Selama saya merantau dari Mojokerto ke Kediri, salah satu momen hidup yang paling saya benci adalah ketika perjalanan pulang ataupun pergi. Alasannya tentu saja karena saya harus melalui cukup banyak jalan raya yang amat brengsek. Beberapa sudah sempat saya tulis di Terminal Mojok. Tapi pekan lalu, ada satu lagi yang harus saya masukkan dalam daftar jalan raya paling brengsek. Ia adalah Jalan Raya Mojoagung Jombang.
Jalan Raya Mojoagung ini nggak begitu panjang, sekitar 3 kilometeran. Sebelumnya saya juga nggak membencinya, mengingat saya nggak pernah kena musibah di sana. Tapi gara-gara tiga kali berturut-turut belakangan kena musibah di sana, saya jadi merasa jalan raya ini nggak cocok untuk pengendara pemula. Harus banyak sabar dan punya banyak jam terbang kalau mau melewatinya.
Ini saya nggak melebih-lebihkan. Kalau Anda nggak percaya, silakan buktikan sendiri. Saya jamin Anda akan kaget, marah, dan maksimal kena mental merasakan kondisi jalanannya. Tapi sebelum Anda buktikan, berikut saya jelaskan titik-titik di mana kondisi Jalan Raya Mojoagung Jombang yang saya maksud.
Daftar Isi
Pertigaan Gajelas, persimpangan yang memang nggak jelas di Jalan Raya Mojoagung Jombang
Titik pertama ada di persimpangan bernama Pertigaan Gajelas. Iya, namanya memang begitu. Silakan cek di Google Maps kalau nggak percaya. Letak pertigaan tersebut berada di satu kilometer sebelum Alun-Alun Mojoagung, atau lebih tepatnya di Dusun Ngemplak bagian utara, Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.
Pertigaan Gajelas ini punya tiga traffic light, yakni jalan di bagian timur, selatan, dan barat. Dari ketiga jalan itu, jalur lalu lintasnya dua arah. Nah, kalau kita pikir dengan akal sehat, harusnya kan tiga traffic light itu lampu hijaunya menyala bergantian. Tapi sialnya, sejauh saya lewat situ, yang menyala secara bergantian cuma dua, di bagian timur-selatan, dan di bagian barat.
Jadi, bayangkan betapa nggak jelasnya pertigaan di Jalan Raya Mojoagung Jombang tersebut. Pengendara dari arah timur jelas kesulitan belok ke selatan, begitu pun pengendara dari arah selatan kesulitan kalau belok ke arah timur.
Kalau Anda pikir yang menjadi korban hanya pengendara dari arah timur dan selatan, Anda keliru. Kenapa? Karena pengendara dari arah barat itu cukup sering menerobos lampu merah. Kalau saya boleh menebak, mungkin itu karena mereka pikir nggak ada gunanya juga menaati traffic light di pertigaan Jalan Raya Mojoagung Jombang ini.
Tapi akibatnya juga nggak bisa dianggap remeh. Pengendara dari arah timur sangat mungkin mengalami kecelakaan, kalau mereka menyalip dari arah kanan, lalu di depannya ada mobil, bahkan truk.
Banyak pengendara brengsek di sekitar Alun-Alun Mojoagung
Titik menyebalkan kedua di Jalan Raya Mojoagung Jombang ada di sekitar Alun-Alun Mojoagung. Saya sebut “di sekitar” karena masalah lalu lintas yang dihadapi pengendara ada di dua sisi. Pertama di pertigaan bagian timur alun-alun. Kedua di bagian selatan atau di seberang alun-alun. Ya meskipun berbeda sisi, tapi masalah utamanya tetap satu: pengendara brengsek.
Jadi, pertigaan di bagian timur Alun-Alun Mojoagung ini adalah jalur pengendara dari arah utara yang mau ke timur, atau ke arah Mojokerto. Masalah yang terjadi di sana biasanya ketika pengendara dari arah utara bertemu dengan pengendara dari arah barat. Kok bisa? Karena di pertigaan itu jarang sekali ada pak ogahnya. Sudah begitu, karena aspalnya lebar dan mulus, di sana itu hampir selalu ada pengendara brengsek alias yang kebut-kebutan tanpa menoleh kanan-kiri.
Lalu di seberang Alun-Alun Mojoagung adalah masalah yang harus dihadapi pengendara dari arah timur. Di sana terdapat banyak sekali toko-toko, yang pembelinya memarkirkan kendaraan sembarangan di bahu jalan. Bahkan juga nggak jarang orang yang habis dari toko itu melaju ke arah timur alias melawan arah.
Kalau Anda lewat sana satu atau dua kali, mungkin nggak begitu masalah. Tapi kalau sudah berkali-kali, saya jamin keinginan untuk misuh-misuh pasti timbul di benak Anda.
Kalau Anda kagetan atau lagi kebelet berak, berhati-hatilah di Jembatan Gambiran 1
Titik brengsek terakhir di Jalan Raya Mojoagung Jombang ada di Jembatan Gambiran 1, atau 300 meteran setelah Alun-Alun Mojoagung Jombang ke arah barat. Di titik ini masalah yang Anda temui bukan lagi traffic light nggak jelas ataupun pengendara brengsek, melainkan aspal yang kelewat remuk. Dan sialnya, baik aspal jalan dari arah timur maupun barat, itu remuknya betul-betul merata.
Jadi kalau Anda adalah tipe pengendara yang kagetan, maka berhati-hatilah melewati jembatan tersebut. Atau kalau Anda lagi kebelet berak, saran saya pelan-pelan melewatinya. Sebab sangat mungkin berak Anda tiba-tiba keluar tanpa diduga-duga akibat lonjakan-lonjakan yang amat hebat. Dan kekagetan atau keluarnya berak itu kemungkinan semakin hebat ketika Anda melewatinya di malam hari. Kok bisa? Sebab di sana minim sekali lampu penerangannya.
Itulah tadi titik-titik di Jalan Raya Mojoagung Jombang yang nggak cocok untuk pengendara pemula. Ya meskipun titiknya cuma sedikit, tetapi tetap saja harus hati-hati melewatinya. Kalaupun Anda benar-benar mau melewatinya dan masih kali pertama, pastikan Anda jadi yang dibonceng, atau minimal berangkatlah sama teman yang pernah melewati Jalan Raya Mojoagung Jombang ini.
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.