3 Versi Asal Muasal Aksara Jawa – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Nusantara

3 Versi Asal Muasal Aksara Jawa

Annisa Herawati oleh Annisa Herawati
24 Oktober 2020
0
A A
tempat angker aksara jawa orang indonesia identitas karakter merapi mojok

angker aksara jawa orang indonesia identitas karakter merapi mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Aksara Jawa merupakan warisan para leluhur kita yang ternyata sudah sedari dulu mereka melek literasi dan mempunyai tingkat intelektual yang mumpuni. Huruf Jawa sendiri bisa dikatakan memiliki keunggulan dibandingkan aksara lain di dunia. Coba perhatikan susunan ha na ca ra ka, da ta sa wa la, pa dha ja ya nya, ma ga ba tha nga. Dari susunan huruf Jawa tersebut menunjukkan bahwa pembuatnya memiliki jiwa seni yang begitu tinggi karena susunan huruf Jawa tidak disusun secara serampangan melainkan juga memperhatikan nilai estetika dan nilai filosofis yang begitu apik.

Terlepas dari isi kandungan huruf Jawa, ada pertanyaan yang hingga kini masih belum ditemukan titik terangnya. Yakni perihal siapa sebenarnya penemu aksara Jawa? Kapan aksara Jawa ditemukan? Apakah aksara Jawa ditemukan ketika Nusantara sudah memasuki zaman sejarah? Atau jangan-jangan sejak zaman pra-sejarah bangsa kita, khususnya Jawa sudah mengenal aksara Jawa?

Diakui hingga saat ini belum ada jawaban valid dan meyakinkan yang mampu menjawab pertanyaan di atas. Namun, setidaknya ada tiga pendapat yang bisa mengobati rasa penasaran kita mengenai penemu aksara Jawa.

Pertama, Aji Saka diyakini sebagai pencipta aksara Jawa. Demikianlah narasi yang banyak diyakini oleh sebagian masyarakat melalui cerita turun-temurun antar generasi. Aji Saka ialah pemuda asal India yang baru saja menyelesaikan studi di sebuah padepokan. Bersama dua rewangnya, Dora dan Sembada, Saka melakukan pengembaraan untuk menemukan sebuah negeri yang subur makmur loh jinawi bernama Nusantara.  Terbebani dengan barang bawaan yang begitu berat, ketiganya singgah di Pulau Majeti dan Dora diminta Saka untuk tinggal sementara di pulau tersebut dengan memberikan pesan bahwa Dora harus menjaga barang-barang milik Saka. Suatu saat ia akan kembali lagi untuk menjemput Dora. Tak boleh ada seorang pun selain Saka yang boleh mengambil barang-barang tersebut.


Singkat cerita, Saka berhasil menjadi raja di negeri yang selama ini ia cari setelah berhasil mengalahkan Dewatacengkar, raja lalim pemakan manusia. Ia pun teringat kawan seperjuangannya dahulu, Dora, yang masih tinggal Pulau Majeti. Akhirnya, Saka memerintahkan Sembada untuk mengambil barang-barang miliknya sekaligus menjemput Dora supaya mereka bertiga dapat berkumpul lagi di negeri yang makmur dan tenteram tersebut.

Sembada berangkat ke Pulau Majeti dan sesampainya ia ke rumah Dora, Sembada menjelaskan maksud kedatangannya untuk mengambil barang-barang milik Saka dan mengajak Dora untuk tinggal di negeri Saka. Ternyata Dora tidak gampang percaya begitu saja. Sebab ia teringat pesan sang tuan bahwa hanya sang  tuan yang berhak mengambil barang-barang tersebut. Keduanya mempunyai argumentasi yang kuat dan mempertahankan keyakinan mereka karena perintah sang tuan. Dan, pertarungan antara keduanya tak dapat dihindarkan. Keduanya sama kuatnya. Akhirnya baik Dora maupun Sembada mati sampyuh, tewas semuanya.

