Sebagai seorang karyawan yang sudah memiliki pengalaman kerja selama enam tahun (dengan tiga tahun terakhir bekerja sebagai recruiter), beberapa persoalan ketika bekerja sudah saya alami. Baik secara mandiri, maupun apa yang terjadi pada rekan kerja saya. Bahkan, selama menjadi recruiter, hampir selalu saya dijadikan tempat curhat oleh rekan beda divisi. Persoalan yang saya dengar dari para rekan kerja atau pun teman yang sudah bekerja (di lain kantor) selalu permasalahan yang klasik, template, yaitu tentang mereka yang kepengin resign, tapi ragu-ragu. Maksudnya, mau keluar kerja tapi ragu, mau bertahan, tapi rasanya harus segera dilakukan. Begitu kira-kira.
Selain itu, mereka juga selalu bertanya hal yang sama, “Mas, saya mau resign, baik dan sopannya gimana ya?”
Begini, tiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Namun, saran saya, jika ingin resign, lakukan secara baik-baik. Ikuti peraturan perusahaan, misalnya patuh pada one month notice.
Sebagai recruiter sekaligus pendengar yang baik bagi rekan yang selalu curhat tentang keinginannya untuk resign tapi ragu-ragu, saya juga selalu bertanya, sebenarnya, apa yang bikin mereka ragu-ragu ketika pengin resign? Padahal, kalau mau resign, ya resign aja gitu.
Nah, dari jawaban para rekan kerja yang sudah bercerita banyak tentang keragu-raguannya, akhirnya saya bisa membuat daftar alasan, apa saja hal yang membuat seseorang ragu untuk resign dari tempat ia bekerja saat ini.
Alasan orang ragu buat resign #1 Belum dapat pekerjaan baru
Banyak para pekerja yang berpikir, kalau mau resign ya harus dapet kerjaan yang baru dulu. Biar aman, katanya. Dalam beberapa kasus, niat mengundurkan diri sampai batal dan si temen rela nguat-nguatin diri di kantor saat ini karena alasan ini. Ini manusiawi sih. Hidup itu pilihan, termasuk juga di dunia kerja. Jadi resign atau nggak, mau belum dapat kerjaan baru atau belum, ya dikembalikan kepada keputusan masing-masing karyawan.
Alasan orang ragu buat resign #2 Terjebak zona nyaman di kantor yang sekarang
Nggak bisa dimungkiri, seseorang akan lebih betah bekerja di suatu perusahaan ketika lingkungan dan rekan kerja di kantornya nyaman, lokasi dan akses ke kantor terbilang mudah, pokoknya sesuai dengan apa yang diinginkan. Apalagi kalau benefitnya sudah cocok dan sesuai.
Tapi, jenuh dalam dunia kerja itu nggak bisa dihindari kan. Karyawan paling loyal sekalipun pasti pernah terbesit kepengin keluar buat nyoba kerja di tempat baru atau wirausaha. Cuma ya kembali lagi, saking nyamannya kantor saat ini, pasti mikir berapa kali dan jadi ragu buat resign.
Alasan orang ragu buat resign #3 Nunggu bonus/THR cair
Kata banyak pekerja, urusan materi itu selalu sensitif. Termasuk juga bonus dan THR yang diterima. Sebagian besar karyawan pasti akan mikir-mikir buat resign kalau bonus belum cair atau kalau keinginan resign-nya mepet hari raya. Mangkanya, banyak juga yang dikuat-kuatin bertahan di kantor saat ini sampai ada kejelasan kapan bonus cair atau nunggu habis hari raya sekalian. Kecuali, kantor yang baru menyanggupi untuk memberi kompensasi setara dengan bonus di kantor lama. Barangkali lho, ya. Dan Ini tergantung kesepakatan bersama.
Alasan orang ragu buat resign #4 Pikiran bahwa kantor baru nggak akan lebih baik dari kantor sekarang
Ini alasan yang sering dialami oleh para pekerja yang kepengin resign tapi nggak jadi-jadi. Maksud saya, kalau memang benefit secara keseluruhan cocok dan sesuai, kenapa juga harus memiliki mental block bahwa kantor baru nggak lebih baik dari kantor lama? Soal lebih baik atau nggak, itu kan kembali pada pembawaan masing-masing. Tergantung seberapa adatif kita terhadap lingkungan sekitar. Berani atau nggak mengambil keputusan sekaligus menerima tantangan yang baru, di tempat baru.
Memang, bagaimanapun keputusan akhirnya, pilihan untuk resign selalu dikembalikan lagi kepada masing-masing karyawan. Akan lebih baik jika diputuskan secara matang dan penuh pertimbangan agar tidak menyesal di kemudian hari. Pasalnya, nggak sedikit juga mantan rekan kerja saya yang curhat bahwa, mereka nyesel karena sembarangan saat memutuskan mengundurkan diri. Kalau sudah seperti itu, mau nggak mau ya harus terima konsekuensi dan berharap segala sesuatunya tetap mendapatkan yang lebih baik.
Ketahuilah, setiap karyawan memang akan resign pada waktunya, tapi, akan lebih baik jika segala sesuatunya diputuskan secara dewasa dan bijaksana.
BACA JUGA Menebak Karakter Seseorang dari Caranya Mengeluarkan Pasta Gigi dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.