Di benak saya sebagai orang asli Bandung, Yogyakarta merupakan kota yang layak untuk dikunjungi apabila musim liburan menanti. Ya ini merupakan opini saya yang bukan mengada-ngada, karena Bandung dan Yogyakarta sama-sama kota di Pulau Jawa yang selalu diromantisasi.
Selain itu, kesamaan kedua kota ini juga sama-sama kota tujuan wisata di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Kota yang sama-sama mengandalkan devisa dari sektor pariwisata. Semisal wisata sejarah, wisata seni, wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, dan masih banyak lagi.
Selain ada persamaan, kedua kota ini juga memiliki perbedaan yang sangat jomplang. Yogya punya pantai karena berada di dataran rendah, sedangkan Bandung daerah yang bergunung jadi tak memiliki pantai. Dulu sih ada wacana di Bandung bakal dibangun pantai buatan di daerah Gedebage, namun sekarang tak tau kabar dan kelanjutannya bagaimana.
Perbedaan yang cukup mencolok dan jomplang di antara kedua kota ini ialah masalah UMR/UMK. UMR/UMK Bandung cukup lumayanlah walau tak sebesar UMR/UMK Jabodetabek dan karawang. Sedangkan UMR/UMK Yogyakarta tanpa perlu dijelaskan lah, heheheh.
Pengalaman pertama kali menginjakan kaki di Yogyakarta sewaktu saya masih SMP dalam acara study tour/outing class, karena masih kecil menikmati kota Yogyakarta hanya sebatas cekrek foto di icon-icon Yogya upload ke facebook, di like coment teman dan selesai. Namun semakin bertambahnya usia saya semakin banyak membaca dan mengkaji kebudayaan Jawa khususnya Yogya.
Karena sering membaca dan mengkaji Yogyakarta, suatu saat nanti saya ingin liburan ke kota ini lagi. Namun, sebelum liburan ke kota ini lagi izinkan saya orang Bandung bertanya kepada Yogyakarta tentang uneg-uneg yang mengganjal di kepala.
Daftar Isi
Apa nama yang tercantum di KTP Sultan/Gubernur Yogyakarta?
Dari buku yang saya baca, nama lahir Sultan/Gubernur Yogyakarta yang sekarang adalah BRM Herjuno Darpito. Dan dilantik menjadi raja Yogya pada 7 maret 1989. Pertanyaan yang menjadi misteri bagi saya, apa nama yang tercantum di KTP Sultan/Gubernur Yogyakarta/DIY?
Apakah BRM Herjuno Darpito nama lahirnya? Apakah Hamengkubuwono X? Atau gelar yang lengkap Sri Sultan Hamengkubuwono X? Atau, malah gelar yang lebih lengkap, yaitu Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono Ingkang Jumeneng Kasepuluh, Suryaning Mataram, Senapati Ing Ngalaga, Langgenging Bawana Langgeng, Langgenging Tata Panatagama Ing Ngayogyakarta Hadiningrat?
Apabila saya mengkritik Hamengkubuwono X, apakah saya mengkritik Seorang Raja atau seorang Gubernur?
Yogyakarta itu istimewa. Saking istimewanya Hamengkubuwono X memegang dua jabatan sekaligus, yaitu sebagai seorang raja dan sebagai seorang gubernur. Jadi apabila saya atau orang lain mengkritik beliau, apakah mengkritik sebagai seorang raja atau mengkritik seorang gubernur? Atau malah mengkritik kedua-duanya? Hehe
Apa penulisan, ejaan dan sebutan yang benar nama Yogyakarta?
Ini yang membingungkan bagi saya, mungkin orang lain juga sama apa yang saya rasakan. Apa penulisan nama Yogya yang benar? Apakah Yogya, Jogja, Djogja, Yogyakarta, Jogjakarya, atau Ngayogyakarta? Apakah semunya benar?
Entahlah, yang pasti bangsawan Yogya yang bisa menjelaskan.
Kapan Ulang tahun Yogyakarta?
Pertanyaan ini yang lebih membingungkan saya lagi: ulang tahun Yogya kapan?
Apakah 13 Gebruari 1755 bertepatan dengan Perjanjian Giyanti yang membuat Mataram terpecah menjadi dua dan sebagai lahirnya Kasultanan Yogyakarta? Atau, apakah 5 september 1945, bertepatan ketika Sultan Hamengkubuwono IX mengeluarkan amanat tentang bergabungnya Kasultanan Yogyakarta sebagai kerajaan merdeka bersatu dengan NKRI?
Lalu, apakah 4 Maret 1950, bertepatan Daerah Kesultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman ditetapkan menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebuah daerah berotonomi khusus setingkat provinsi? Atau malah 1 September 1945, ketika Daerah Istimewa Yogyakarta dijadikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
Entahlah mana ulang tahun yang benar dan mungkin semuanya benar?
Itulah 4 pertanyaan dari saya sebagai warga Bandung kepada warga Yogyakarta. Kalau ada yang mau jawab sih, saya akan berterima kasih. Serta ya, ikutan mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Itu.
Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Bandung Kota Romantis di Titik Tertentu Saja, Lainnya ya Suram