Sebenarnya Universitas Terbuka sama aja kok kayak kampus lainnya. Ada dosennya, ada gedung kampusnya. Jadi ini bukan kampus gaib, ygy.
Saat berkenalan dengan orang baru dan obrolan sudah merembet pada pekerjaan, biasanya hal kedua yang ditanyakan pada saya, setelah ngajar di mana, adalah pertanyaan soal tempat kuliah. Dulu kuliah di mana? Begitu biasanya orang akan bertanya.
Dan, kalau saya sebutkan bahwa saya lulusan Universitas Terbuka alias UT, responsnya ada dua. Pertama, cuma bilang “o”. Kedua, memberondong saya dengan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan UT. Mungkin mereka bermaksud basa-basi, mungkin juga murni karena penasaran. Yang jelas, pertanyaan orang-orang seputar mahasiswa Universitas Terbuka ya mubeng soal itu-itu saja.
Daftar Isi
#1 Susah nggak kuliah di Universitas Terbuka?
Saya bisa mengerti kenapa pertanyaan ini bisa muncul. Sistem perkuliahan di UT yang berbasis online memang jadi momok bagi sebagian besar orang. Bayangkan, kamu kuliah tapi nggak tatap muka sama mahasiswa lain dan dosennya. Begitu seterusnya sampai dinyatakan lulus. Belum lagi ada stigma yang berkembang di masyarakat bahwa kuliah di UT itu gampang masuknya, tapi susah lulusnya.
Masalahnya pertanyaan “susah nggak kuliah di UT” ini jatuhnya wagu. Pasalnya, mau kuliah di mana pun, yang namanya kuliah itu ya pasti ada susah-susahnya, tak terkecuali UT. Kalau pengin gampang, kuliah saja di universitas yang nggak punya gedung, yang nggak pernah masuk perkuliahan tapi tahu-tahu dinyatakan lulus dan dapat ijazah.
#2 UT statusnya apa?
Sering pula yang bertanya soal status, apakah Universitas Terbuka itu berstatus negeri atau swasta. Lucunya lagi, kalau saya bilang bahwa UT adalah universitas negeri, ada saja yang nggak percaya.
Lha, dikira saya ngibul kali, ya. Universitas Terbuka kan memang Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di Indonesia!
#3 Kampusnya di mana?
Meskipun sudah berdiri sejak tanggal 4 September 1984, keberadaan kampus UT memang nggak sefamilier kampus negeri lainnya. Misal, UGM itu di Jogja, ITB di Bogor, UI di Depok, dsb. Itu sebabnya, sering kali orang bertanya tentang lokasi kampus UT. Bahkan, ada yang mengira kalau Universitas Terbuka nggak punya gedung.
Maaf-maaf aja ya sedaring-daringnya UT, do’i tetap punya gedung. Gede lagi! Letaknya di Jalan Raya Pondok Cabe Tangerang. Universitas Terbuka juga punya unit layanan di daerah yang disebut dengan nama Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ). Nah, UPBJJ ini tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara.
#4 Ada dosennya nggak?
Mentang-mentang sistem perkuliahan di Universitas Terbuka berbasis online, ada saja yang mengira bahwa di sini nggak ada dosennya. Orang-orang itu pahamnya, mahasiswa UT hanya belajar mandiri dari modul. Faktanya, UT memiliki 475 Dosen di UT Daerah dan 258 dosen pada UT Pusat.
Selain bertugas menyiapkan strategi dan materi pembelajaran yang dituangkan dalam Buku Materi Pokok (modul), dosen UT juga menyiapkan soal-soal ujian, serta memberikan bimbingan dan bantuan belajar kepada mahasiswa dalam bentuk tutorial secara online maupun tatap muka.
Itulah 4 pertanyaan yang paling sering ditanyakan ketika orang tahu saya lulusan dari Universitas Terbuka. Sebetulnya saya sih nggak masalah dengan pertanyaan tersebut. Saya malah senang karena itung-itung bisa sosialisasi ke mereka yang belum tahu soal UT.
Justru, kadang yang jadi masalah adalah ketika lawan bicara saja hanya merespons “o”, begitu tahu saya lulusan UT. Gimana, ya? Kesannya kayak merendahkan gitu. Atau, hanya perasaan saya aja, kali ya?
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kota Kreatif, Pembangunan Terbaik, dan Kebohongan Lain tentang Kota Pekalongan yang Harus Diluruskan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.