4 Tradisi Mahasiswa Pascasarjana Menjelang UAS

4 Tradisi Mahasiswa Pascasarjana Menjelang UAS Terminal Mojok

4 Tradisi Mahasiswa Pascasarjana Menjelang UAS (Unsplash.com)

Menjelang akhir tahun seperti sekarang ini, para mahasiswa di seluruh perguruan tinggi di Indonesia—baik yang swasta maupun negeri, baik program sarjana maupun pascasarjana—sedang sibuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian Akhir Semester alias UAS. Biasanya, para mahasiswa bakal mengurangi aktivitas unfaedah macam pacaran, gibah berjemaah, atau nongkrong-nongkrong nggak jelas. Mereka akan menggantinya dengan aktivitas belajar supaya ujiannya lancar jaya, nilainya memuaskan, dosen mata kuliah senang, dan orang tua pun bahagia.

Tapi khusus untuk mahasiswa pascasarjana, ada beberapa tradisi tambahan yang biasa dilakukan menjelang pelaksanaan UAS. Kalau kamu membayangkan mereka itu sibuk belajar di kampus dan di rumah, membaca buku-buku tebal di perpustakaan, atau membuat rangkuman materi kuliah, sepertinya pendapatmu kurang tepat. Para mahasiswa pascasarjana itu punya tradisi unik dan berbeda dengan mahasiswa program sarjana, khususnya saat menjelang UAS. Penasaran seperti apa tradisi yang biasa mereka lakukan?

#1 Foto bareng dosen mata kuliah

Di beberapa perguruan tinggi, khususnya di program pascasarjana, satu mata kuliah diajar oleh lebih dari satu dosen. Makanya nggak heran kalau sering terjadi pergantian dosen di setiap tengah dan akhir semester. Momen pergantian dosen inilah yang sering dimanfaatkan oleh para mahasiswa untuk foto bersama. Tradisinya, foto bersama dengan dosen mata kuliah ini dilakukan di kelas di hari terakhir dosen itu mengajar. Jadi ketika ada teman kamu yang posting foto bersama dengan dosen mata kuliah di akun medsos-nya, itu tandanya sebentar lagi dia bakal menghadapi UAS.

#2 Sibuk penelitian

Para dosen mata kuliah di program pascasarjana sangat jarang memberikan soal-soal esai dalam ujian, apalagi saat UAS. Biasanya, mereka akan memberikan tugas berupa penelitian dengan topik tertentu. Hasil penelitian itu kemudian dituangkan ke dalam makalah dan itulah yang menjadi penilaian UAS. Makanya jangan heran kalau menjelang UAS tiba, para mahasiswa pascasarjana itu sudah sibuk melakukan penelitian. Ada yang sibuk menyebarkan kuesioner, ada yang sibuk mengunjungi institusi/komunitas tertentu untuk wawancara dan observasi, ada juga yang bersemedi di perpustakaan kampus untuk mencari bahan literatur. Ini sudah jadi tradisi yang berlangsung selama ribuan tahun deh kayaknya. Wqwqwq.

#3 Bergadang mengerjakan makalah

Ketika penelitian di lapangan sudah selesai dilakukan, maka tahapan selanjutnya adalah menuangkan hasil penelitian itu ke dalam bentuk makalah. Nah, tahapan inilah yang paling hectic karena kamu harus bergadang tiap malam untuk mengetik makalahnya. Mending kalau makalahnya itu cuma dari satu mata kuliah, lah kalau misalkan ada lima mata kuliah yang tugasnya bikin makalah semua, piye? Mau nggak mau kamu harus bergadang. Ini sudah jadi tradisi, Gaes. Pokoke, kamu bukan mahasiswa pascasarjana kalau nggak bergadang ketika menjelang UAS. Seriusan.

#4 Mengumpulkan materi kuliah

Terkadang masih ada juga sih dosen mata kuliah yang model-model old-school gitu. Maksud saya, dosen tersebut masih memberikan soal-soal esai kepada mahasiswanya ketika UAS. Kalau ketemu dosen model begini, mau nggak mau para mahasiswa harus mengumpulkan materi-materi kuliah dari awal perkuliahan. Semua materi perkuliahan—baik itu dalam format pdf, ppt, doc, atau link video sekali pun—disimpan dalam satu folder yang bisa dicontek saat pelaksanaan UAS. Para dosen mata kuliah di program pascasarjana biasanya memberikan soal-soal ujian dengan sistem open book dan memperbolehkan mahasiswanya untuk membaca kembali materi perkuliahan saat UAS berlangsung.

Itulah beberapa tradisi para mahasiswa pascasarjana saat menjelang UAS. Boleh jadi masih banyak tradisi lainnya yang nggak tertuliskan di artikel ini. Tapi seperti apa pun jenisnya, tradisi-tradisi itu perlu dilestarikan selama memberikan manfaat dan nilai positif kepada mahasiswa. Kalau tradisi-tradisi yang nggak jelas dan nggak bermanfaat semisal tradisi ospek mahasiswa baru yang di luar nalar itu, mending ditinggalkan saja.

Penulis: Andri Saleh
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Alasan IPK Mahasiswa Pascasarjana Itu Seringnya Tinggi Banget.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version