5 Alasan Saya Pede Pakai Kandang Ayam Berbahan Kayu buat Kucing Tercinta

5 Alasan Saya Pede Pakai Kandang Ayam Berbahan Kayu buat Kucing Tercinta Terminal Mojok

5 Alasan Saya Pede Pakai Kandang Ayam Berbahan Kayu buat Kucing Tercinta (Unsplash.com)

Sejak dua tahun yang lalu, keluarga saya memutuskan untuk memelihara seekor kucing. Sebenarnya kami bukan memutuskan dengan sengaja sih, soalnya kucing yang kami pelihara datang sendiri ke rumah.

Saya sayang banget sama kucing peliharaan ini. Tapi masalahnya, kebutuhan per-kucing-an ternyata nggak murah-murah amat. Intinya, biaya memelihara kucing cukup menguras kantong kalau kamu tinggal di Jogja dengan gaji pas-pasan seperti keluarga saya.

Eits, jangan khawatir, saya tetap berusaha merawat si kucing dengan baik, kok, Gaes. Saya mencoba menerapkan prinsip ATM alias amati, tiru, modifikasi, ketika memutuskan untuk membeli kandang kucing. Ketimbang membeli kandang kucing dari besi, saya putuskan untuk membeli kandang ayam. Iya, kandang ayam yang terbuat dari kayu atau bambu itu lho yang banyak dijual di desa-desa.

Hingga hari ini, baik saya maupun si kucing nggak ada komplain perkara kandang. Malah kalau saya pikir-pikir lagi, keputusan tersebut sudah benar. Soalnya kalau dibandingkan dengan kandang kucing besi biasa, kandang yang saya beli justru punya beberapa kelebihan.

#1 Murah

Satu kandang ayam di tempat saya harganya berkisar antara 27 ribu sampai 100 ribu rupiah. Untuk kandang yang harganya 100 ribu, saya sudah bisa mendapatkan kualitas yang oke banget. Ukuran kandang tersebut besar dan materialnya pun kokoh.

Coba bandingkan dengan harga kandang kucing biasa. Di petshop langganan, saya pernah ditawari kandang seharga 150 ribu dengan ukuran dan kualitas sedang. Jadi kalau bicara harga, menurut saya kandang ayam lebih worth it. Saya senang karena ramah di kantong, dan kucing saya pun senang karena uang saya nggak cepat habis buat beliin dia wet food.

#2 Nggak berkarat

Kandang ayam yang terbuat dari bambu atau kayu jelas bebas dari masalah karat. Karat sendiri terjadi ketika besi mengalami korosi. Saat tertelan atau terkena mata, karat bisa menyebabkan masalah kesehatan buat si kucing, lho.

Saya yakin kandang kucing yang kualitasnya bagus pasti nggak mudah berkarat. Namun dengan bujet yang saya miliki, saya khawatir hanya bisa membelikan kandang berbahan besi yang mudah karatan. Makanya menurut saya kandang ayam berbahan kayu atau bambu merupakan pilihan teraman untuk kucing saya.

#3 Bisa beli custom

Kebetulan saya tinggal di daerah yang masih sangat pedesaan. Jarak rumah saya dengan petshop terdekat malah lebih jauh dibanding jarak rumah saya dengan rumah bapak pembuat kandang ayam. Bisa dibilang, beliau ini cuma tetangga desa saya.

Makanya saya jadi bisa membeli kandang kucing custom berbahan kayu. Terakhir kemarin karena kucing saya beranak, saya minta dibuatkan kandang yang besar dan bertingkat. Saya juga minta pintunya diletakkan di bagian atas supaya mereka tak mudah keluar.

#4 Cukup awet

Dibanding kayu, besi memang lebih awet. Namun, bukan berarti usia produk kayu benar-benar pendek. Kandang ayam yang dipakai kucing saya sudah berusia hampir dua tahun dan masih dalam kondisi baik.

Sampai hari ini, nggak ada tuh jamur, reyot, atau serangan rayap pada kandang. Kucing saya juga nyaman-nyaman saja dengan kondisi rumahnya yang masih baik. Kalaupun kelak kandang tersebut rusak, saya bisa menggantinya dengan cepat karena harganya terjangkau.

#5 Eco friendly

Terakhir tapi tak kalah penting, kandang bambu dan kayu menurut saya jauh lebih eco friendly. Suatu saat ketika sudah reyot, saya tinggal membiarkannya terdekomposisi sendiri. Subur deh tanah di sekitarnya.

Saya nggak bilang kalau besi itu bisa mencemari lingkungan, lho, ya. Kandang kucing besi bisa diloakkan untuk didaur ulang, tapi bahan tersebut jelas nggak bisa membantu menyuburkan tanah seperti kandang yang terbuat dari kayu ataupun bambu.

Atas alasan-alasan itulah saya pede saja menggunakan kandang ayam berbahan kayu untuk kucing tercinta. Bagi beberapa orang mungkin aneh, tapi buat saya, ini adalah opsi terbaik yang ramah di kantong dan ramah peliharaan.

Penulis: Nar Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 6 Tips Aman Grooming Kucing Sendiri untuk Pemula.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version