Prabu Aji Saka terpukul mengetahui fakta kedua panakawan setianya mati karena saling mempertahankan kesetiaan kepada sang tuan. Setelah mengubur jenazah pembantunya, ia  pun tergerak untuk bertapa. Kemudian ia mendapatkan ilham tentang serangkaian huruf yang ia tulis di atas sebuah prasasti yang berbunyi:

Ha na ca ra ka (Ada utusan)

Da ta sa wa la (Saling berdebat, bertengkar)

Pa dha ja ya nya (Keduanya sama-sama sakti)

Ma ga ba tha nga (Terserah kepada Anda, semuanya menjadi bangkai)

Kedua, Moch. Choesni mempunyai pendapat yang berbeda dengan pendapat pertama. Ia mengilustrasikan aksara Jawa erat kaitannya dengan penyerangan Mongol ke Singasari yang berhasil digagalkan oleh Raden Wijaya dan Arya Wiraraja pada tahun 1293 dengan melakukan tipu muslihat kepada pasukan Mongol sehingga mereka tak jadi menaklukkan Singasari tapi malah membantu Singasari dalam menaklukkan Kadiri. Adapun ilustrasi Choesni yakni; Ha-na-ca-ra-ka (ada utusan), da-ta-sa-wa-la (tanpa peperangan), pa-dha-ja-ya-nya (sama-sama jaya, tercapai cita-citanya), dan ma-ga-ba-tha-nga (mangga batagen; silahkan ditebak). Jika merujuk pada pendapat ini, aksara Jawa pertama kali diciptakan di era awal Majapahit berdiri.

Ketiga, Wasisto memiliki pendapat bahwa pencipta aksara Jawa adalah Jnanabhadra, seorang sarjana asli Jawa dan Pendeta Budha Hinayana. Jnanabhadra menjabat sebagai Emban Tuwanggana serta Mahapatih Mangkubumi saat Sanjaya berkuasa di Mataram kuno. Lebih lanjut, Wasisto menyebut Jnanabadra memiliki nama lain Dahyang Smarasanta atau lebih dikenal dengan Semar. Sehingga jika merujuk pada pendapat ini, aksara Jawa mulai diperkenalkan di era Mataram kuno yaitu sekitar pada abad delapan Masehi.

BACA JUGA Akhir Tragis Cerita Cinta Tun Abdul Jalil dan Raden Galuh Gemerencang dan tulisan Annisa Herawati lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2022 oleh

Tags: ajisakaaksara jawahanacaraka
Annisa Herawati

Annisa Herawati

Cah asli Blitar

Artikel Lainnya

rekomendasi film thailand underrated mojok

Rekomendasi Film Thailand Underrated yang Wajib Ditonton Minimal Sekali Seumur Hidup

28 Juli 2021
Aksara Jawa Pesan Kehidupan di Balik Sebuah Aksara MOJOK.CO

Aksara Jawa: Pesan Kehidupan di Balik Sebuah Aksara

18 Agustus 2020
Pos Selanjutnya
Yth. Penjual Online, Tolong kalau Jualan Baju Rincian Ukurannya yang Lengkap lah! terminal mojok.co

Yth. Penjual Online, Tolong kalau Jualan Baju Rincian Ukurannya yang Lengkap lah!

Terpopuler Sepekan

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022

Dari MOJOK

  • KKN di Desa Penari Hingga Elon Musk yang Ditemui Jokowi
    by Ali Ma'ruf on 18 Mei 2022
  • Mengenang Kebesaran Raja-raja Jawa di Pajimatan
    by Syaeful Cahyadi on 18 Mei 2022
  • Kementerian PPPA Minta UGM Bantu Buat Aturan Turunan UU TPKS
    by Yvesta Ayu on 18 Mei 2022
  • Dubes Palestina: Perjuangan Melawan Israel Dilanjutkan Anak-anak Muda
    by Arif Hernawan on 17 Mei 2022
  • Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70
    by Yvesta Ayu on 17 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In