Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

5 Dosa Kampus yang Hanya Menjual Mimpi Padahal Bikin Kuliah kayak Investasi Bodong

Dimas Junian Fadillah oleh Dimas Junian Fadillah
10 September 2025
A A
5 Dosa Kampus yang Bikin Kuliah kayak Investasi Bodong (Unsplash)

5 Dosa Kampus yang Bikin Kuliah kayak Investasi Bodong (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Kampus mempertahankan dosen yang malas mengajar dan membimbing mahasiswa

Dosen yang malas mengajar dan membimbing itu sudah jadi rahasia umum. Ada yang bilang dosen itu “sibuk riset” atau “sibuk administrasi. Akibatnya, mahasiswa hanya jadi objek tanpa arahan yang jelas. 

Bagi dosen seperti ini, jam kuliah kerap jadi formalitas semata. Mereka menyampaikan materi ala kadarnya. Ruang kelas yang bisa menjadi ruang diskusi, justru berubah menjadi kamar monolog yang membosankan.

Parahnya, kampus mendiamkan kondisi seperti ini. Evaluasi dosen yang seharusnya jadi alat kontrol justru berakhir menjadi rutinitas basa-basi dan tanpa efek jera. 

Mahasiswa yang butuh bimbingan, arahan karier, atau sekadar penguatan materi pun mengambang sendirian. Hasilnya? Banyak yang merasa tersesat, kehilangan motivasi, dan tidak siap menghadapi dunia profesional setelah lulus.

Ini jelas kegagalan sistem kampus dalam menjalankan fungsi dasarnya, yaitu mendidik dan membimbing. Ketika dosen abai, wajar kalau mahasiswa kecewa dan mempertanyakan pilihan jurusannya. Sayangnya, dosa kampus yang satu ini seperti penyakit kronis yang masih belum ditemukan obat mujarabnya.

Mementingkan urusan akreditasi hingga menelantarkan mahasiswa

Akreditasi kampus memang penting. Banyak kampus yang menggaungkan kalimat tersebut.

Sayangnya, fokus yang berlebihan pada akreditasi ini sering berubah menjadi obsesi semu. Malah mengabaikan kebutuhan mahasiswa secara nyata. 

Kampus berlomba-lomba memenuhi indikator akreditasi dengan mengurus berkas dan dokumen. Sementara itu, mahasiswa yang mestinya menjadi pusat perhatian justru terlupakan.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

Minggat dari Jakarta dan Memutuskan Hidup di Padang Adalah Keputusan Terbaik Meski Harus Melawan Arus

Tak jarang, demi mengejar nilai akreditasi tinggi, kampus mengorbankan aspek krusial. Misalnya seperti pengembangan fasilitas, program pendampingan dan bimbingan, hingga pelayanan akademik. Alhasil, meski kampus terlihat hebat di atas kertas, mahasiswa bak ditelantarkan. 

Kondisi ini jelas paradoks. Lulusan kampus dengan akreditasi bagus, tapi nggak siap menghadapi dunia kerja. Semua karena perhatian kampus lebih pada angka daripada kualitas manusia. 

Minimnya ruang eksplorasi dan terbatasnya kerja sama dengan pihak eksternal untuk menyalurkan lulusan

Ada kampus yang masih menganggap eksplorasi minat dan pengembangan potensi mahasiswa sebagai kegiatan sampingan. Mereka mengarahkan mahasiswa untuk patuh pada jalur akademik, tanpa mendapat ruang untuk menyelami bidang-bidang lain. Padahal, bidang lain ini mungkin lebih sesuai dengan bakat atau minat. 

Masalah semakin rumit tatkala mahasiswa sudah berada di ujung masa studi dan mulai menoleh ke dunia luar. Sayangnya, tidak banyak yang bisa mereka lihat. 

Hubungan kampus dengan dunia industri, lembaga riset, atau komunitas profesional seringnya hanya sebatas nama. Bahkan akses terhadap program magang, proyek kolaboratif, atau pelatihan kerja masih sangat terbatas. Kalau ada, jumlahnya minim, sifatnya administratif, dan sering tidak tepat sasaran.

