5 Bandara di Indonesia yang Lokasinya Kerap Disalahpahami Wisatawan

5 Bandara di Indonesia yang Lokasinya Kerap Disalahpahami Wisatawan Terminal mojok

5 Bandara di Indonesia yang Lokasinya Kerap Disalahpahami Wisatawan (Unsplash.com)

Para wisatawan biasanya kebingungan begitu sampai di salah satu bandara di Indonesia berikut ini. “Ha, kok lokasinya di sini?”

Dulu waktu masih kecil dan tinggal di Cikarang, saya pernah beranggapan bahwa pesawat adalah moda transportasi orang kaya. Saya dan kebanyakan teman-teman waktu itu belum pernah sekali pun naik pesawat. Yang kami tahu, bandara di Indonesia saat itu hanya ada di Jakarta, tepatnya Soekarno-Hatta.

Namun setelah dewasa dan bekerja di luar Pulau Jawa, saya kerap menggunakan pesawat sebagai moda transportasi utama, entah untuk mudik atau urusan pekerjaan. Dan anggapan saya waktu kecil mengenai pesawat dan bandara di Indonesia perlahan luntur. Lantaran sering naik pesawat, saya jadi tahu ada beberapa bandara di Indonesia yang lokasinya kerap disalahpahami. Kira-kira bandara mana saja yang lokasinya kerap disalahpahami, ya?

#1 Bandara Soekarno-Hatta

Nggak usah jauh-jauh ke bandara di pelosok Indonesia, coba ingat baik-baik di mana letak bandara yang merupakan pintu gerbang masuk ke Indonesia ini. Apa benar letaknya seperti yang disangkakan banyak orang, yaitu di Cengkareng Jakarta?

Kalau kalian belum tahu, saya kasih tahu, nih. Bandara Soekarno-Hatta atau yang dikenal juga Bandara Soetta lokasinya di Tangerang, Banten. Meski begitu, kode IATA Bandara Soetta masih CGK yang merujuk pada Cengkareng.

#2 Bandara Kualanamu

Sebenarnya saya belum pernah singgah di Bandara Kualanamu. Namun, dulu pernah ada salah satu adik kelas saya di organisasi mahasiswa yang pergi ke Medan untuk mengikuti lomba cerdas cermat. Dia mengira waktu tempuh dari Bandara Kualanamu ke lokasi perlombaan hanya sekitar 10-15 menit lantaran masih sama-sama di Kota Medan. Eh, ternyata dia butuh waktu hingga 60 menit ke tempat lomba karena Bandara Kualanamu letaknya di Deli Serdang, bukan di Medan.

#3 Bandara Juanda

Sebelum pergi ke Surabaya pertama kali via Bandara Juanda, dulu saya pernah mengontak beberapa teman yang tinggal di Surabaya dan sekitarnya untuk minta dijemput. Hingga akhirnya ada salah seorang teman yang bersedia menjemput saya di bandara.

Awalnya saya ragu untuk meminta bantuannya lantaran kami nggak begitu dekat secara emosional dan rumah teman saya ini berada di Sidoarjo, bukan Surabaya. Usut punya usut, jarak dari Bandara Juanda ke rumahnya ternyata malah dekat. Ketika tiba di sana, saya baru tahu kalau Bandara Juanda yang kerap dibicarakan orang itu lokasi pastinya ada di Sidoarjo, bukan Surabaya.

#4 Bandara Sultan Hasanuddin

Nama Sultan Hasanuddin memang sangat lekat dengan Makassar. Bahkan ada nama perguruan tinggi negeri di Makassar yang menggunakan nama beliau. Padahal sebenarnya Sultan Hasanuddin merupakan raja dari kesultanan Gowa.

Selain diabadikan menjadi nama perguruan tinggi, nama Sultan Hasanuddin juga diabadikan jadi nama salah satu bandara di Indonesia. Sayangnya, mayoritas wisatawan yang datang ke Makassar via bandara tersebut nggak sadar kalau Bandara Sultan Hasanuddin terletak di Kabupaten Maros, bukan Makassar.

#5 Bandara Haluoleo

Sebelum diberi nama Bandara Haluoleo, bandara di Indonesia timur ini bernama Bandara Wolter Monginsidi sesuai nama pahlawan nasional sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Sulawesi Selatan. Banyak orang mengira bahwa bandara ini terletak di kota Kendari, sebab wisatawan yang hendak datang ke Kendari memang turun di sana. Padahal bandara ini terletak di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Butuh waktu sekitar 40 menit dari bandara ini menuju ke Kota Kendari.

Itulah beberapa bandara di Indonesia yang letaknya kerap disalahpahami orang Indonesia, khususnya para wisatawan. Semoga setelah ini nggak ada kekeliruan lagi yang beredar di masyarakat, ya.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Dilema Proyek Bandara Kediri: Ekonomi Lancar, tapi Lingkungan Jadi Ambyar.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version