5 Hal Tidak Menyenangkan di Solo yang Sering Bikin Wisatawan Kapok

5 Hal Tidak Menyenangkan di Solo yang Sering Bikin Wisatawan Kapok

5 Hal Tidak Menyenangkan di Solo yang Sering Bikin Wisatawan Kapok (unsplash.com)

Solo atau Surakarta memang jadi salah satu destinasi wisata favorit di Jawa Tengah. Kota ini punya segudang daya tarik, mulai dari wisata budaya, kuliner legendaris, sampai bangunan bersejarah. Nggak heran kalau banyak wisatawan berbondong-bondong datang ke Kota Bengawan ini.

Tetapi di balik pesonanya yang bikin banyak orang jatuh cinta, ada beberapa hal kurang menyenangkan yang sering bikin wisatawan geleng-geleng. Beberapa teman saya yang pernah liburan ke Solo bahkan mengaku berpikir dua kali kalau mau balik lagi ke sini gara-gara hal-hal ini. Penasaran? Yuk, kita bahas satu per satu.

#1 Cuaca Solo yang panas terik bikin tidak tahan

Hal pertama yang paling bikin wisatawan tidak nyaman di Solo adalah panasnya yang amit-amit. Saya tidak lebay, suhu di Solo memang terkenal panas banget, apalagi siang hari. Suhu di sini bisa mencapai 35 derajat Celcius, bahkan lebih. Udara kering dan terik matahari yang menyengat bikin rasanya seperti lagi jalan di padang pasir.

Bayangkan saja, kamu lagi semangat-semangatnya mau keliling Keraton Kasunanan atau jalan-jalan di kawasan Pasar Gede, eh malah kepanasan. Belum sampai setengah hari sudah keringetan dan capek duluan. Beberapa teman saya bahkan sampai pusing dan dehidrasi gara-gara tidak kuat sama panasnya Solo.

Yang bikin makin tidak nyaman, banyak tempat wisata di Solo yang minim peneduh. Jadi ya mau tidak mau harus pasrah kena terik matahari langsung. Saran saya sih kalau mau ke Solo, siapkan sunblock, topi, dan bawa air minum banyak. Jangan sampai liburan malah berakhir di rumah sakit.

Baca halaman selanjutnya: Macet di jam tertentu yang bikin kesal…

#2 Macet di jam tertentu yang bikin kesal

Meskipun Solo bukan kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, tetapi jangan salah, macet di sini juga bisa bikin emosi naik. Terutama di jam sibuk pagi dan sore hari, atau saat akhir pekan dan libur panjang. Beberapa ruas jalan utama seperti Jalan Slamet Riyadi, Gladak, dan sekitar alun-alun sering banget macet parah.

Masalahnya, jalanan di Solo relatif sempit dan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang terus bertambah. Ditambah lagi banyak angkot yang ngetem sembarangan, pedagang kaki lima yang pakai badan jalan, sampai pengendara motor yang suka nyelip-nyelip sesukanya. Duh, komplit sudah resep kemacetan di sini.

Beberapa teman saya yang berkunjung ke Solo sempat mengeluh karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu di jalan ketimbang di tempat wisata. Padahal mereka sudah mengatur jadwal sedemikian rupa, eh malah kena macet. Akhirnya rencana liburan jadi berantakan dan banyak tempat yang tidak sempat dikunjungi.

#3 Parkir yang bikin pusing tujuh keliling

Nah, ini dia salah satu hal yang paling bikin frustrasi kalau lagi jalan-jalan di Solo adalah parkir. Kalau kamu bawa kendaraan pribadi, bersiap-siaplah untuk keliling-keliling dulu cari parkir yang kosong. Terutama di kawasan wisata seperti Pasar Klewer, Pasar Gede, atau sekitar Keraton Kasunanan.

Lahan parkir di Solo memang terbatas, sedangkan jumlah kendaraan yang masuk ke pusat kota selalu membludak. Akibatnya, wisatawan sering kali harus parkir jauh dari lokasi tujuan dan jalan kaki lumayan jauh. Belum lagi kalau pas lagi panas-panasnya, aduh, berasa seperti lagi jalan maraton.

Saya juga sering dengar cerita dari teman yang malah akhirnya parkir sembarangan gara-gara frustrasi tidak menemukan tempat parkir. Alhasil, kena tilang atau kendaraannya diderek. Liburan yang seharusnya menyenangkan malah jadi tambah pusing dan bikin kantong jebol.

#4 Banyak pengemis dan pengamen yang agresif di Solo

Hal lain yang cukup mengganggu kenyamanan wisatawan di Solo adalah banyaknya pengemis dan pengamen jalanan yang agresif. Mereka sering banget menghadang di perempatan lampu merah, tempat wisata, bahkan sampai ke dalam kafe atau restoran.

Memang sih, kondisi ekonomi setiap orang berbeda dan kita tidak bisa menghakimi. Tetapi yang jadi masalah adalah cara mereka meminta yang terkadang terlalu memaksa. Ada yang sampai mengetuk-ngetuk kaca mobil berkali-kali, ada juga yang tidak mau pergi sebelum dikasih uang. Saya bahkan merasa tidak nyaman dan seperti diganggu terus selama di Solo.

Yang lebih menyebalkan lagi, kadang mereka datang berdua atau bertiga sekaligus, jadi berasa seperti dikeroyok. Belum lagi kalau lagi makan di tempat makan pinggir jalan, setiap lima menit pasti ada saja yang datang meminta-minta atau mengamen. Jadi tidak bisa santai dan menikmati liburan dengan tenang.

#5 Jalanan yang rusak di beberapa titik

Terakhir, hal yang bikin wisatawan tidak nyaman di Solo adalah kondisi jalan yang rusak di beberapa titik. Meskipun jalan-jalan utama sudah lumayan bagus, tetapi kalau kamu mau eksplorasi ke tempat wisata yang agak pelosok atau jalan alternatif, bersiap-siaplah ketemu jalan berlubang dan bergelombang.

Saya punya teman yang sempat jalan-jalan ke daerah pinggiran Solo dan dia bilang jalannya parah banget. Banyak lubang dan aspalnya sudah pada copot. Dia yang naik motor sampai kaget-kaget menghindari lubang dan takut jatuh. Kalau naik mobil juga tidak enak, karena jalannya goyang-goyang seperti di kapal.

Kondisi jalan yang rusak ini juga bikin perjalanan jadi lebih lama dan melelahkan. Belum lagi risiko kecelakaan yang meningkat, terutama kalau musim hujan dan lubang-lubang itu tergenang air jadi tidak kelihatan. Cukup berbahaya dan bikin wisatawan berpikir dua kali kalau mau ke tempat-tempat tertentu di Solo.

Nah, itulah lima hal tidak menyenangkan di Solo yang sering bikin wisatawan kapok. Padahal Solo punya potensi wisata yang luar biasa, mulai dari budaya, kuliner, sampai keramahan penduduknya. Sayang banget kalau hal-hal teknis seperti ini malah jadi batu sandungan.

Semoga pemerintah daerah dan pihak terkait bisa lebih serius membenahi masalah-masalah ini. Mulai dari perbaikan infrastruktur, penataan lalu lintas yang lebih baik, sampai penertiban pengemis dan pengamen yang agresif. Supaya wisatawan yang datang ke Solo bisa menikmati liburan dengan nyaman dan tidak kapok buat balik lagi ke Kota Bengawan yang penuh pesona ini.

Penulis: Alifia Putri Nur Rochmah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Solo, Kota yang Hanya Ramah ke Wisatawan, tapi Tidak ke Warga Lokal 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version