Selama enam tahun menetap di Tegal, saya sering kedatangan keluarga atau tamu kantor. Dan sebagaimana kebiasaan orang Indonesia yang gemar berburu kuliner khas suatu daerah ketika berkunjung ke daerah tersebut, alhasil saya kebagian menemani para wisatawan ini berburu kuliner. Saya pun menjadi tour guide dadakan menemani mereka mencicipi kuliner Tegal.
Akan tetapi setelah saya ajak bepergian mencicipi berbagai kuliner Tegal, ada beberapa kuliner yang rupanya kurang cocok di lidah mereka sebagai wisatawan. Alasannya beragam. Berikut beberapa kuliner Tegal yang kurang cocok di lidah wisatawan.
#1 Nggak semua wisatawan yang datang ke Tegal bisa menyantap soto tauco karena rasanya yang cukup kuat
Jika soto Jawa Timuran berwarna kuning, soto Jogja berwarna bening, maka soto Tegal berwarna kecokelatan. Warna kecokelatannya mirip dengan kuah rawon. Warna cokelat tersebut didapat dari fermentasi kedelai. Rasa soto tauco ini asam dan agak asin beebeda dengan rasa soto pada umumnya yang segar dan kemepyar. Rasa yang asam dan agak asin ini rupanya kurang cocok di lidah wisatawan yang belum terbiasa dengan tauco.
Bagi Anda yang nggak doyan tauco, Anda bisa memesan soto tauco tanpa tauco di Tegal, sehingga Anda akan disuguhi soto kuah bening saja. Sementara bagi pencinta tauco, kuliner Tegal ini bisa dinikmati seperti bubur ayam, ada yang bermazhab diaduk, tapi ada pula yang memilih nggak diaduk agar kekentalan tauco tetap terjaga. Soto tauco Tegal umunya disajikan dalam mangkuk kecil selayaknya soto kudus.
Baca halaman selanjutnya: Nggak semua orang cocok sama sate batibul…