bakal dapat HokBen kayak kampus sebelah, ya~
Selain itu, mahasiswa baru UNNES juga sebaiknya tidak berharap ospek universitasnya bakalan tepat waktu. Soalnya pasti ada aja fakultas yang telat datang, tapi nanti pulang duluan.
#4 Jangan nyenggol anak Undip
Entah benar atau tidak, ada selentingan yang menyebut bahwa UNNES sebenarnya adalah pilihan kedua setelah Undip saat seleksi masuk perguruan tinggi. Dengan kata lain, beberapa calon mahasiswa itu aslinya ngincer berkuliah di Undip. Tapi apa daya? Ditolak. Akhirnya, daripada nggak kuliah di mana-mana, UNNES boleh juga.
Nah, karena sudah kadung ada slentingan soal hubungan antara dua kampus ini, ada baiknya anak UNNES jangan nyenggol anak Undip. Yang ada nanti dikira bagian dari mahasiswa gamon, yaitu mahasiswa yang aslinya pengin ke Universitas Diponegoro tapi ketrimanya di Universitas Negeri Semarang. Lalu karena gamon, akhirnya cari masalah.
Asli. Nyenggol anak Undip di Twitter atau media sosial lain itu capek. Sebab, tiap kali anak UNNES bercanda soal kampus, balasannya selalu peringkat, indeks, alumni, dan segala statistik yang bikin auto mundur alon-alon. Padahal kan niat awal cuma mau becanda, ehhh, malah tertampar fakta.
Jadi, daripada nyenggol kampus sebelah, mending anak UNNES kulineran di sini saja. Perut kenyang, hati pun tenang.
#5 Tidak pernah login ke MyUNNES-student
Di Universitas Negeri Semarang, ada aplikasi Sikadu yang bisa dimanfaatkan mahasiswanya untuk menunjang keperluan akademik. Ada pula aplikasi MyUNNES-student yang dikhususkan untuk mahasiswa yang akan mengelola keperluan non-akademik.
Nah, yang aplikasi MyUNNES-student, nih, mentang-mentang kaitannya dengan keperluan non-akademik, ia dianggap sebelah mata. Sampai-sampai mahasiswa tidak sempat untuk login. Padahal lewat MyUNNES-Student ini, birokrasi jadi mudah.
Contohnya, ketika mengajukan surat untuk keperluan pengajuan beasiswa. Mahasiswa nggak perlu bolak-balik ngecek ke fakultas untuk mengetahui progres pengajuan surat, tapi cukup lewat My UNNES-student. Kan kepenak.
Asiknya lagi, di aplikasi MyUNNES-student ini juga bisa untuk mengecek keberadaaan shuttle bus listrik. Mahasiswa bisa naik shuttle bus ini, berkeliling tanpa dikenai biaya sepeser pun. Ya kali jadi mahasiswa UNNES nggak pernah ngerasain naik shuttle bus~
Itulah hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh mahasiswa UNNES. 5 hal ini tentu saja tidak tercantum di peraturan resmi, melainkan semacam urban legend yang diceritakan secara turun-temurun.
Kalau kampusmu gimana? Ada urban legend apa di sana?
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Fisip UNNES Semarang Memperlakukan Prodi Sejarah, Prodi Tertua dan Sudah Teruji, Seperti Anak Tiri.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