Akibatnya, mahasiswa tak hanya merasa salah jurusan, tapi juga merasa asing di bidang yang mereka pelajari. Kampus membentuk mereka dalam ruang yang tertutup, tanpa jembatan ke dunia nyata. 

Ketika lulus, bukan hanya bingung mau kerja apa, tapi juga tak tahu harus mulai dari mana. Ini bukan sekadar masalah kurangnya link and match, tapi merupakan dosa kampus yang tidak membuka pintu menuju ekosistem dunia kerja yang seharusnya bisa menjadi bagian dari proses pembelajaran sejak dini.

Promosi jurusan terlalu manis tapi tidak diimbangi dengan kemampuan kampus

Kalau mau jujur, tak sedikit calon mahasiswa masuk jurusan tertentu bukan karena tahu apa yang mereka inginkan. Mahasiswa hanya terpukau oleh brosur kampus dan presentasi manis saat promosi. 

Lho, ini realistis. Memilih jurusan dengan peluang kerja terbuka apa salahnya? Tapi, masalahnya banyak kampus yang hanya menonjolkan promosi tanpa bertanggung jawab dengan polesan promosi tersebut. 

Misal, jurusan A katanya punya prospek kerja luas. Sementara itu, jurusan B disebut-sebut sebagai “jalan tol” menuju karier impian. Belum lagi ada kalimat seperti “dibutuhkan di era digital” atau “selalu relevan di masa depan”. Sayangnya, kampus sering lupa membuktikan klaim itu secara nyata di lapangan.

Yang terjadi justru sebaliknya. Mahasiswa yang awalnya penuh harapan, lama-lama jadi mulai sadar bahwa yang dipromosikan kampus lebih terdengar seperti iklan produk, bukan informasi akademik yang bisa dipertanggungjawabkan. 

Dalam kasus seperti ini, rasa salah pilih jurusan tentu tidak muncul dari ketidaktepatan pilihan individu atau mahasiswa. Kampus punya “dosa” di sini karena menjual mimpi.

Itulah sejumlah “dosa” kampus yang secara sistematis turut menyumbang rasa kecewa mahasiswa terhadap jurusan yang mereka pilih. Bahkan ada yang hingga menyesalinya setelah lulus. 

Bukan tidak mungkin generasi berikutnya akan mulai mempertanyakan esensi kuliah itu sendiri. Oleh sebab itu, sudah waktunya pihak kampus mulai melakukan introspeksi institusi sebelum semuanya terlambat.

Penulis: Dimas Junian Fadillah

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Sekolah Hanya Bangga pada Muridnya yang Keterima di Kampus Negeri, Sisanya Remah-remah, Dianggap Saja Tidak!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 11 September 2025 oleh

Tags: akreditasi kampusdosa kampusKampuskarierprospek kerjasalah jurusan
Dimas Junian Fadillah

Dimas Junian Fadillah

Lulusan S1 Ilmu Politik, tertarik dengan tata kelola & politik lokal.

ArtikelTerkait

bahas proker di warung kopi

Bahas Proker di Warung Kopi: Hasil Nihil, Ngantuk sih Iya

2 November 2021
ISI Jogja Menjelma Jadi Kampus Medioker, Mahasiswa Tambah Banyak tapi yang Merugi Juga Makin Banyak

ISI Jogja Menjelma Jadi Kampus Medioker, Mahasiswa Tambah Banyak tapi yang Merugi Juga Makin Banyak

12 Agustus 2025
Kuliah Sekarang: Bayarnya ke Kampus, tapi Terpaksa Cari Ilmu di Warung Kopi

Kuliah Sekarang: Bayarnya ke Kampus, tapi Terpaksa Cari Ilmu di Warung Kopi

17 Februari 2022
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Kampus Bermasalah Kalau (Masih) Ada Budaya Mahasiswa Memberi Makanan ke Dosen Penguji

Kampus Bermasalah Kalau (Masih) Ada Budaya Mahasiswa Memberi Makanan ke Dosen Penguji

29 Desember 2023
Jadi PNS Nggak Melulu Enak, Inilah Hal-hal Pilu yang Harus Dihadapi Terminal mojok

Masih Ngebet Jadi PNS? Pikir-pikir Lagi

28 Maret 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.