4 Dosa Saat Beli Sepatu yang Sering Dilakukan

Dosa Saat Beli Sepatu yang Sering Dilakukan

Dosa Saat Beli Sepatu yang Sering Dilakukan (Unsplash.com)

Beli sepatu aja pakai dosa segala…

Beberapa orang percaya, memilih sepasang sepatu sama pentingnya dengan memilih seseorang untuk dijadikan pacar. Bukan tanpa sebab, sepatu yang kurang pas pastinya akan terasa mengganggu untuk dikenakan seharian. Lebih jauh lagi, alih-alih melindungi kaki, memakai sepatu yang tidak tepat justru akan menyakiti kaki itu sendiri. Tidak peduli mau secantik atau semahal apa pun harga sepatu tersebut.

Sejak merebaknya toko online dan marketplace, perilaku konsumen pun turut berubah. Tak terkecuali ketika mereka memutuskan untuk beli sepatu. Cukup ambil ponsel, klak-klik ini itu, lalu duduk manis menunggu antaran paket sepatu datang.

Memang betul, cara berbelanja seperti ini sangat praktis, cepat, dan mudah. Akan tetapi, tidak jarang pula orang akan kecewa manakala sepatu yang telah dinanti sudah berada di depan mata. Bukan masalah ketidaksamaan barang dengan foto, tetapi lebih kepada ukuran dan tingkat kenyamanan sepatu tersebut saat digunakan.

Oleh sebab itu, sebenarnya akan lebih bijak jika beli sepatu secara langsung di toko offline karena calon pembeli bisa langsung menjajalnya. Setidaknya, alternatif belanja seperti ini akan meminimalisir kekecewaan terhadap barang yang hendak dibeli. Meskipun demikian, bukan berarti kita terhindarkan dari dosa saat membeli sepatu secara langsung, lho! Nyatanya, masih banyak orang yang melakukan sejumlah dosa saat membeli sepatu meskipun dilakukan langsung di toko atau pusat perbelanjaan.

Dosa Beli Sepatu #1 Kurang memahami bentuk kaki sendiri

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan saat memilih sepatu tentunya adalah ukuran kaki seseorang. Namun, ternyata hal tersebut tidak cukup. Ada faktor lain yang perlu dicermati selain panjang kaki semata, yakni bentuk kaki. Di samping ketidaksimetrisan bagian tubuh kanan dan kiri seseorang, faktanya, bentuk kaki orang pun berbeda-beda. Secara umum, bentuk kaki dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu bentuk kaki normal, kaki datar, dan kaki pes cavus.

Cara mengidentifikasi kaki seseorang cukup mudah. Pertama, basahi keseluruhan telapak kaki secara merata sampai ke jari jemari kaki. Kemudian, berdirilah di atas selembar kardus. Dari situ kita bisa melihat cap kaki yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan membeli alas kaki.

Apabila cetak kaki yang tergambar terlihat penuh, artinya seseorang memiliki bentuk kaki datar. Jika terdapat jarak di tengah kaki antara tumit dan pangkal jari, berarti seseorang mempunyai bentuk kaki pes cavus di mana bagian tengah cenderung menonjol ke atas sehingga tidak meninggalkan jejak basah. Sedangkan kaki normal akan mencetak tapak basah dengan bagian tengah telapak agak terpotong di sebelah dalam.

Dengan memahami bentuk kaki sendiri, peluang mendapatkan alas kaki yang tepat akan semakin besar. Pemilik bentuk kaki datar sebaiknya menghindari sepatu dengan insole yang melesak ke bawah agar tidak sakit saat digunakan dalam jangka waktu pemakaian lama. Bagi pemilik kaki pes cavus, sepatu dengan alas yang memberikan bantalan di bagian tengah terlapak kaki menjadi opsi yang paling tepat. Di sisi lain, bentuk kaki normal tidak terlalu banyak masalah dalam menentukan insole yang tepat, tetapi boleh pula menyisipkan alas dalam tambahan untuk menambah kenyamanan kala melangkah.

Dosa Beli Sepatu #2 Mengesampingkan bahan sol

Model dan bahan sepatu biasanya menjadi fokus utama di kala membeli alas kaki. Padahal, sol juga memiliki peranan penting dalam menentukan derajat kenyamanan pemakaian sepatu. Sialnya, orang masih jarang mencermati bahan sol yang digunakan dalam pembuatan sepatu.

