Selain identik dengan kota yang bersuhu panas, Surabaya juga terkenal akan masyarakatnya yang kaya ide-ide trengginas. Terlebih lagi dalam urusan kuliner. Saking trengginas nan inovatifnya warga Surabaya dalam menciptakan beragam macam kuliner, banyak di antaranya malah terkesan ngadi-ngadi.
Bagi sebagian orang yang belum pernah mencicipinya, tentu kuliner-kuliner ini aneh bin nyeleneh. Namun jangan salah, nyeleneh bukan berarti nggak nikmat. Cita rasa yang disajikan justru bisa bikin lidah berdansa ria alias uwenak pol. Ini terbukti dari membludaknya konsumen kuliner-kuliner tersebut.
Mungkin kalau bicara soal kuliner ngadi-ngadi khas Surabaya kalian bakal kepikiran lontong balap lantaran bisa menimbulkan pertanyaan: yang balapan apanya? Nyatanya, masih banyak kuliner khas Surabaya lainnya yang bisa bikin dahi kalian mengernyit begitu mendengar namanya. Pokoke seumpama besok kalian berkunjung ke Surabaya, wajib hukumnya mencicipi kuliner-kuliner berikut biar nggak penasaran sama bentuk dan rasanya. Nih, saya kasih daftarnya.
#1 Rawon Kalkulator
Di Surabaya, terdapat rawon nyeleneh yang cukup populer bernama “rawon kalkulator”. Eits, jangan salah sangka dulu, bukan berarti kalkulator yang dijadikan daging irisannya, lho, ya. Disebut “rawon kalkulator” lantaran pramusajinya memiliki kemampuan super dapat menghitung dengan cepat dan tangkas berapa pun banyaknya pesanan pengunjung tanpa menggunakan kalkulator.
Selain irisan dagingnya yang besar, rawon ini juga memiliki bumbu khusus yang bisa menggugah selera penikmatnya. Kuliner ini bisa ditemukan di Warung Rawon Kalkulator yang terletak di Sentra PKL Taman Bungkul, Kecamatan Wonokromo. Soal harga gimana? Tenang, rawon kalkulator ini terjangkau untuk sobat UMR, kok. Hanya dengan merogoh kocek Rp20 ribu kalian sudah bisa menikmati seporsi rawon ngadi-ngadi ini.
Gimana, Sob? Gas?
#2 Nasi Goreng Jancuk
Selain dikenal dengan kota pisuhan, Surabaya juga kaya akan produk-produk yang menggunakan istilah “jancuk”. Sebut saja Kaus Cak-cuk, Sambal Cuk, dan kuliner populernya yang bernama Nasi Goreng Jancuk. Nasi goreng berbumbu pedas ini dijamin bisa bikin penikmatnya misah-misuh setelah merasakan pedas nikmatnya. Bumbu pedas khas Surabaya pada olahan ini menjadi perpaduan komplet sama misuhmu. Penjualnya juga pating tlecek di Surabaya. Sehingga sobat-sobat pecinta kuliner nggak perlu risau lagi jika berburu Nasi Goreng Jancuk di Kota Pahlawan ini.
#3 Sate Karak
Jujur, deh, apa yang pertama kali kalian bayangkan setelah mendengar istilah sate karak? Ya, karak dalam bahasa Jawa memanglah nasi kering yang telah mengeras. Jadi, orang awam pastinya mengira kuliner ini berwujud nasi kering yang dibakar.
Beda, nih, kalau menurut versi ngadi-ngadi masyarakat Surabaya. Sate karak adalah irisan jeroan sapi yang ditusuk-tusuk lalu dibaluti bumbu dan dibakar. Lalu, mana karaknya? Karak di sini nggak benar-benar nasi yang dikeringkan, melainkan digunakan sebagai penyebutan ketan hitam yang malah menjadi menu pendampingnya. Perpaduan sate jeroan dengan ketan hitam dikombinasikan dengan parutan kelapa dan bumbu kedelai pedas. Sehingga terciptalah rasa legit dan sensasi spicy.
Kuliner ini bisa dijumpai di Jalan KH Mansyur Ampel Lonceng, no.60, Kecamatan Semampir. Salah satu angkringan yang menjual sate karak, yaitu Angkringan KSDP. Harganya juga murah meriah, cuman Rp13-15 ribu.
#4 Sate Klopo
Masih dengan olahan sate. Kali ini sate yang bisa bikin kalian salah paham sebelum mencicipinya, yaitu sate klopo. Dinamakan sate klopo bukan karena menggunakan kelapa sebagai daging utamanya. Melainkan kelapa digunakan sebagai bumbu pelengkap yang dibalutkan pada daging utamanya sebelum dibakar. Untuk varian dagingnya ada daging sapi dan ayam. Balutan kelapa sangat melimpah ruah menimbulkan rasa dominan manis pada daging sapi atau ayamnya. Seporsi sate klopo dibandrol dengan harga Rp30-50 ribuan saja.
Kuliner sate klopo sangat banyak di Surabaya. Salah satunya yang telah melegenda dan sudah ada sejak tahun 1945 yakni Warung Sate Klopo Ondemohen yang terletak di Jalan Walikota Mustajab, Kelurahan Setabang, Kecamatan Genteng. Secara turun-temurun, resep mantap olahan ini masih dipertahankan hingga kini. Warung ini selalu ramai pengunjung dan buka setiap hari dari pagi sekitar jam 7 hingga malam hari sekitar jam 10.
Nah, itulah keempat kuliner ngadi-ngadi hasil dari inovatifnya masyarakat Surabaya. Artikel ini saya harap bisa jadi referensi bagi kalian yang penasaran akan kuliner-kuliner yang telah saya jabarkan di atas. Jadi, kapan nih mau kulineran di Surabaya?
Penulis: Ahmad Rizky Wahyudi
Editor: Intan Ekapratiwi