Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

Imanuel Joseph Phanata oleh Imanuel Joseph Phanata
3 Desember 2025
A A
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Entah sudah berapa kali saya main ke Semarang. Saya sudah berani sendirian plesir ke Kota Atlas sejak SMA. Jarak antara Solo, tempat tinggal saya, dan Semarang sebenarnya nggak dekat-dekat amat, lebih dari 100 km. Namun, saya menikmati jarak ratusan kilometer itu sehingga terasa dekat bagi saya. 

Salah satu yang membuat saya senang ke Semarang karena selalu ada saja yang baru di sana. Dan, saya senang sekali melihat city light di sana. Itu mengapa, perasaan bosan jarang sekali muncul ketika berada di Kota Atlas. 

Di balik rasa suka akan Semarang, sebagai orang Solo, ada beberapa hal yang membuat saya cukup kaget ketika mengunjunginya. Apa saja itu?

Cara berkendara orang-orang Semarang cenderung lebih agresif

Inilah hal yang membuat saya kaget ketika awal-awal berkunjung ke Semarang. Ternyata, cara berkendara di sana agak berbeda dengan orang Solo. Di mata saya, pengendara Semarang lebih agresif dan bisa dibilang ngebut. Sangat jarang pengendara yang berkendara secara santai kecuali di jalan-jalan kecil seperti gang, jalan perumahan. Kalau sudah masuk area kota, wah tancap gas semua.
Jujur saja, sebagai orang Solo saya harus beradaptasi banget dengan ritme berkendara seperti itu. Terlebih ketika lampu APILL menunjukkan warna hijau. Tidak sampai sampai 2 detik lampu hijau itu menyala, suara klakson yang memekakan telinga langsung terdengar. Beda sekali dengan di Solo. Pengendaranya tidak langsung mengklakson sekalipun lampu APILL sudah berubah warna. 

Susah menyeberang

Cara berkendara warga Semarang yang seperti orang terburu-buru setiap waktu itu membuat pengguna jalan lain susah menyeberang. Saya jadi ingin satu pengalaman. Pernah suatu kali saya mampir di sebuah rumah makan di kawasan Semarang atas, saat itu saya ingin membeli korek karena korek saya hilang, dan warung terdekat berada di seberang rumah makan tersebut. Ketika saya hendak menyebrang, betapa sulitnya mencari momen yang pas, semua kendaraan ngebut dan saya harus super sabar serta hati-hati. Waktu yang saya butuhkan untuk bisa menyebrang mungkin hampir 2 menit.

Setelah saya berhasil membeli korek dan ingin kembali ke rumah makan, seorang bapak tukang parkir dari rumah makan tiba-tiba muncul dan membantu saya menyebrang. Sembari membantu saya menyebrang, bapaknya bilang, “Bukan orang Semarang ya, Mas?” Saya menjawab, “Nggih Pak, saya orang Solo. “Lalu beliau menimpali, “Wah, makane ketok banget pas mau nyebrang.”

Dari cara saya menyebrang saja, bapak itu langsung tahu kalau saya bukan orang Semarang tanda kalau saya belum terbiasa menghadapi gaya berkendara yang ngebut di kota itu.

Es teh Semarang rasanya beda dengan es teh Solo

Es teh di Kota Solo terkenal dengan rasa yang manis, kental, dan sedikit pahit. Kombinasi rasa itu sudah menempel di kepala saya sejak kecil. Dalam pikiran saya, teh atau es teh ya harus rasanya seperti itu, tetapi semuanya berubah ketika saya ke Semarang.

Baca Juga:

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

Ternyata, rasa es teh di Semarang berbeda dengan yang ada di Solo. Beda jauh. Sulit untuk mendeskripsikan rasanya secara tepat. Yang jelas, rasa es teh Solo yang manis, kental, dan sedikit ada hint pahit itu sulit ditemukan di Kota Atlas. Saya sudah mencoba mulai dari yang dijual di pinggir jalan, warung makan, hingga rumah makan besar, rasanya tetap tidak ada yang seperti “es teh Solo”.

Jujur saja, sampai sekarang saya masih kurang cocok dengan es teh yang dijual di Semarang. 

Asap knalpot BRT yang mengganggu pengguna jalan lain

BRT adalah transportasi bus kota di Semarang, mirip seperti BST kalau di Solo. Ada satu hal yang bikin saya kaget sekaligus kesal sejak pertama kali lihat transportasi publik satu ini: knalpotnya. Knalpot BRT menghasilkan asap yang hitam pekat yang mengganggu jalan.  Sejak saya masih SMA hingga kini kuliah semester 5 persoalan BRT masih sama saja. 

Kadang saya sampai bertanya-tanya, armada BRT ini nggak diganti atau diperbaiki ya? Atau jangan-jangan memang dibiarkan begitu aja? Itu mengapa, setiap saya lihat BRT di jalan, refleks pasti langsung menjauh. Bukan apa-apa, asap hitamnya benar-benar bikin tersiksa. Rasanya seperti disemprot tinta cumi di laut.

Itulah 4 hal yang membuat saya kaget sebagai orang Solo awalnya kaget ketika bepergian ke Semarang. Tapi, lama kelamaan dan pelan-pelan, saya mulai bisa berdamai dan beradaptasi dengan itu semua kok. Kecuali, asap knalpot BRT  ya, hingga saat ini saya masih sulit menerimanya. 

Penulis: Imanuel Joseph Phanata
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 Desember 2025 oleh

Tags: Kota Atlasorang Semarangorang soloSemarangsolosurakarta
Imanuel Joseph Phanata

Imanuel Joseph Phanata

Mahasiswa semester 5 jurusan Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok yang hobi menulis di Mojok

ArtikelTerkait

Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming Terminal Mojok

Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming

31 Januari 2023
Klaten, Kota Kecil yang Terlupakan di Tengah Pesona Jogja-Solo (Unsplash)

Klaten, Kota Kecil yang Terlupakan di Tengah Pesona Jogja dan Solo

24 September 2024
kampus bengawan

Romantisme Kampus Bengawan dari Ke-uwu-an Sampai Ke-cidro-an

8 Mei 2020
Kota Semarang, Kota yang Paling Peduli sama Keselamatanmu (Unsplash)

Kota Semarang, Kota yang Paling Peduli sama Keselamatanmu

8 September 2023
Jangan Jatuh Cinta dengan Orang Demak, Berat!

Jangan Jatuh Cinta dengan Orang Demak, Berat!

19 November 2024
Surakarta, Kota yang Pandai Mematahkan Harapan Orang (Unsplash)

Buat Saya, Surakarta Nggak Seindah Kata Orang. Kotanya Panas, Pengendaranya Ngawur

7 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.