Menjamurnya warung kopi di Indonesia adalah akibat dari meningkatnya kebutuhan tempat nongkrong. Penghuninya pun bermacam-macam, dari anak-anak muda hingga tua, mahasiswa, hingga korban PHK. Semua berkumpul di bawah satu atap yang sama. Diskusi dan adu gagasan untuk kemajuan Indonesia ke depannya.
Para pemilik warung kopi pun melihat kesempatan dan keuntungan dari banyaknya penikmat kopi. Mereka mulai membangun bisnis warkop dengan saling menawarkan bermacam jenis menu minuman dan makanan terlengkap. Atau menyediakan fasilitas tempat terunik dan tereksotis.Â
Namun, di balik itu ada beberapa hal yang mungkin luput dari perhatian sebagian (ingat, ya, sebagian) para pengusaha warung kopi. Dan jika tak segera disadari maka dosa-dosa itu akan terus berlipat-lipat hingga menebal dan sulit dihapus. Hiks.
#1 Minim stop kontak
Ini sering terjadi di warung kopi bintang lima. Meski tidak menyebut semua, tapi dosa ini sering tidak disadari pemiliknya. Mungkin mereka lebih fokus bagaimana membangun kesan mewah dari sebuah warung kopi hingga lupa hal paling sepele yang bagi pelanggan sangatlah urgen.Â
Hasil survei saya, rerata warkop mewah tidak menyediakan stop kontak dengan alasan pengunjung tak akan ngetem lama. Kata siapa, kalian pikir kami hanya niat foto-foto gitu.
Dari design, sih, memang cocok untuk foto ria. Apalagi fasilitas toilet yang bersih membuat pelanggan nyaman. Tapi, tolong lah sediakan stop kontak yang cukup. Minimal setiap meja tersedia dua colokan listrik.
#2 Toilet yang kumuh
Fasilitas toilet umum di Indonesia masih jauh dari kata baik dibandingkan negara-negara maju di eropa, tak terkecuali toilet warung kopi. Kondisi yang tak terawat dan kotor bikin orang-orang enggan masuk dan memilih pulang ke rumah. Padahal ini adalah kunci kenyamanan konsumen. Jika sudah merasa nyaman maka seorang konsumen akan setia kembali dan akan menjadikannya tempat nongkrong favorit. Bahkan mereka tidak segan untuk mengajak keluarga dan teman-temannya untuk menyambangi warkop pilihannya.
Tapi, apalah daya. Tingkat kepedulian akan kebersihan di Indonesia masih rendah. Terbukti dengan masih banyaknya sampah yang menumpuk di mana-mana, di sungai, selokan, trotoar, dan lain sebagainya. Hal ini mungkin tidak disadari Sebagian besar penduduk negeri. Maka sangat diapresiasi kiranya jika para pengusaha warung kopi memulainya.
Baca halaman selanjutnya….