Lulusan perguruan tinggi swasta (PTS) yang statusnya “biasa-biasa saja” harus banyak bersabar, MyLov. Termasuk lulusan Universitas Islam Bandung, atau biasa disingkat Unisba, seperti saya. Banyak orang luar Bandung yang nggak tahu di mana letak Unisba karena nama Unisba tidak seterkenal Institut Teknologi Bandung (ITB) maupun Universitas Padjadjaran (Unpad). Bahkan, orang asli Bandung pun banyak yang salah kaprah tentang kampus saya ini.
Unisba sendiri termasuk salah satu kampus tertua di Kota Bandung, yang sudah berdiri sejak 1958 dengan nama Perguruan Islam Tinggi (PIT), di bawah Yayasan Pendidikan Islam. Sempat berganti nama Universitas Islam Kiansantang pada 1967-1969 sebelum akhirnya dikenal dengan nama Universitas Islam Bandung pada 1969 hingga sekarang.
Ketika saya lulus kuliah pada 2017 yang lalu, saya sempat menjalani puluhan seleksi kerja di Jakarta. Sebagian besar HRD, User, bahkan masyarkat Jakarta banyak yang nggak tahu bahwa ada PTS bernama Unisba. Banyak yang bertanya, “Unisba itu di mana?”, wqwqwq
Kalau orang luar Bandung yang bertanya seperti itu sih mending. Tapi masih banyak orang asli Bandung yang suka salah kaprah dengan Unisba. Mulai dari yang nggak tahu letak kampusnya ada di mana sampai yang menyangka Unisba itu adalah sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) layaknya UIN atau IAIN. Makanya saya menuliskan tulisan ini biar bisa meluruskan kekeliruan tersebut.
Unisba adalah perguruan tinggi swasta, bukan perguruan tinggi negeri
Orang luar Bandung banyak yang menganggap Unisba sebagai sebuah PTN karena namanya yang “negeri banget” seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Politeknik Negeri Bandung (Polban) atau Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Di mana nama kampusnya dibarengi nama domisilinya. Tapi perlu saya luruskan, meski ada unsur “Bandungnya”, status kampus saya adalah PTS, bukan PTN.
Orang asli Bandung pun banyak yang menganggap kampus saya sebagai sebuah PTN karena letaknya di tengah-tengah Kota Bandung banget. Jarak Unisba dengan Kantor Wali Kota Bandung maupun Kantor Gubernur Jawa Barat (Gedung Sate) hanya sekitar 1,5 kilometer doang. Bisa ditempuh dengan jalan kaki. Tapi lagi-lagi perlu saya luruskan, meski berada di tengah kota, kampus saya ini adalah PTS, bukan PTN.
Yang kuliah di Unisba bukan hanya mahasiswa Islam doang!
Kata “Islam” di Unisba juga kerap bikin orang salah sangka. Banyak yang mengira bahwa hanya mahasiswa/i yang beragama Islam saja yang boleh berkuliah. Faktanya, ada sejumlah mahasiswa beragama Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, hingga Konghucu yang berkuliah di Unisba, lho meski jumlahnya nggak terlalu banyak.
Tapi ya namanya juga Perguruan Tinggi Islam, mereka tetap wajib mengikuti aturan berpakaian sesuai syariat Islam di lingkungan kampus. Mereka juga tetap wajib mengikuti mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI 1 s/d PAI 7) yang jumlahnya 7 SKS. Mereka juga tetap wajib mengikuti Pesantren Mahasiswa Baru selama satu minggu di Kampus Ciburial, Pesantren Calon Sarjana menjelang wisuda Kampus Ciburial, hingga Sidang Baca Tulis Al-Quran (BTAQ) meski hanya formalitas doang dan standar penilaiannya tidak setinggi mahasiswa/i yang beragama Islam.
FYI, tahun wisudawan terbaik Unisba pada 2020 adalah mahasiswa beragama Buddha. Nilai mata kuliah PAI-nya A semua! Sedangkan saya? Cuma dapat C doang! ~wqwqwq
Baca halaman selanjutnya