Sebagai seorang dosen di salah satu kampus di Jogja, saya menjumpai berbagai tipe mahasiswa yang beraneka ragam corak dan warna. Terlebih yang saat ini saya ulas, yaitu tipe mahasiswa yang nongolnya cuma saat mau UAS. Jadi special edition, ya. Dari beberapa tahun pengalaman saya mengajar, saya menemukan beberapa tipe mahasiswa ketika akan berhadapan dengan ujian, khususnya UAS yang merupakan fase akhir penentu nasib mahasiswa.
Baik UAS daring, ujian yang setahunan ini harus dilakukan karena pandemi, maupun UAS konvensional di kelas yang sering dilakukan dulu sebelum pandemi, jenis-jenis mahasiswa ini saya rasa tidak jauh beda, bahkan sama saja. Artinya apa pun jenis UAS-nya, tipenya itui-itu aja.
Saya mengelompokan tipe-tipe mahasiswa yang nongolnya menjelang UAS ini menjadi empat macam. Silakan dibaca, dipahami, dan resapi. Siapa tahu Anda masuk di salah satu tipe tipenya.
Tipe mahasiswa #1 Visioner
Tipe mahasiswa pertama ini adalah yang paling banyak ditemukan. “Pak, kisi-kisi UAS yang keluar apa aja?” itu adalah kata-kata yang sering terlontar. Wajar memang, artinya ia adalah mahasiswa yang normal. Bertanya kisi-kisi UAS menunjukkan bahwa ia berpikir jauh ke depan, mempersiapkan yang akan terjadi di masa depan.
Tipe mahasiswa yang belum memiliki jiwa visioner malah yang patut dicurigai. Apakah memang mereka benar-benar siap UAS sehingga nggak perlu nanya kisi-kisi? Atau malah yang bablas banyak nggak mudengnya sehingga udah hopeless dan nggak ada artinya nanya?
Namun, mahasiswa hopeless bisa dikatakan punya jiwa visioner juga, lho, meski nggak kelihatan. Ya, visioner hasil UAS yang didapat, jauh-jauh hari mereka sudah tahu kalau nilai mereka kayak model-model rumah zaman now: minimalis!
Tipe mahasiswa #2 Negosiator ulung
Tipe mahasiswa kedua ini adalah ia yang mempunyai semangat yang tinggi seperti emak-emak saat belanja di pasar: semangat dalam tawar-menawar! Mulai dari menawar, “UAS-nya tugas aja ya, Pak,” atau, “UAS pilihan ganda ya, Pak,” sampai yang paling sering adalah penawaran, “Pak, UAS-nya yang gampang-gampang aja.”
Tak masalah jika sekali disampaikan, yang bikin kesel adalah yang sering ngajuin penawaran. Pertemuan ketiga terakhir sebelum UAS udah nawar, minggu depannya ngingetin lagi penawaran yang sama, dan sampai pertemuan terakhir sebelum UAS pun masih konsisten nawar. Ckckck, benar-benar negosiator yang pantang menyerah.
Tipe mahasiswa #3 Dispenser
Kebanyakan mahasiswa penyandang “dispenser” ini adalah orang-orang yang puitis. Suka kirim kata-kata mutiara ke dosen. Kata-kata yang kalau kita lagi sensitif, mungkin bisa jadi baper.
“Pak, saya Suketi bin Rojali, NIM sekian, ingin menyampaikan bahwa saya tinggal di daerah terpencil yang menyebabkan terjadinya sulit jaringan internet sehingga tugas-tugas yang Bapak berikan tidak sepenuhnya bisa saya kerjakan… bla… bla… bla… “ kemudian kata-kata puitis panjang lebar tersebut ditutup dengan, “…jadi dengan kerendahan hati, saya mohon dispensasi Bapak agar saya bisa ikut UAS.”
Ya, seperti itulah contoh kalimat puitis mahasiswa dispenser yang membuat saya jadi dilematis. Mau diabaikan kasihan, mau diberikan keringanan kok ya kesel juga, nggak bilang dari awal-awal kuliah. Kalau Anda jadi dosennya mana yang Anda pilih?
Tipe mahasiswa #4 Petarung
Tipe mahasiswa ini saat diumumkan akan UAS tugas maupun UAS tulis selalu siap. Nggak pakai tawar menawar atau ngerengek minta dispensasi. Ia bisa dikatakan paling semangat dan membuat hati dosen senang.
Namun, tipe petarung ini ternyata tak semuanya benar-benar petarung. Begitu selesai UAS dan pemberian nilai, beberapa tipe ini “murtad” menjadi negosiator ulung maupun dispenser.
“Pak, apakah ada remidial? Kemarin saya kurang fokus belajar sehingga ujian tidak maksimal,” ujar si Rodrigo. “Pak, ujiannya kok susah, mohon tugas tambahan nggih,” sahut Esmeralda. Hmmm, memang harus dimaklumi tidak semua petarung sejati, sambil ngelus dada.
Itulah empat tipe mahasiswa yang nongolnya saat mau ujian, terlebih UAS. Bagi Anda yang mahasiswa maupun mantan mahasiswa, apa pun tipe Anda, minumnya tetap, air putih ya, Gaes, minimal delapan gelas per hari. Sehat selalu, jangan lupa 3M!
BACA JUGA Derita Menjalani Pembelajaran Jarak Jauh dari Salah Satu Wilayah di Indonesia Timur dan tulisan Jelang Hardika lainnya.