Bagi yang belum tahu vape itu apa, mungkin bahasa paling sederhananya adalah rokok elektrik. Ia adalah sebuah alat penghasil uap (bukan asap) yang dihasilkan dari panas aliran listrik baterai. Keberadaan vape sebagai pengganti rokok memang sudah nggak begitu baru di kalangan anak muda. Banyak toko-toko khusus vape yang sekarang “nelecek” di mana-mana, baik itu toko secara fisik maupun toko yang lewat media sosial.
Pada dasarnya, vape punya jenis-jenisnya sendiri, ada vape jenis mod, ada juga vape jenis pod. Penggunaan kedua jenis vape ini memang sangat populer untuk anak muda. Sebab, selain harganya terjangkau dan penggunaannya mudah, salah satu alasan kuatnya karena kenaikan tarif cukai yang berdampak pada kenaikan harga rokok.
Pasalnya, harga rokok pada 2022 dinaikkan. Bahkan ada yang tembus hingga angka Rp40 ribu per bungkus. Hal ini menyulut segerombolan pemuda-pemuda di daerah saya untuk pindah haluan dari rokok ke vape. Lantaran penggunaan vape ini disinyalir dapat menghemat pengeluaran dan membuat mereka masih tetap bisa ngebul.
Sebagai orang yang agak lama berkecimpung di dunia vape, saya pun sering kali gonta-ganti vape. Biasanya, untuk menghemat pengeluaran, saya memilih membeli vape bekas/seken. Beberapa teman-teman saya yang baru hijrah bertanya ke saya bagaimana tips membeli vape seken tersebut. Berhubung saya baik hati, maka saya kasih tahu. Berikut ini panduan mudah membeli vape seken untuk pemula.
Pertama, mengecek kelengkapan barangnya. Pasalnya, membeli vape seken sama seperti kita membeli motor seken. Kalau ada salah satu bagian yang kurang lengkap atau mengalami kerusakan, performanya nggak akan maksimal.
Saat mengecek kelengkapan, carilah firing button-nya dulu, yakni sebuah tombol yang digunakan untuk proses firing. Firing (pengapian) merupakan proses memanaskan coil, yakni bagian yang digunakan untuk membakar liquid pada kapas agar menjadi uap. Biasanya, letak permasalahan vape seken ada di firing button-nya itu. Ada yang tombolnya nggak konek, hampir lepas, terputus, atau segala macamnya.
Makanya, saat COD-an, minta tes dulu biar nggak nyesel. Kebanyakan penjual vape seken memang via COD atau face to face. Sebab, di online shop jarang sekali ada yang jual vape seken. Selain proses pembeliannya cukup susah, pembeli juga nggak bisa mengetes langsung.
Kedua, cek kondisi baterainya. Sama halnya ketika kita sedang membeli ponsel seken, performa baterai juga harus diperhatikan. Sebab, akan nggak enak banget jika vape yang kita beli baterainya mudah habis. Selain itu, pastikan juga jenis-jenis baterai yang ada di vape-nya. Apakah vape tersebut menggunakan jenis baterai tanam atau nggak. Tujuannya, jika nanti saat pemakaian ada kendala, kita bisa dengan mudah memperbaikinya.
Ketiga, lihat body-nya. Yang namanya seken, ya, jangan berharap lebih, pasti ada minusnya. Entah itu minus pemakaian atau minus yang lainnya. Tapi, sebagai pembeli, nggak salah juga, kok, untuk mengecek kondisi fisiknya. Terkadang, saat performa dalamnya bagus, kondisi fisiknya pun belum tentu bagus. Padahal, menggunakan vape juga harus keren luar dan dalam, kan? Masa iya, kebul doang tapi body vape-nya lecet-lecet? Ra mashok, dong.
Keempat, beli PSK saja. Eits, ini bukan PSK yang ada di dalam pikiran kalian, lho, yha. Maksud dari PSK adalah Paket Siap Kebul. Begitulah pengguna vape menamainya. Disebut paket siap kebul, sebab di situ biasa dijual paketan. Kalau vape jenis mod, PSK-nya ada device, baterai, RDA/RTA, coil, kapas, dan liquid. Sedangkan untuk vape jenis pod, PSK-nya ada device, baterai (kadang pisah, kadang tanam), liquid, dan coil.
Jika dirasa kesulitan menerapkan tiga cara sebelumnya, panduan terakhir ini bisa jadi solusinya. Soalnya, orang-orang yang jual vape PSK ini jarang memiliki minus yang signifikan. Lantaran mereka sering gonta-ganti vape. Ini bikin vape sekennya, ya, nggak seken-seken banget, mungkin paling lama pemakaian hanya dua bulanan. Jadi? Gaskeun, lah.
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Audian Laili