5 Hal Teknis yang Harus Diperhatikan Saat Bikin Podcast

Rintik Sedu, Podcast Galau yang Cocok Didengar untuk Merayakan Kesedihan terminal mojok.co

Rintik Sedu, Podcast Galau yang Cocok Didengar untuk Merayakan Kesedihan terminal mojok.co

Mendengarkan Podcast adalah kegiatan yang rutin saya lakukan. Saya biasa mendengarkan Podcast dalam berbagai keadaan. Saat mandi saya mendengarkannya, saat makan saya mendengarkannya, saat di angkutan umum saya mendengarkannya, bahkan saat mau tidur pun saya juga mendengarkan Podcast.

Podcast yang saya dengarkan juga cukup beragam, dimulai dengan Podcast yang membahas isu terkini, horor, olahraga, sains populer, teknologi, dan banyak lainnya. Bagi saya, mendengarkan Podcast selain untuk sarana menambah informasi, juga menjadi sarana hiburan.

Dari seringnya saya mendengarkan Podcast, saya jadi bisa membedakan mana Podcast yang diproduksi secara serius, dan yang diproduksi seadanya. Podcast yang diproduksi secara serius biasanya mereka selain memperhatikan kualitas konten, mereka juga memperhatikan beberapa hal teknis.

Beda dengan Podcast yang masih diproduksi seadanya, kadang-kadang konten mereka sangat bagus, tapi ada beberapa hal teknis yang membuat Podcast mereka menjadi kurang nyaman untuk didengarkan.

Sebagai pendengar berbagai macam Podcast, saya akan membagi beberapa hal teknis yang sering luput dari perhatian podcaster—pembuat Podcast.

Hal Teknis #1 Kualitas audio

Namanya juga Podcast, sudah pasti hal yang harus menjadi perhatiannya adalah audio itu sendiri. Sebagus apa pun kontennya, tapi kalau disampaikan dengan audio yang buruk sekali, sudah pasti pendengar akan merasa risih dan akhirnya menyerah mendengarkan Podcast tersebut.

Ibaratnya begini, ada film yang ceritanya sangat bagus, tapi gambar yang disajikan begitu buruk, ada blur, dan kamera goyang-goyang, pasti penonton akan terganggu dan jadi malas menonton film tersebut, bukan?

Kualitas audio yang saya bahas di sini bukan berarti harus membeli peralatan mahal, dengan alat perekam yang murah-meriah seharusnya juga sudah bisa membantu. Asalkan saja saat take audio-nya dilakukan dengan benar.

Seperti dilakukan di tempat yang sepi seperti kamar sendiri, bukan di kafe yang sedang ramai, apalagi di tongkrongan depan gang. Selain itu, pastikan tidak ada suara elektronik seperti AC atau kipas angin yang mengganggu. Bisa juga mempelajari beberapa software pengeditan audio untuk mengurangi noise yang terdapat pada rekaman audio tersebut.

Dengan melakukan take audio yang benar, minimal Podcast yang diproduksi sudah memiliki kualitas audio yang sudah layak untuk didengar.

Hal Teknis #2 Saat bertanya, host-nya terlalu banyak intro

Beberapa kali saya mendengar, banyak sekali host yang saat melemparkan pertanyaan kepada tamunya diawali dengan intro yang panjang sekali, yang terkadang membuat saya sebagai pendengar jadi terasa lelah. Contohnya,

“Gue sebagai manusia yang lahir di Indonesia, biasanya kalau lapar lebih memilih memakan nasi goreng atau mie goreng, tapi kadang-kadang kalau lagi ada duit gue juga suka mesen pizza. Pokoknya gue suka karbohidrat. Nah kalau loe sendiri lebih suka makan apa kalau lapar?” tanya host.

Bayangkan untuk bertanya tentang makanan kesukaan saja, host tersebut bertanya dengan intro yang sangat panjang. Ia memberi tahu berbagai makanan kesukaannya dahulu, sebelum melemparkan pertanyaan. Padahal dalam sebuah Podcast, menurut saya host sebaiknya melemparkan pertanyaan dengan sederhana saja, karena tamu yang seharusnya menjawab dengan panjang lebar.

Dalam hal ini, saya memberikan contoh dari Podcast Science Vs, bagaimana bagusnya host bernama Wendy Zukerman dalam melontarkan pertanyaan. Tidak panjang, dan bertele-tele, tapi bisa merespons narasumber untuk menjawab dengan konkret.

Hal Teknis #3 Memotong obrolan jauh dari konteks pembicaraan

Kadang-kadang ada beberapa Podcast yang berbicara dengan tema yang udah jelas seru dan bermanfaat, tapi karena ada suatu hal akhirnya pembicaraannya jadi melenceng jauh dari tema dan nggak menarik lagi.

Dalam sebuah diskusi, ada baiknya host juga bisa berubah menjadi moderator. Jadi kalau saja ada yang sudah melenceng jauh dari pembahasan, host tersebut bisa membalikkannya ke pembahasan yang seharusnya. Kalau nggak? Ya, kasihan pendengarnya, nanti merasa tertipu dan risih. Kecuali, tema dari Podcast tersebut adalah obrolan tongkrongan, yang sering kali berbicara masalah macam-macam.

Hal Teknis #4 Perhatikan deskripsi Podcast

Biasanya sebelum memutuskan mendengar Podcast, saya membaca dulu deskripsi dari Podcast tersebut. Kalau memang bermanfaat dan menarik, saya akan mendengarkannya. Namun jika tidak, kemungkinan besar saya tidak akan mendengarkan episode Podcast tersebut.

Maka dari itu, saya merasa bahwa memperhatikan deskripsi dari Podcast tersebut adalah suatu keharusan tersendiri, apalagi buat podcaster pemula yang memang belum terkenal. Beda ceritanya, kalau sudah sangat terkenal.

Hal Teknis #5 Tambah sound effect bila perlu

Dalam membangun imajinasi, Podcast itu benar-benar mengandalkan suara. Maka dari itu, terkadang, sound effect sangat dibutuhkan, khususnya pada Podcast yang membahas tema horor atau tema kriminal.

Dengan menambahkan sound effect, pendengar bisa mendapatkan imajinasi yang lebih liar, dan memberikan sensasi menegangkan sendiri. Contohnya, kalian bisa mendengar Podcast Lenyap.

BACA JUGA Rekomendasi Podcast Seru yang Bisa Didengar di Sela-sela Kesibukan dan tulisan Muhammad Ikhsan Firdaus lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version