#3 Banyak tempat wisata yang lebih menarik di Jogja daripada Malioboro
Seorang teman saya yang asli Jogja pernah mengatakan kalau Malioboro sekarang sudah nggak menarik lagi. Selain karena dia sudah cukup sering ke sana dari dulu, menurut teman saya, isi kawasan wisata satu ini ya gitu-gitu aja.
Pedagang yang kini berjualan di Teras Malioboro hanya menjual barang-barang yang sama sejak dulu. Ya jualan batik, kaos, gantungan kunci, gelang, dan kerajinan tangan lainnya. Maklum saja sih karena target utama para penjual ini kan memang wisatawan yang hendak mencari oleh-oleh khas Jogja, jadi yang dijual tentu barang-barang itu saja.
Selain karena isinya yang gitu-gitu saja, di Jogja juga banyak destinasi wisata lain yang tentunya jauh lebih menarik dari Malioboro. “Daripada macet-macetan di Malioboro dan berdesak-desakkan dengan wisatawan lainnya, mendingan jalan-jalan ke Turi atau Kaliurang. Lebih adem,” begitu kata teman saya.
#4 Memang sudah bosan saja
Beberapa teman saya mengakui, selama tinggal di Jogja, alasan paling kuat kenapa mereka enggan ke Malioboro karena memang sudah bosan. Dulu destinasi wisata di sini memang belum sebanyak sekarang. Makanya kebanyakan orang Jogja kalau mau belanja atau cuci mata datangnya ke kawasan Malioboro. Belanja baju di Pasar Beringharjo, jalan-jalan di Malioboro Mall, dsb.
Nah, lantaran sudah sering ke Malioboro dari dulu, begitu semakin tua sudah agak besar, kebanyakan teman saya enggan ke sana lagi. Ya memang karena sudah bosan saja.
Itulah setidaknya empat alasan yang melatarbelakangi kenapa orang Jogja malas ke Malioboro. Jadi kalau kalian ketemu orang Jogja yang ogah ke Malioboro, nggak perlu bertanya-tanya lagi. Sudah pasti jawabannya kalau nggak macet ya bosan.
Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.