Misalnya sol sepatu berbahan dasar karet, yang umumnya digunakan sebagai bahan pembuatan sol sepatu olahraga, terlihat nyaman kala dikenakan di hari-hari biasa. Akan tetapi, sol karet akan mengeras begitu cuaca berubah menjadi dingin. Di sisi lain, sepatu olahraga wajib memiliki kelenturan dan kemampuan meredam benturan. Dengan kata lain, sepatu bersol karet tidak ditujukan untuk aktivitas olahraga dalam keadaan dingin.

Cara membedakan bahan dasar sol sebenarnya tidak terlalu sulit. Misalnya saja sol kulit dapat diterka dengan cara mengetuknya di mana ia akan mengeluarkan bunyi cukup nyaring. Selain itu, secara kasat mata, sol kulit tampak lembut dan berkilau. Sedangkan sol karet mempunyai warna matte atau doff yang tidak akan memantulkan cahaya.

DItambah lagi, sebagaimana fungsinya untuk meredam benturan, sol karet hampir tidak menimbulkan suara saat diketuk. Apabila mencari sol yang fleksibel, mudah ditekuk, serta tidak licin, maka kedudukan sol poliuretan tidak akan tergantikan.

Dosa Beli Sepatu #3 Sebatas melihat hak sepatu

Coba berikan penilaian antara sepatu perempuan dengan model kitten heels dan hak 3 cm dibandingkan dengan model stiletto yang punya hak minimal 12 cm, manakah yang lebih enak dipakai berjalan seharian? Sama-sama sepatu berhak, orang lumrahnya akan mengira jika sepatu dengan hak rendah akan jauh lebih nyaman ketimbang sepatu berhak tinggi. Kenyataannya, penghakiman seperti ini belum tentu benar.

Bukan perihal tinggi hak yang membuat sepasang sepatu menjadi nyaman atau tidak dikenakan. Sepatu bertumit tinggi akan tetap enak dipakai seharian asalkan mempunyai sol atau alas yang tebal. Misalnya, sepatu bertumit setinggi 15 cm bisa saja tidak menyakitkan karena bagian depan sepatu diberikan sol tambahan berupa platform setinggi 5 cm. Alas luar atau sol sepatu akan memberikan bantalan yang mengurangi tekanan langsung ketika berjalan. Di sisi lain, sepatu bertumit 3 cm bisa saja terasa seperti neraka saat dipakai berdiri cukup lama atau berjalan mengejar jadwal KRL jika sol yang dipasangkan terbilang tipis.

Dosa Beli Sepatu #4 Membeli sepatu di pagi hari

Ya, ternyata waktu pun menjadi salah satu variabel yang menentukan kenyamanan sepatu yang akan dipinang, lho! Saat pagi hari merupakan waktu yang tidak disarankan bagi seseorang untuk beli sepatu. Bukan karena mal dan pertokoan belum buka, alasan ini lebih mengarah pada penjelasan ilmiah. Singkatnya, ukuran kaki bisa berbeda antara pagi dan sore hari. Pada pagi hari, besar kaki cenderung lebih kecil ketimbang di sore dan malam hari.

Dengan demikian, waktu yang disarankan untuk membeli sepatu adalah pada sore atau malam hari. Sebab, di rentang waktu tersebut, ukuran telapak kaki mendekati maksimal. Setelah banyak melakukan aktivitas dan berjalan kaki sepanjang hari, kaki akan membengkak. Menurut sebuah penelitian, kaki akan membesar sekitar 5% di akhir hari dari ukuran semula. Oleh sebab itu, pastikan untuk berbelanja sepatu di saat yang tepat agar tidak menyesal di lain hari, ya.

Itulah empat dosa yang biasanya kurang disadari ketika memutuskan untuk membeli sepatu. Harga dan merek memang bukan jaminan bahwa sepasang sepatu pasti bagus, awet, dan enak dipakai. Namun ada kalanya, berinvestasi pada sesuatu yang sedikit lebih mahal seperti sepatu yang memadukan kecanggihan teknologi dan anatomi telapak kaki menjadi pilihan baik. Kalau dalam satu hari ternyata pekerjaan kita menuntut mondar-mandir dengan intensitas tinggi, pastinya nggak asyik juga kalau telapak kaki jadi cenat-cenut karena sepatu yang dipakai kurang nyaman, kan?

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Membeli Sepatu Itu Nggak Selalu Mudah, Sering Rumitnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version