5 Hal yang Biasa Dilakukan Mahasiswa Baru UGM dan Mustahil bagi Mahasiswa Tua

5 Hal yang Biasa Dilakukan Mahasiswa Baru UGM dan Mustahil bagi Mahasiswa Tua

5 Hal yang Biasa Dilakukan Mahasiswa Baru UGM dan Mustahil bagi Mahasiswa Tua (Unsplash.com)

Kalau kalian melihat ada mahasiswa UGM yang bergerombol naik sepeda kampus, fix, itu mahasiswa baru. Mahasiswa tua mah pilih naik motor ke mana-mana~

Mendapatkan tanda hijau di pengumuman kelolosan ujian masuk universitas pasti bikin senang bukan kepalang. Kampus impian yang dulu hanya bisa dibayangkan akan segera menjadi kenyataan.

Euforia mengubah status dari anak SMA menjadi mahasiswa suatu kampus bisa berlangsung satu tahun lamanya. Soalnya selama setahun ini, status kita masih mahasiswa baru atau maba. Begitu punya adik tingkat, status kita bakal berubah pastinya.

Walaupun di kampus nggak ada aturan penggunaan seragam, sebenarnya kita bisa membedakan maba dan mahasiswa tua hanya dari hal-hal khas yang dilakukannya. Di Universitas Gadjah Mada (UGM), distingsi ini kelihatan banget. Dari kelima hal ini kita dapat menebak mana mahasiswa baru UGM dan mana mahasiswa tua yang sudah ditagih kapan lulus oleh keluarga.

#1 Mahasiswa baru UGM lagi seneng-senengnya pinjam sepeda kampus, mahasiswa tua mah mending naik motor

UGM punya fasilitas sepeda kampus yang bisa dipinjam untuk mobilisasi. Caranya tinggal tunjukkan KTM ke petugas dan kita akan diizinkan menggunakan sepeda kampus. Sepeda kampus ini harus dikembalikan ke stasiun sepeda kampus yang tersebar di beberapa titik di dalam wilayah UGM.

Kalau kamu menemukan ada mahasiswa, terutama segerombolan mahasiswa yang meminjam sepeda kampus UGM, fix mereka adalah maba. Maba pasti masih penasaran dengan fasilitas-fasilitas kampus. Oleh karenanya, mencoba sepeda kampus itu wajib hukumnya.

Mahasiswa tua mah males banget pinjam sepeda kampus. Jogja lagi panas-panasnya, ditambah skripsian yang bikin berat kepala, mana mungkin bisa gowes sambil haha-hihi. Mending naik motor, deh.

#2 Foto-foto di depan di tulisan UGM

Selain pengin tahu fasilitas yang disediakan oleh kampus, umumnya maba masih butuh validasi. Mereka pengin banyak orang tahu status baru mereka sebagai mahasiswa UGM. Salah satu caranya adalah foto di depan tulisan Universitas Gadjah Mada dan menjadikannya foto profil atau membagikannya ke media sosial pribadi.

Sebenarnya ada mitos yang bilang kalau foto di depan tulisan UGM bakal bikin susah lulus. Tapi nggak apa-apa lah buat maba. Mereka baru saja merasakan sulitnya masuk UGM. Jangan langsung ditakut-takuti susahnya keluar dari UGM.

#3 Berfoto di depan tulisan GSP dan fakultas

Latar belakang dan motivasinya masih sama seperti berfoto di depan tulisan UGM. Bedanya, biasanya kegiatan foto-foto di depan GSP dan fakultas itu dilakukan bareng-bareng. Biasanya sih setelah PPSMB.

Beda vibes-nya kalau yang mengalami mahasiswa tua. Masuk lingkungan kampus saja sudah merinding karena takut dimarahin dosen waktu bimbingan. Lihat tulisan fakultas langsung deg-degan dan keringat dingin nggak karuan. Eh, atau malah sudah lupa sama rupa fakultasnya sendiri?

Oh iya, kegiatan foto di depan GSP dan fakultas ini biasanya hanya dilakukan dua kali selama menjadi mahasiswa UGM. Aktivitas ini cuma dilakukan oleh maba atau mahasiswa yang baru saja wisuda.

#4 Mahasiswa baru ke TGCL di Perpustakaan Pusat UGM buat ngonten atau update story, mahasiswa tua mah cari tempat tenang buat skripsian

The Gade Creative Lounge termasuk salah satu fasilitas baru di Perpustakaan Pusat UGM. Letaknya ada di lantai empat. Walaupun usianya sebaya dengan pandemi Covid-19, TGCL ini sudah punya banyak fans. Untuk bisa reservasi tempat di TGCL pun harus war dulu. Bahkan dulu sempat ada joki war TGCL.

TGCL ini memang nyaman dan mengubah perspektif soal perpustakaan kampus yang kesannya jadul, berdebu, atau membosankan. Nah, gara-gara tempatnya yang mirip cafe dan co-working space, banyak maba berlomba-lomba ke sini. Bukan buat diskusi kelompok, ngerjain tugas, atau belajar, tapi malah ngonten dan update story. Mungkin mau ngasih tahu followers-nya perpustakaan UGM yang dianggapnya keren, yaaa.

Mahasiswa tua mah nggak harus di TGCL. Lebih penting dapet tempat tenang buat skripsian. Pilihan mahasiswa UGM yang lagi mengerjakan skripsi biasanya Window of the World (WOW) atau ruang sirkulasi.

#5 Beli merchandise UGM

Saat masih maba, wajar banget untuk menunjukkan identitas bahwa kita termasuk ke dalam suatu kelompok. Maba UGM pasti pernah punya pikiran “I belong to UGM”.

Akan tetapi menjadi mahasiswa itu nggak segampang anak sekolah untuk menunjukkan identitasnya. Kalau anak sekolah pasti identitasnya terlihat dari seragam dan jas almamaternya. Akan wagu banget kalau kita pakai jas almamater kampus ke mana-mana selain untuk acara-acara formal atau akademis.

Dengan begitulah merchandise UGM laris manis berkat maba. Tanpa harus pakai almet karung goni khas UGM, orang-orang bisa tahu bahwa mereka mahasiswa UGM dari gantungan kunci, stiker, tote bag, hoodie, atau bomber jacket.

Kalau mahasiswa tua, jangan heran. Ditanya angkatan berapa saja sudah merinding duluan karena langsung keinget harus segera menyelesaikan skripsi sebelum dapat surat cinta dari akademik.

Kelima hal tersebut tentu saja yang paling umum ditemui di semua mahasiswa baru UGM lintas jurusan. Pasti akan ada lagi perbedaan mahasiswa baru dan mahasiswa tua yang lebih spesifik per fakultasnya.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Hal Jadi Mahasiswa UGM Itu Nggak Enak.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version