4 Menu Mie Gacoan yang Rasanya Gagal, Jangan Dibeli kalau Nggak Mau Menyesal seperti Saya

4 Menu Mie Gacoan yang Rasanya Gagal, Jangan Dibeli kalau Nggak Mau Menyesal seperti Saya

4 Menu Mie Gacoan yang Rasanya Gagal, Jangan Dibeli kalau Nggak Mau Menyesal seperti Saya (Ardfeb via Wikimedia Commons)

Terhasut euforia dan antrean panjangnya yang bikin penasaran, saya akhirnya ikut mencoba Mie Gacoan. Apalagi penyebutan menunya yang rada ganjil, pakai istilah permainan tradisional, bikin saya tambah melirik. Demi menghindari desakan antrean, saya memutuskan pesan via aplikasi online.

Namun, namanya juga blind buy, kadang angan tak seindah kenyataan. Dari sekian menu yang saya jajal, empat di antaranya berakhir jadi penyesalan mendalam. Ini memang soal selera, sih. Akan tetapi, siapa tahu pengalaman saya bisa jadi pertimbangan agar orang lain tak ikut kecewa.

#1 Maaf-maaf saja, siomay kaki lima lebih enak daripada Siomay Mie Gacoan

Kalau bicara soal siomay, yang biasa terlintas adalah tekstur kenyal dan lembut dengan aroma khas daging. Apesnya, Siomay Gacoan yang pernah saya santap, kurang mendekati gambaran ideal tersebut. Tekstur siomaynya saat itu sedikit kering, seperti sudah agak terlalu lama terpapar udara.

Ditambah lagi, alih-alih rasa daging yang mestinya menjadi kunci, yang kentara justru rasa tepungnya. Dari segi tampilan, Siomay Mie Gacoan pun biasa saja. Tidak ada keistimewaan yang menggugah air liur. Bagi penyuka siomay sejati, mending buru-buru cari siomay gerobakan dengan bumbu kacang melimpah dan perasan segar jeruk nipis. Itu jauh lebih bikin hati senang.

#2 Kriuk Udang Rambutan yang bahkan tak terdengar di telinga

Begitu melihat daftar Udang Rambutan, saya langsung membayangkan bulatan udang renyah yang menggoda. Sayangnya, begitu menyentuh gigi, sensasi kriuk yang diharapkan malah raib. Bisa jadi, teksturnya yang kurang renyah itu gara-gara lapisan tepung yang terlalu tebal, mungkin biar kelihatan efek helaian rambutnya.

Dari segi tampilan, Udang Rambutan ini juga tampak pucat, jauh dari warna keemasan yang bisa membangkitkan selera. Tak berhenti di situ, isian udangnya pun terasa kurang juicy, seolah kehilangan kesegaran alaminya. Tampaknya, menu ini memang kebanting dengan ketenaran Udang Keju yang jadi primadona Mie Gacoan.

Baca halaman selanjutnya: Es Sluku Bathok, menu apa adanya yang tercipta tanpa usaha…

#3 Es Sluku Bathok, definisi menu apa adanya yang tercipta tanpa usaha

Es Sluku Bathok ini jadi cerminan paling pas untuk frasa “apa adanya” alias tidak ada yang luar biasa dari minuman ini. Bagaimana tidak, Es Sluku Bathok hanya berupa es susu dingin yang diberi sentuhan sirup moka, sesimpel itu. Dalam pikiran saya, ide minuman ini selayaknya racikan yang diciptakan tanpa usaha, persis minuman manis ala kaki lima.

Pembeli sebenarnya dapat membuat minuman ini sendiri di rumah dengan bahan yang gampang didapat. Namun, kritik perkara rasa ini bisa ditoleransi jika melihat harganya. Di gerai Mie Gacoan, Es Sluku Bathok hanya dibanderol Rp6 ribu atau Rp9 ribu kalau beli online. Dengan harga semurah itu, jelas pembeli tidak berhak berharap banyak. Es Sluku Bathok ini memang sebatas pelepas dahaga yang jujur pada dirinya sendiri, sederhana, dan tanpa banyak janji.

#4 Es Gobak Sodor adalah miniatur sup buah yang cukup sekali beli di Mie Gacoan

Dari namanya, Es Gobak Sodor memang terdengar nyentrik. Sedihnya, saat dicicipi, rasanya lebih mirip sirup wangi bunga yang diberi potongan buah seadanya. Penamaan eksentrik menu tersebut seakan tidak diimbangi dengan penyajian minuman yang diharapkan sensasional.

Jujur saja, kalau memang niatnya mencari minuman segar yang kaya akan potongan buah, mendingan langsung beli sup buah yang sudah jelas komposisinya. Es Gobak Sodor ini boleh dibilang, cukup sekali dibeli untuk memenuhi rasa penasaran. Setelahnya, tak ada urgensi untuk mengulang pengalaman yang sama.

Setelah segala drama dan penyesalan, satu hal yang bisa saya simpulkan bahwa Mie Gacoan memang benar-benar jualan mi sesuai namanya. Resep mi yang dihidangkan juara, pedasnya pun mantap. Saran saya, mending fokus saja ke menu mi saja dan jangan coba-coba order menu lain kalau tidak mau kecewa.

Selain itu, daripada bereksperimen dengan nama nyeleneh, lebih baik pilih menu konvensional untuk minumannya. Misalnya, es teh, es jeruk, atau air putih. Tujuannya jelas, agar sensasi pedas dan gurihnya mi tidak rusak oleh minuman yang rasanya kurang familiar. Nikmati saja seporsi mi pilihan dari Mie Gacoan, itu sudah cukup.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sama-sama Punya Banyak Cabang, Kenapa Mixue Makin Sepi sementara Mie Gacoan Selalu Ramai?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version