Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

4 Peraturan Sekolah yang Terdengar Ngadi-ngadi dan Panduan Memahaminya

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
24 Agustus 2021
A A
4 Peraturan Aneh di Sekolah dan Panduan Memahaminya terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam sebuah lagunya, almarhum Chrisye pernah bilang bahwa tidak ada masa paling indah, selain masa-masa di sekolah. Seolah mengamini, berbagai momen keseruan di sekolah yang sering kali tiba-tiba nongol di lini masa medsos, sering kali memantik api-api kerinduan. Kangen rasanya ngetawain kelakuan teman yang nggak ada akhlak, kangen ambil gorengan lima bilangnya empat, termasuk kangen gibahin segala macam peraturan di sekolah yang tak jarang membuat siswa bertinyi-tinyi, “Aturan apaan, sih? Please, deh, nggak banget!”

Nah, soal peraturan sekolah yang ngadi-ngadi versi siswa ini, biar saya kasih sedikit panduan agar bisa dipahami.

#1 Siswa laki-laki dilarang gondrong

Kenapa siswa laki-laki nggak boleh memanjangkan rambutnya? Apa hubungannya rambut dengan prestasi? Memangnya rambut gondrong bisa bikin goblok?

Apa kalian termasuk orang yang pernah mempertanyakan hal ini? Sini, sini, saya bisikin jawabannya. Sumbernya terpercaya dari kawan saya, seorang guru BK, yang sudah sering collab bareng tim ketertiban dalam hal merazia rambut gondrong yang bertebaran di lingkungan sekolah.

“Rambut memang nggak ada kaitannya dengan prestasi. Sekolah hanya ingin membiasakan peserta didik untuk terbiasa berpenampilan rapi, sesuai dengan standar dunia kerja secara umum. Yang paling penting, peraturan siswa nggak boleh berambut panjang itu tertulis dalam peraturan sekolah. Dan yang namanya peraturan itu ya harus ditaati. Bocahe pinter kalau sama aturan maen trabas saja ya percuma.”

Terus, kenapa kalau razia rambut suka asal cukur?

Itu memang strateginya, Dear. Biar siswa segera ke tukang cukur sepulang sekolah. Si tukang cukur, begitu melihat betapa uniknya potongan rambut ala guru BK, nggak punya pilihan lain selain harus mencukur cepak rambut kalian. Dan potongan cepak rapi itulah yang diharapkan sekolah. Ehehehe~

#2 Sepatu harus hitam

Sepatu harus hitam adalah peraturan sekolah yang juga dianggap aneh dan so yesterday. Padahal, aturan sepatu harus hitam ini dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan sosial yang mungkin terjadi di lingkungan sekolah. Kalian tahu sendiri, kan, anak umuran sekolah itu masih labil. Dikit-dikit insecure. Kalau penggunaan sepatu dibebaskan, dikhawatirkan sekolah akan beralih fungsi jadi etalase toko sepatu. Yang kasihan tentu saja yang sepatunya dapat hasil lungsuran dari kakaknya. Seketika insecure. Ujung-ujungnya ngambek nggak mau berangkat sekolah.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Memangnya ada yang kayak gitu? Ada, Mylov~

#3 Ukuran seragam harus standar

Tim celana pensil pas sekolah mana suaranya? Sudah pernah merasakan kesaktian gunting guru BK belum? Hahaha…

Selama jadi guru, saya sering gumun sendiri perihal cara siswa mengotak-atik seragam sekolah. Celana dibikin pensil lah, rok sengaja dilipat di bagian pinggang biar kelihatan gantung lah, baju diketatin biar kayak anak taruna lah, dsb. Ini bocahnya yang terlalu kreatif atau seragam sekolahnya yang dianggap nggak keren, sih? Heran.

Padahal, ukuran seragam harus standar itu dibuat demi kenyamanan bersama. Yang cewek, misalnya. Seragam nggak boleh sengaja dibikin ketat biar terhindar dari pelecehan seksual. Risih juga, kan, kalau tiap kali lewat disuit-suitin. Nah, kalau yang cowok, yakinlah, hanya secuil cowok yang pantas memakai celana pensil. Sisanya malah lebih sering mirip kayak lontong.

#4 Putus menjelang UN

Ngapa, sih, tiap kali jelang UN ada saja guru yang rese nyuruh-nyuruh putus?

Wqwqwq…

Larangan pacaran memang nggak tertulis secara langsung di peraturan sekolah. Dan soal pertanyaan di atas, jawaban template-nya ya supaya bisa fokus belajar. UN itu hanya sekali, jangan sampai menyesal. Begitu kurang lebih.

Tapi, sejak jadi guru, saya jadi sadar satu hal soal imbauan putus jelang UN ini. Begini, UN itu dari masa ke masa (sebelum UN ditiadakan pastinya), dianggap sebagai titik puncak perjuangan. Alhasil, berakhirnya UN dianggap sebagai sesuatu yang harus dirayakan. Ndilalah, merayakannya kebablasan. Tahu, kan, maksud saya? Di situlah kadang kami—sebagai pendidik—merasa sedih. Sekolah tahunan, kok, otak ditaruh di dengkul!

Itulah beberapa aturan sekolah yang kedengarannya ngadi-ngadi bagi siswa. Tiap peraturan tentu dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu. Tentu saja semua bertujuan baik. Semoga saja para siswa yang membaca ini bisa memahami dan mengikuti peraturan sekolah yang ada, ya. Kalau masih nakal juga, jewer, nih!

BACA JUGA Sekolah Apa Ini? Kenapa Tak Ada Mata Pelajaran, Seragam, dan Peraturan? dan artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2021 oleh

Tags: guruperaturanSekolahSiswa
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Kenapa sih Sekolah Negeri Terobsesi dengan Kampus Negeri? Emang Kampus Swasta itu Jelek?  

Kenapa sih Sekolah Negeri Terobsesi dengan Kampus Negeri? Emang Kampus Swasta itu Jelek?  

21 Juni 2025
Bahasa Indonesia, Mata Pelajaran yang Jadi Musuh para Siswa Terminal Mojok

Bahasa Indonesia, Mata Pelajaran yang Jadi Musuh para Siswa

11 November 2022
PMM Memang Bikin Guru Pintar, tapi sekaligus Bikin Siswa Bodoh karena Terlalu Sering Diabaikan

PMM Memang Bikin Guru Pintar, tapi sekaligus Bikin Siswa Bodoh karena Terlalu Sering Diabaikan

20 Januari 2024
Larangan Membawa Hape ke Sekolah, Masihkah Relevan?

Larangan Membawa Hape ke Sekolah, Masihkah Relevan?

21 Juli 2022
Emang Iya Kuliah Keguruan Cepat Balik Modal?

Noda dan Dosa Guru: Sisi Gelap Sebuah Profesi yang Dianggap Mulia

6 September 2022
Gap Year Dianggap Buang Waktu padahal Tujuannya untuk Mengumpulkan Amunisi mahasiswa gap year

Gap Year Dianggap Buang Waktu padahal Tujuannya untuk Mengumpulkan Amunisi

20 Mei 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.