Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

4 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Memilih Tinggal di Perumahan Cluster

Rahadian oleh Rahadian
16 April 2022
A A
4 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Memilih Tinggal di Perumahan Cluster

4 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Memilih Tinggal di Perumahan Cluster (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Perumahan cluster sedang naik daun belakangan ini. Jenis perumahan ini dianggap lebih aman karena hanya punya satu akses masuk. Pun, jumlah rumah di perumahan jenis ini hanya sedikit. Biasanya kurang dari 50 rumah. Alhasil, terlihat lebih eksklusif serta tak sesak-sesak amat.

Sepintas, tinggal di kompleks rumah cluster ini aman dan nyaman. Sebabnya, karena hanya ada sedikit rumah, tak akan terdengar lalu lalang orang. Selain itu, karena ada beberapa orang satpam, tinggal di rumah cluster pasti aman dari para pencuri. Namun, kenyataannya nggak demikian.

Ilustrasi perumahan. (Unsplash.com)

Pertengahan April 2022, saya dan istri tinggal di salah satu kompleks perumahan cluster yang berada di Kota Bandung. Setelah hampir sebulan tinggal di rumah ini, saya merasakan kalo kompleks perumahan cluster tidak seperti yang dibayangkan kebanyakan orang. Saya mencatat ada lima hal yang harus ketahui kalo kamu mau tinggal di perumahan cluster.

Bagi kalian yang ingin tinggal di perumahan cluster, sebaiknya pikir-pikir lagi.

#1 Tak leluasa keluar masuk kompleks saat malam

Beberapa hari lalu, saya pulang malam. Sekitar jam 10 malam, saya tiba di gerbang masuk. Ternyata, Pak Satpam tak membukakan gerbang itu. Bila saat pagi, siang atau sore, Pak Satpam biasanya membukakan gerbang bila ada warga masuk. Karena gerbang digembok, saya lalu melapor ke Pak Satpam. Saya menyerahkan KTP ke Pak Satpam sebagai bukti bahwa saya adalah warga kompleks perumahan. Pak Satpam akhirnya membukakan gerbang. Situasi memang merepotkan.

Mungkin karena saya pendatang baru, jadi Pak Satpam belum hafal saya. Tapi, tetap saja itu merepotkan. Meski, itu memang untuk keamanan.

Nah, situasi ini memang biasa terjadi di perumahan cluster. Saya jadi nggak leluasa masuk keluar masuk ke dalam kompleks. Dibandingkan rumah tempat tinggal saya sebelumnya yang bukan cluster, saya begitu leluasa keluar masuk kompleks saat malam.

#2 Iuran keamanan yang tinggi

Seperti yang sudah katakan sebelumnya, perumahan cluster itu nggak dapat dipisahkan dari beberapa orang satpam. Mereka bekerja sepanjang hari menjaga keamanan dan tentunya mereka ini mendapatkan gaji. Nah, untuk membayar gaji mereka, warga diwajibkan membayar iuran keamanan.

Baca Juga:

3 Hal tentang Perumahan Cluster yang Bikin Orang-orang Bepikir Dua Kali sebelum Tinggal di Sana

Pengalaman Kerja di Rumah Bekas Pembunuhan: Lebih Takut Miskin daripada Setan

Uang (Pixabay.com)

Iuran keamanan di kompleks perumahan tempat saya tinggal yaitu 150.000 per bulan. Jadi, kita harus menyiapkan anggaran untuk hal tersebut. Tapi, kalo dibandingkan dengan cluster perumahan lainnya, iuran tersebut masih terbilang rendah. Seorang teman saya yang tinggal di perumahan cluster lainnya di Kota Bandung, iuran keamanannya mencapai 500.000 per bulan. Iuran keamanan yang dibayarkan pastinya tergantikan oleh rasa aman.

#3 Nggak ada pedagang keliling

Pedagang makanan keliling adalah solusi kalo kita sudah lapar banget dan males keluar rumah. Nah, di perumahan cluster, para pedagang keliling itu biasanya dilarang masuk. Gimana mereka mau masuk kalo pas di gerbang masuk udah dicegat satpam. Jadi, kalo kita lapar banget dan tak ada makanan di rumah, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan yaitu membelinya via platform online.

Tapi, ya ribet lagi, soalnya ntar drivernya dicegat satpam. Hadeh.

Pesan antar makanan (Pixabay.com)

#4 Menyusahkan teman yang akan berkunjung

Beberapa hari setelah saya menempati rumah, teman saya akan berkunjung ke rumah. Sesampainya di gerbang masuk, dia dicegat satpam. Dia lalu ditanyai beragam pertanyaan, seperti, “Anda mau ke mana?”, “Bisa saya lihat KTP Anda?”, dan “Anda dari mana?”

Setelah itu, Pak Satpam menahan KTP-nya selama di berada di dalam kompleks rumah. Setibanya di rumah saya, teman saya ini berkata kalo ia diperlakukan seperti penjahat yang sedang diinterogasi. Saya akhirnya minta maaf kepada kawan saya ini.

Ya itulah nggak enaknya perumahan cluster. Orang yang berkunjung dan dikunjungi harus sama-sama paham dan sabar. Ya mau gimana, keamanan berlebih memang membutuhkan rasa curiga berlebih.

Itulah empat hal yang harus kamu ketahui kalau mau tinggal di perumahan cluster. Memang, perumahan cluster punya keunggulan yang jelas. Tapi, masih perlu juga mempertimbangkan hal-hal yang saya sebutkan di atas.

Yang jelas, mau tinggal di perumahan cluster atau perumahan jenis apa pun, syaratnya tuh satu: punya duit. Semua ini nggak berlaku kalau duitnya aja belum ada. Sedih? Sama.

Penulis: Rahadian
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Memborong Rumah untuk Investasi: Cuan bagi Pengusaha, Bencana bagi Rakyat Jelata

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 April 2022 oleh

Tags: clusterperumahanribetsatpam
Rahadian

Rahadian

Gemar berbagi melalui tulisan.

ArtikelTerkait

Banjir Pertama di Perumahan Saya dan Guyub Warga yang Bikin Adem terminal mojok.co

Pengalaman Banjir Pertama di Perumahan Saya dan Guyub Warga yang Bikin Adem

27 Februari 2021
Kerja di Rumah Bekas Pembunuhan, tapi Lebih Takut Miskin (Unsplash)

Pengalaman Kerja di Rumah Bekas Pembunuhan: Lebih Takut Miskin daripada Setan

15 Oktober 2025
5 Jenis Tetangga Menyebalkan yang Lebih Baik Dihindari Mojok.co

5 Jenis Tetangga Menyebalkan yang Lebih Baik Dihindari

12 Desember 2023
memborong rumah perumahan banguntapan mojok

Memborong Rumah untuk Investasi: Cuan bagi Pengusaha, Bencana bagi Rakyat Jelata

9 Oktober 2021
Kecamatan Gamping, Kecamatan Paling Underrated di Kabupaten Sleman gamping sleman

Kisah Saya Hidup di Kecamatan Gamping Sleman, Desa Enggan, Kota Tak Mampu, Akhirnya Terjebak di Tengah-tengahnya

19 April 2025
radha krishna Sulitnya Hidup Bertangga dengan Orang yang Tidak Paham Adab terminal mojok.co

Ketika Film Vivarium Ber-setting Tempat di Perumahan Banguntapan Jogja

22 Mei 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.