Kucing merupakan salah satu hewan yang paling militan dalam mempertahankan masa depan populasinya. Seekor kucing betina mampu melahirkan sebanyak tiga kali dalam setahun. Nggak tanggung-tanggung, dalam sekali melahirkan kucing dapat meloloskan anak dari rahimnya tiga sampai lima ekor.
Ketika berusia tujuh minggu atau lebih, saat si anak kucing sudah bisa berlarian dan gemar memanjat. Ia bisa menjadi perkara merepotkan. Pasalnya, pada tahap sosialisasi akhir itu, ia masih belajar mengenal dunia baru, termasuk dalam hal membuang kotoran. Kurangnya informasi bagi si anak kucing, membuat mereka belum paham istilah “buanglah kotoran pada tempatnya”.
Tak seperti kucing dewasa yang membuang kotoran di luar rumah. Anak kucing malah menjadikan sofa, tumpukan baju kotor, kolong lemari, dan sudut ruangan sebagai sasaran. Saya duga, baunya sudah terbayang di benak Anda, bukan? Semprotan sebotol cairan pewangi belum tentu ampuh mengalahkan bau kotorannya yang bisa bertahan dalam jangka waktu cukup lama.
Nah, kebiasaan anak kucing membuang kotoran di sembarang tempat, kemudian nggak jarang dimanfaatkan kelompok anti kucing (kebanyakan ibu-ibu yang ikannya sering digondol si kucing) untuk menyerang si empunya kucing agar segera membuang anak kucing beserta induknya. Tentu keputusan itu akan terasa berat bagi si empunya kucing, mengingat nggak ada jaminan bagi keselamatannya di luar sana.
Namun di sisi lain, tetap mempertahankan anak kucing di dalam rumah, juga bisa membuat kelompok anti kucing nekat membuang anak kucing secara diam-diam tanpa peduli keselamatannya. Kemungkinan terburuk: mati kelaparan, terlindas kendaraan, atau hidup dalam kondisi yang nggak layak.
Jadi sebelum kelompok anti kucing bertindak, langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan ialah memindahkan kucing secara baik agar keselamatannya lebih terjamin. Nah, saya telah merangkum beberapa hal yang bisa Anda lakukan saat memindahkan kucing keluar dari rumah agar ia bisa tetap hidup aman di luar sana.
Pertama, hindari tempat ini
Sebelum memindahkan kucing, hal penting yang harus Anda perhatikan ialah tempat bagi si kucing untuk melanjutkan masa depannya. Ada beberapa tempat yang seharusnya dihindari agar keamanan dan keselamatan kucing tetap terjaga, seperti; sekitar jalan raya, tempat yang nggak berpenghuni dan pasar. Yang terakhir masih menjadi perdebatan di kalangan para pecinta kucing.
Meskipun, pasar menyediakan banyak ikan dengan beragam jenis. Beberapa pecinta kucing beranggapan, hal demikian nggak menjamin si penjual ikan akan menyerahkan dagangannya begitu saja. Bahkan, sebelum ikannya membusuk, si penjual akan lebih memilih menyantapnya ketimbang membuangya. Selain itu ramainya pengunjung pasar juga bisa membuat si anak kucing mati terinjak.
Nah, jadi bagi Anda yang ingin memindahkan kucing ke pasar, saya sarankan agar mempertimbangkannya kembali.
Kedua, pilih tempat strategis
Warung makan menjadi salah satu alternatif saat Anda ingin memindahkan kucing ke luar dari rumah. Kehidupan kucing bisa terjamin, karena ia akan memperoleh suplai makanan setiap hari dari sisa-sisa pelanggan. Jika Anda berniat, menjadikan warung makan sebagai tempat tinggal baru bagi si anak kucing, maka, Anda bisa meninggalkan si anak kucing di sekitar lokasi yang ramai dengan warung makan.
Selain warung makan, Anda juga bisa memindahkan kucing ke daerah padat penduduk. Tempat ini menjadi salah satu pilihan karena, si kucing bisa dengan mudah medapatkan rumah persinggahan untuk mencari makanan saat dalam kondisi lapar. Nggak menutup kemungkinan, si kucing juga berpeluang mendapatkan orang yang sukarela mau merawatnya.
Namun bagi Anda yang masih ragu memilih warung makan atau daerah padat penduduk, Anda bisa menjadikan rumah sakit sebagai alternatif lain (ini menurut pengalaman pribadi). Orang sakit cenderung kehilangan selera makan, karena tubuh memproduksi hormo sitokin, sehingga dalam kondisi demikian, makanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit biasanya nggak akan habis dimakan oleh pasien dan sisanya akan berakhir di tempat sampah.
Tentu sedikit orang yang bernafsu menghabiskan makanan sisa dari orang berpenyakitan, apalagi jika si pasien mengidap penyakit menular. Coba Anda bayangkan, berapa banyak makanan sisa yang kucing akan peroleh. Tentu hidupnya akan terjamin. Namun, sebelum memutuskan memindahkan kucing ke Rumah Sakit, Anda sebaiknya memperhatikan situasi lingkungan rumah sakit, apakah bersahabat dengan kucing atau nggak
Ketiga, pindahkan kucing dalam keadaan kenyang
Sebelum memindahkan kucing, Anda harus memberikan makanan sebanyak mungkin. Biarkan kucing makan sepuasnya hingga benar-benar kenyang. Hal ini untuk mengantisipasi, ketika kucing butuh waktu lama sebelum akhirnya menemukan tempat tinggal yang aman. Perut yang sentosa tentu bisa membuat si kucing tetap berada dalam kondisi prima.
Keempat, perbaiki niat Anda sebelum memindahkan kucing
Sebelum memindahkan kucing, sebaiknya perbaiki niat Anda. Segala sesuatu ditentukan oleh niat, jika niatmu baik maka akan berujung baik. Sebelum memindahkan kucing jangan berniat “membuang,” tapi niatlah “memindahkan.”
Jika niat Anda sejak awal membuang, itu menandakan Anda nggak mengharapkan keselamatan bagi si kucing setelah memindahkannya, karena membuang berarti melepaskan sesuatu yang nggak berguna lagi dengan sengaja. Mantapkan niat Anda dengan maksud “memindahkan” karena secara nggak langsung Anda masih mengharapkan keselamatan baginya.
BACA JUGA Memang Betul, Berkebun di Masa Pandemi Itu Ternyata Mengasyikkan atau tulisan Munawir Mandjo lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.