Kira-kira, sekitar 5 tahun lalu, saya sering melewati Jalan Ir H Juanda Ciputat. Kalau boleh dihitung, seminggu 3 kali saya lewat jalan tersebut. Nah, beberapa hari kemarin, nggak sengaja saya lewat jalan yang sama. Waktu itu, saya dari daerah Kebayoran menuju Cinere. Tapi nggak tahu kenapa, kok malah lewat Jalan Ir H Juanda. Ya sudah, sekalian nostalgia, pikir saya.
Saya kaget bukan main. Keadaan jalan tersebut banyak berubah sejak 5 tahun terakhir. Perubahannya begitu pesat. Malah makin menggila. Psst, tunggu dulu. Tahu kan maksud saya makin menggila? Iya, betul. Jalan Ir H Juanda Ciputat makin gila macetnya. Saya pikir, kemajuan zaman akan memberi efek yang melegakan pikiran, dengan majunya perkembangan trasnportasi umum. Tapi, ternyata nggak juga.
Sebenarnya, banyak sebutan untuk ruas jalan yang satu ini selain Jalan Ir H Juanda. Ada yang menyebutnya Jalan Jakarta-Bogor karena jalan itu memang menghubungkan antara Jakarta dan Bogor sisi barat melewati Ciputat dan Parung. Namun, yang akan kita bahas kali ini adalah ruas Jakarta-Ciputat atau Jalan Ir H Juanda.
Bagi pengendara sepeda motor yang hendak lewat sini, ada baiknya mewaspadai beberapa titik berikut. Kalau perlu mending cari jalan lain, soalnya macetnya nggak ngotak.
Daftar Isi
#1 Pertigaan lampu merah Gintung, titik pertama yang patut diwaspadai di Jalan Ir H Juanda Ciputat
Harus kita akui bersama bahwa lampu merah adalah penyebab utama kemacetan panjang. Terlebih di kota besar. Iya, adanya lampu merah bikin laju kendaraan jadi melambat dan berhenti kalau kebetulan kena giliran merah.
Sudah jadi rahasia umum kalau jam sibuk seperti berangkat dan pulang kantor adalah waktu paling bikin jalanan ruwetnya minta ampun. Kondisi jalan yang ruwet juga bisa kita temukan di Jalan Ir H Juanda Ciputat, apalagi di pertigaan lampu merah Gintung. Arus kendaraan dari Lebak Bulus yang menuju Ciputat akan dibuat stres ketika melewati titik ini.
Penuh sesak kendaraan, antrean yang mengular panjang, tingkah pemotor yang kadang bikin geram, semua tersaji di titik ini, pertigaan lampu merah Gintung. Di titik ini, arus kendaraan dari arah Jakarta dan sekitaran Bintaro dipertemukan. Jangan dibayangkan ya, pokoknya runyam.
#2 Akses putar balik depan komplek perumahan dosen UI
Seperti saudara kembar siam yang nggak bisa dipisahkan, hal itu juga berlaku untuk titik yang satu ini di Jalan Ir H Juanda Ciputat. Yap, kalian betul. Akses putar balik depan komplek perumahan dosen Universitas Indonesia (UI) ini juga kembar siam dengan pertigaan lampu merah Gintung. Titik antar keduanya seolah nggak mau dipisahkan.
Lokasi yang berdekatan ini bikin parah antrean kendaraan. Bayangkan, antrean yang ada di lampu merah Gintung saja belum kelar, sudah harus antre lagi di titik putar balik ini. Sebenarnya di sepanjang Jalan Ir H Juanda Ciputat ada banyak titik putar balik. Tapi beberapa di antaranya ditutup permanen. Tidak lain dan tidak bukan ya karena banyaknya akses putar balik yang bikin kemacetan parah. Beberapa titik putar balik yang ditutup adalah depan kampus UIN Syarif Hidayatullah dan di dekat RS Hermina Ciputat.
#3 Kolong Flyover Ciputat, titik macet lainnya yang perlu diwaspadai pengendara
Ini dia titik yang paling membagongkan sejagad Tangerang Selatan. Nggak tahu kenapa, area Pasar Ciputat ini selalu sibuk di jam kapan pun. Saya rasa, kalau dibikin film, judul yang cocok menggambarkan Ciputat adalah Ciputat Tidak Tidur. Area kolong flyover Ciputat alias area pasar adalah titik yang bikin kemcetan panjang berefek ke mana-mana.
Soal keruwetan yang ada di sana, saya sudah pernah membahasnya di Terminal Mojok. Di sekitar pasar ini, para pengendara memang disarankan lewat flyover saja kalau hendak menuju Parung dan sekitarnya. Tapi, tak jarang juga, lewat flyover malah lebih bikin hidup terasa berat dijalani. Soalnya kalau sudah stuck di atas sana, nggak ada pilihan lain selain menunggu. Nggak mungkin dong turun dari flyover.
Kalau ada nominasi pekerja paling tabah se-Parung dan Ciputat, mungkin pekerja yang lewat Jalan Ir H Juanda Ciputat yang layak menyabet pialanya. Di jalur itu, sangat minim angkutan umum yang layak, sepertinya hanya APTB Ciputat-Jakarta. Tapi, ya gitu. Warga lebih memilih naik kendaraan pribadi, lebih praktis dan satset. Untuk pengendara motor, bisa cari jalan lain kalau nggak mau terjerat drama jalan raya di titik-titik yang saya sebut tadi. Untuk pengemudi mobil, sabar ya dek ya.
Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Pasar Ciputat, Pasar Paling Ruwet se-Tangerang Selatan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.