Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

4 Penderitaan Warga Lamongan-Gresik yang Sehari-hari Naik Trans Jatim Koridor K4

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
14 September 2025
A A
Naik Trans Jatim Bakal Merana kalau Bareng Penumpang Nggak Peka seperti Ini Mojok.co

Naik Trans Jatim Bakal Merana kalau Bareng Penumpang Nggak Peka seperti Ini (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jujur, saya adalah satu dari sekian banyak orang yang merasa beruntung dengan hadirnya Trans Jatim Koridor 4 (Lamongan-Gresik). Bayangkan saja, dengan hanya Rp5.000, saya bisa menempuh perjalanan antar kabupaten, dari Lamongan ke Gresik atau sebaliknya. Murah, hemat, dan sangat membantu, apalagi buat saya yang sedang menjalani hubungan LDR dan harus bolak-balik setiap minggunya.

Iya, Bus ini seakan jadi juru selamat. Sebab, kalau tidak ada Trans Jatim, mungkin ongkos LDR saya bakal jebol. Tapi meski saya bersyukur, tetap saja ada beberapa hal yang sepertinya perlu dikeluhkan, yah namanya juga orang kan?

Bukan berarti keluhan ini meniadakan bentuk syukur saya, justru hal ini merupakan harapan agar bus kesayangan warga Jawa Timur ini bisa berbenah lebih baik lagi. Dan inilah empat penderitaan warga Lamongan–Gresik yang tiap hari harus bergelut dengan Trans Jatim Koridor K4.

Trans Jatim Koridor K4 padat setiap hari, bahkan hari biasa

Pertama, soal kepadatan penumpang. Entahlah, saya juga heran, bus ini nggak masuk akal sekali penumpangnya. Mulai hari Senin sampai Minggu, pagi atau sore, bus ini nyaris tak pernah sepi. Saking padatnya, banyak yang berebut masuk meski hanya sisa posisi berdiri saja.

Berbeda dengan koridor lain. K3 misalnya, terasa lebih longgar di hari dan jam tertentu. Atau K1 yang punya tipe Luxury, sehingga bisa memecah kepadatan penumpang. Karena itu, perlu saya tegaskan bahwa hanya orang-orang yang punya kesabaran extra saja yang akan menjadi penumpang setia Trans Jatim K4.

Kekurangan armada

Antusias penumpang akan Trans Jatim memang satu hal yang perlu disyukuri. Namun, kalau mau mengulik lagi, penumpangnya yang bejibun ini adalah efek dari armada yang terbatas. Jumlah Bus yang datang tidak sebanding dengan jumlah orang yang butuh transportasi ini.

Kepadatan ini otomatis berimbas ke suasana di dalam bus. Sesaknya luar biasa. Kalau sudah begini, jangankan dapat duduk, bisa berdiri tanpa senggol-senggolan saja sudah seperti dapat keajaiban.

Sering tak fokus melayani penumpang

Ini mungkin terdengar remeh, tapi cukup mengganggu. Sopir dan kernet Trans Jatim koridor ini sering kali lebih fokus pada ritme keberangkatan terminal ketimbang kenyamanan penumpang di halte. Contoh paling sering: ketika bus sudah jalan dari terminal, bus selanjutnya bukannya langsung merapat ke halte untuk mengangkut penumpang, tapi nunggu beberapa saat. Baru ketika jam keberangkatan, bus merapat, sehingga penumpang pun berebutan.

Baca Juga:

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

Akibatnya, meski datang lebih dulu di halte, belum tentu bisa dapat kursi duduk. Banyak yang akhirnya diserobot penumpang lain yang lebih agresif. Iya, akhirnya hukum rimba pun berlaku, siapa yang paling gesit, dialah yang menang.

Tak ada pilihan lain, hanya Trans Jatim

Dari semua penderitaan tersebut, gongnya adalah: tidak ada pilihan lain. Iya, hanya ada Trans Jatim. Itu saja. Tak ada opsi lain. Karena itu meski bagaimanapun kami akan menerima saja seadanya.

Saya membayangkan, kalau saja ada pesaing yang menawarkan kenyamanan lebih, meski harga tiketnya lebih mahal, saya yakin banyak orang rela membayar. Sayangnya, Trans Jatim tetap jadi satu-satunya pilihan, entah kita suka atau tidak.

Sekali lagi, harus saya akui, Trans Jatim Koridor K4 memang sangat membantu. Harga murah, akses mudah, dan bisa membuat jarak Lamongan–Gresik menjadi lebih ringkas. Tapi bantuan ini juga dibarengi dengan penderitaan sehari-hari yang tak kalah nyata. Sesak, penuh, jalan rusak, dan minim pilihan membuat naik bus bukan lagi sekadar transportasi, tapi ujian kesabaran yang berulang setiap hari.

Mungkin keluhan ini tak akan langsung mengubah keadaan, tapi setidaknya bisa jadi pengingat: transportasi publik itu bukan sekadar ada, tapi harus juga memikirkan kenyamanan. Sebab, meski kami hanya membayar Rp5.000, sesungguhnya subsidi tersebut juga berasal dari pajak yang kami bayarkan juga. Semoga benar-benar berbenah.

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Stop Meromantisasi Bus Trans Jatim, Nyatanya Naik Bus Ini Menguji Adrenalin!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 September 2025 oleh

Tags: Gresiklamongantrans jatimtrans jatim koridor k4
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

Di Mana Ada Lahan, di Situ Ada Warung Pecel Lele Lamongan

Mempertanyakan Dinas Pariwisata Lamongan Ini Kerjanya Ngapain Saja, kok Bisa Potensi Wisata Lamongan Sebanyak Ini tapi Nggak Tercium?

16 September 2024
Jalan Pantura Lamongan Memang Suram, Kok Bisa Lampu Penerangan Jalan Kalah Terang sama Lampu Motor Honda Revo Saya?

Jalan Pantura Lamongan Memang Suram, Kok Bisa Lampu Penerangan Jalannya Kalah Terang sama Lampu Motor Honda Revo Saya?

16 Januari 2025
Pasar Lama, Daerah Paling Menyedihkan di Kabupaten Gresik Ketika Musim Hujan

Pasar Lama, Daerah Paling Menyedihkan di Kabupaten Gresik Ketika Musim Hujan

4 Desember 2024
Pengalaman Pertama Mencoba Bus Trans Jatim Bangkalan-Surabaya, Bikin Saya Kapok dan Mikir Ulang kalau Mau Naik Lagi

Pengalaman Pertama Mencoba Bus Trans Jatim Bangkalan-Surabaya, Bikin Saya Kapok dan Mikir Ulang kalau Mau Naik Lagi

3 Maret 2025
Rujak Buah Pakai Tahu dan Nasi Goreng Pakai Saos: Culture Shock Orang Garut di Kabupaten Gresik

Rujak Buah Pakai Tahu dan Nasi Goreng Pakai Saos: Culture Shock Orang Garut di Gresik

9 September 2023
Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

4 Hal Tidak Menyenangkan Jadi Warga Kabupaten Lamongan

11 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.